Hasrat politik Pangkostrad tak terbendung
Merdeka.com - Hasrat politik Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Edy Rahmayadi tak terbendung lagi. Pandangannya kini mengarah pada pertarungan untuk memperebutkan kursi Gubernur Sumatera Utara. Dia semakin mantap melangkah menuju arena pertarungan dengan menanggalkan seragamnya sekaligus melepaskan jabatan strategisnya sebagai Pangkostrad.
Edy Rahmayadi sudah mengajukan pensiun dini sebagai Pangkostrad. Suratnya sudah disampaikan kepada Mabes TNI dan diperkuat dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982/XII/2017, tanggal 4 Desember 2017 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.
Keputusannya pamit dari dunia militer tak bisa ditawar meski Panglima TNI Marsekal Hadi menganulir surat keputusan rotasi perwira di institusi TNI. Tidak ada lagi tawar menawar.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa Panglima Kostrad yang digantikan Maruli Simanjuntak? Sebelumnya, Maruli menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana masa jabatan dari tahun 2020 hingga 2022 lalu. Namanya santer diisukan menjadi kandidat pengganti Jenderal Dudung Aburachman.
-
Bagaimana Andika Perkasa jadi Panglima TNI? Perjalanan karirnya mencapai puncak saat diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 2018, dan karier militernya mencapai puncak dengan penunjukan sebagai Panglima TNI pada tahun 2021.
-
Siapa yang memimpin sertijab Kombes Hengki Haryadi? Keempat pamen itu melaksanakan serah terima jabatan yang dipimpin oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto yang berlangsung di Lapangan Presisi Polda Metro, Jumat (29/12).
-
Mengapa Panglima TNI melakukan rotasi jabatan? “Dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier serta mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas TNI ke depan yang semakin kompleks dan dinamis,“ ujar Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Sus Aidil dalam keterangannya, Minggu (27/8).
-
Bagaimana proses pemilihan Panglima TNI? 'Nama nanti akan disampaikan Ibu Ketua DPR ya. Calon tunggal sesuai amanah UU,' imbuhnya.
"Yang perlu anda ketahui semua saya sudah final, sudah bulat hati saya untuk menjadi Gubernur Sumut di 2018 apabila dipilih oleh rakyat Sumatera Utara. Tolong disiarkan sampe ke kutub utara dan kutub selatan biar ga ada yang nanya-nanya lagi," katanya, Rabu (20/12).
Dia akan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut. Demi keinginannya bertarung di Pemilihan Gubernur Sumut, jenderal bintang tiga ini rela pensiun dini. Ini sebagai konsekuensi sekaligus syarat mutlak yang harus dipenuhi. Sebab, gubernur merupakan jabatan politik dan berdasarkan UU TNI, bagi prajurit yang akan menjabat jabatan politik harus menanggalkan dan meninggalkan keprajuritan.
"Saya mengajukan (pensiun dini) ini, mau maju di pilkada serentak 2018 yang sudah diatur KPU tanggal 8-10 Januari adalah waktu pendaftaran. Saya akan daftar," paparnya.
Tidak ada yang bisa menghalangi langkahnya terjun ke dunia politik. Termasuk Panglima TNI. Sebab, Panglima TNI tidak dalam posisi mengizinkan prajurit untuk mundur dari dunia militer dan merestui ikut kontestasi Pilkada.
"Pensiun dini itu berjalan dengan sendirinya. Itu adalah hak prerogatif saya. Saya tak akan ngomong begini kalau saya belum izin Panglima TNI baik lisan maupun tulisan," tegasnya.
Keputusannya mundur dari TNI dan maju sebagai calon gubernur bukan tanpa perhitungan. Dia mengaku sudah mengantongi dukungan politik dari partai. Antara lain Gerindra, Hanura, PKS dan PAN. Bahkan, nama calon pendampingnya sebagai wakil gubernur sudah disebut. Yakni Musa Rajekshah. Dukungan politik yang paling jelas datang dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Setelah memilih dari sekian nama, Pak Prabowo sudah menetapkan mengusung Edy Rahmayadi sebagai calon gubernur di Pilgub Sumut 2018," Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, pada Rakorda Sumut di Tiara Convention, Medan, Sabtu (18/11).
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tak banyak berkomentar soal hasrat politik prajuritnya. Dia hanya mengatakan bahwa itu adalah hak anak buahnya untuk maju dalam Pilkada 2018. Panglima TNI juga tak bisa melarang keputusan yang sudah diambil.
"Ya haknya, ya haknya Pangkostrad (Letjen Edy Rahmayadi), ya karena hak memilih, hak yang sama dengan masyarakat," katanya usai mengikuti upacara apel persiapan Operasi Lilin 2017 di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).
Di sisi lain, Panglima TNI Marsekal Hadi berpesan pada semua prajuritnya agar tidak terseret arus politik praktis. Jelang tahun politik, mantan Kasau ini mengingatkan prajuritnya untuk menjaga netralitas dan tak tergoda berpolitik. Dia berharap seluruh prajurit mempertahankan profesionalitas.
"Selanjutnya dalam waktu dekat kita menghadapi pesta demokrasi, Saya perintahkan kepada seluruh prajurit marinir untuk menjaga netralitas, dan tidak menyeret nyeret ke dalam politik praktis," imbuh Hadi di lapangan apel Kesatriaan Marinir Hartono Bhumi, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (21/12).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siapa sangka, sosoknya pun berhasil menapaki karier militer hingga jenderal bintang tiga dan kini bakal melenggang jadi kepala daerah.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi juru gedor Timnas AMIN, Edy Rahmayadi diketahui bukan orang baru di kancah politik nasional.
Baca SelengkapnyaKadispenad mematikan status Teddy tetap sebagai anggota TNI, walaupun sekarang masuk jabatan pemerintahan.
Baca SelengkapnyaMomen pria jalan santai di markas Kostrad dan disapa oleh warga sekitar. Ternyata sosoknya bukan orang sembarang. Siapakah dia?
Baca SelengkapnyaMayor Teddy masih bisa aktif di TNI meski menjabat sebagai Seskab di kabinet.
Baca SelengkapnyaJejak seorang perwira TNI berhasil dilanjutkan oleh anak ketiga mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi setelah berhasil dilantik menjadi seorang perwira TNI AD.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Jenderal BIntang 3 mantan Pangkostrad adu kuat dengan anaknya.
Baca SelengkapnyaTampil gagah menggunakan seragam PDU I lengkap, kedatangan SBY disambut oleh pensiunan jenderal berdarah Kopassus.
Baca SelengkapnyaKesamaan visi itu didapatkan setelah Edy melakukan pembicaraan dengan Hasto selama dua jam.
Baca SelengkapnyaBerkeliling, pensiunan jenderal bintang tiga TNI ini berkendara sendiri dengan sepeda motor.
Baca SelengkapnyaTeddy tanpa harus pensiun dari TNI karena bukan setingkat Menteri
Baca SelengkapnyaSeorang presiden terpilih selain sebagai kepala negara dan pemerintahan, juga memiliki jabatan sebagai Panglima Tertinggi.
Baca Selengkapnya