Hasto bandingkan Ma'ruf Amin dengan Sandiaga: OK OCE berhasilnya di mana?
Merdeka.com - Banyak pihak menilai sosok Ma'ruf Amin yang dipilih Jokowi untuk menjadi cawapres tak memiliki kemampuan mumpuni dalam bidang ekonomi. Banyak pula yang membandingkan Ma'ruf dengan pesaingnya Sandiaga Uno yang berlatar belakang pengusaha. Namun kubu koalisi Jokowi-Ma'ruf cukup percaya diri dan menyatakan bahwa kemampuan Ma'ruf di bidang ekonomi jauh lebih unggul dibandingkan Sandiaga.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyatakan Ma'ruf memiliki pengalaman yang cukup luas di bidang politik maupun ekonomi. Ma'ruf pernah menjadi anggota DPR dan menjabat Ketua Komisi VI. Sementara, kata Hasto, rivalnya yaitu Prabowo-Sandi belum pernah duduk di kursi legislatif.
"Kiai Ma'ruf sudah menjadi anggota DPR, Ketua Komisi VI. Artinya memimpin kebijakan industri, BUMN, perdagangan, sehingga itulah sesuatu yang belum dilihat dengan baik tentang KH Ma'ruf. Beliau sangat memahami aspek-aspek ekonomi," jelasnya di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8).
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa nama kecil Ma'ruf Amin? Dikutip dari Liputan6, ternyata Ma'ruf Amin memiliki nama kecil yang sudah dipersiapkan oleh sang ayah itu. Nama tersebut ialah 'Al-Karkhi' yang terinspirasi dari tokoh Sufi terkemuka asal Persia, Abu Mahfudz Ma'ruf bin Firus al-Karkhi.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa Budi Arie menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun.'Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63,' kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
Hasto membandingkan dengan Sandiaga yang berlatar belakang ekonomi korporasi. Dan menurutnya, Sandi tak paham tentang keumatan.
"Kalau Sandi ekonomi korporasi. Pat gulipatnya dia tahu lah, gimana kekayaannya bisa naik secara drastis, dia tahu. Tetapi bagaimana tentang keumatan, tentang keadilan, itu Ma'ruf jauh lebih unggul daripada Sandi," jelasnya.
Selain itu menurutnya Ma'ruf sangat paham dengan berbagai program keumatan dan merupakan sosok yang diterima secara luas oleh berbagai kalangan. Tampilan sederhana Ketua Umum MUI itu juga dinilai dapat menjadi nilai plus.
"Dengan tampilan sederhana, yang lebih mementingkan kepentingan bersama daripada pribadi, ini kan yang menjadi diferensiasi dari Ma'ruf. Beliau sebagai pengayom yang baik, yang di sana (Prabowo-Sandi) unsur-unsur kapital sebagai dominan, ini unsur-unsur keumatan, keadilan sosial, sebagai hal yang dominan. Jadi sangat beda di dalam garis politik ekonominya, sangat berbeda," sebutnya.
"Yang di sana pernah gagal mengelola politik perusahaan, yang ini berhasil dalam mengelola politik negara," sambung Hasto.
Sandi berencana akan membuat program OK OCE di DKI Jakarta akan menjadi program nasional jika terpilih sebagai wapres dan akan menjadi bahan kampanye pasangan Prabowo-Sandi. Hasto pun mempertanyakan keberhasilan program Pemprov DKI Jakarta tersebut.
"OK OCE-nya berhasilnya di mana? Mari bisa kita lihat bersama-sama," pungkas Hasto.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Hasto, capres Prabowo Subianto berbeda dengan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaFahri pun menyamakan Prabowo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi
Baca SelengkapnyaUsai menjelaskan soal proses pemilihan cawapres Ganjar Pranowo, Sandiaga menyanyikan lagu Dewa berjudul hadapi dengan senyuman.
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca SelengkapnyaUjang menyarankan Partai Golkar untuk mengusung pria akrab disapa Kang Emil itu di Pilkada Jabar karena peluang menangnya lebih besar daripada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSMRC menyebut kesukaan publik terhadap bakal calon wakil presiden Mahfud Md lebih tinggi ketimbang Gibran dan Cak Imin.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaKeputusan Sandiaga menjadi pendamping Ganjar tetap berada di tangan Megawati.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyindir rekayasa hukum di MK dan sisi gelap kekuasaan.
Baca SelengkapnyaPDIP mengungkapkan, tiga nama tokoh yang dibidik menjadi calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaMantan Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa pengaruh Joko Widodo (Jokowi) tidak sebesar ketika masih menjadi Presiden.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran menilai tidak perlu ada evaluasi lagi untuk menghadapi debat berikutnya.
Baca Selengkapnya