Hasto soal kader PDIP yang tolak Ahok: Ekspresi itu sah
Merdeka.com - Beredar video di jejaring sosial di mana kader PDIP DKI Jakarta menolak gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju dalam pilkada 2017. Menanggapi hal tersebut, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan hal tersebut adalah wajar.
"Ya ini kan sebuah ekspresi. Itulah bedanya PDI Perjuangan dengan yang lain, karena kami itu partai rakyat, partai wong cilik," ujarnya di Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (18/8).
Penolakan itu, kata Hasto, sebagai bentuk ekspresi. Namun, disampaikan sesuai dengan tradisi budaya orang timur.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Apa keputusan politik yang akan diambil oleh PDIP? Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengatakan, partainya siap berada di dalam pemerintahan ataupun mengambil jarak dengan pemerintah sebagai oposisi.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
"Ekspresi itu sah. Dan kami mengimbau jika ekspresi itu disampaikan sesuai dengan tradisi kita yang berbudaya. Dan kita juga harus menghormati Pak Ahok sebagai pemimpin, gubernur, sehingga ekspresi itu harus disampaikan sesuai adat istiadat kita sebagai orang timur," imbuh Hasto.
Dalam hal ini, Hasto mencontohkan ketika pihaknya terpecah saat pemilihan gubernur DKI Jakarta antara Jokowi dan Fauzi Wibowo
"Pilkada DKI lalu ada yang memberikan pada Pak Foke ada yang memberikan dukungan pada Jokowi," ujarnya.
Namun, lanjutnya, seluruh kader akan sepakat dan tunduk apabila keputusan telah diambil oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Namun ketika keputusan diambil, semua satu tekad untuk menjaga marwah pemilu dengan bekerja keras mendapat dukungan rakyat. Keputusan sudah diambil menjadi sebuah keharusan untuk mematuhinya," pungkasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP menghargai setiap keputusan pimpinan partai politik (parpol) dalam memilih mitra koalisi
Baca SelengkapnyaHasto memastikan tidak akan mempengaruhi soliditas partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Baca SelengkapnyaTidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku enggan mencampuri kedaulatan partai politik lain termasuk PSI yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, sebagai kader punya tanggung jawab dalam menjaga kemurnian suara rakyat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca Selengkapnya'Anak Abah' merupakan istilah pendukung Anies Baswedan saat Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP menyerap suara arus bawah mengenai sikap yang harus diambil oleh partai.
Baca SelengkapnyaStabilitas pemerintahan menjadi pertimbangan utama, yang membuat keputusan itu tidak diambil.
Baca Selengkapnya"Mereka menyatakan bahwa merah adalah merah sebagai bentuk loyalitas, sehingga tidak ada suatu perpindahan," ungkap Hasto.
Baca SelengkapnyaDukungan gerakan rakyat akan memperbesar peluang Ganjar menang.
Baca SelengkapnyaMegawati memiliki hak prerogatif untuk menentukan arah politik PDIP ke depan.
Baca Selengkapnya