Hitung cepat menangkan Joko Sutopo-Edi Santoso di Pilkada Wonogiri
Merdeka.com - Lembaga survei Pandawa Reserch menyatakan bahwa pilkada Wonogiri dimenangkan oleh Joko Sutopo-Edi Santoso. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count), pasangan nomor urut dua yang diusung oleh PDIP, Partai Golkar dan Nasdem itu memperoleh 53,79 persen suara.
Kemudian rivalnya pasangan nomor urut satu, Hamid Noor Yasin-Wawan Setia Nugraha, yang diusung PKS, Partai Gerindra dan PAN memperoleh suara sebesar 46,21 persen.
"Hasil kemenangan itu setelah kami beberapa kali melakukan survei hingga hasil quick count sekitar pukul 15.15 WIB sore tadi. Hasil ini bukan merupakan hasil resmi dari penyelenggara pilkada," tegas Direktur Pandawa Research Eka Kusmayadi dalam jumpa persnya di Hotel Ciputra, Kawasan Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah Rabu (9/12).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Hasil quick count ini, menurut Eka Kusmayadi diperoleh dari data yang masuk sebanyak 100 persen dari sampel 280 TPS dengan partisipasi pemilih sebanyak 66,51 persen.
"Dari lima dapil (daerah pemilihan) yang ada, pasangan Joko Sutopo dan Edy Santoso unggul di empat dapil. Joko Sutopo dan Edy Santoso kalah dari pasangan dengan perolehan suara 48,23 persen. Kemudian pasangan Hamid Noor Yasin dan Wawan Setya Nugraha dengan perolehan suara 51,77 persen di Dapil 1 di terdiri dari wilayah Eromoko, Manyaran, Selogiri, Wonogiri dan Wuryantoro," jelasnya.
Kemudian di Dapil 2 yang terdiri dari Kecamatan Girimarto, Jatipurno, Ngadirejo, Nguntoronadi dan Sidoharjo pasangan Hamid Noor Yasin-Wawan Setya Nugraha memperoleh 43,11 persen suara, Joko Sutopo dan Edi Santoso 56,89 persen suara.
Di Dapil 3 yaitu di Kecamatan Bulukerto, Kismantoro, Puhpelem, Purwantoro dan Slogohimo pasangan Hamid Noor Yasin-Wawan Setyanugraha memperoleh 40,49 persen suara dan pasangan Joko Sutopo memperoleh 59, 51 persen suara.
Di Dapil 4 yaitu di Kecamatan Batuwarno, Jatiroto, Jatisrono, Karang Tengah dan Tirtomoyo, Hamid Noor Yasin- Wawan Setya Nugraha memperoleh 45,30 persen dan Joko Sutopo-Edy Santoso memperoleh 54,70 persen.
Kemudian di dapil terakhir yaitu Dapil 5 di Kecamatan Baturetno, Giritontro, Giriwoyo, Paranggupito dan Pracimantoro pasangan Hamid Noor Yasin- Wawan Setya Nugraha memperoleh 48,92 persen dan Joko Sutopo-Edy Santoso memperoleh 51,08 persen.
Eko Kusmayadi mengungkapkan alasan kenapa pasangan nomor urut dua Joko Sutopo dan Edy Santoso menang dan terpilih sebagai Bupati Wonogiri di Pilkada kali ini.
"Kenapa bisa jadi Bupati? Jekek preman bukan sembarang preman. Beliau ada semacam penilaian positif dari publik di Kabupaten Wonogiri. Di antaranya, Mas Jekek bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Wonogiri," tuturnya.
Selain itu, menurut Eka Kusmayadi Jekek dinilai dekat dengan masyarakat kabupaten Wonogiri. "Pembeda, figur yang merakyat yang mana? Pemilih lebih mengharapkan pemimpinnya dekat dengan rakyat. Maka, dengan figur Mas Jekek lebih dekat rakyat, sering turun ke lapangan dan lain-lainnya menjadikan Mas Jekek unggul," ujarnya.
Selain itu, ada faktor kinerja tim sukses dan relawan PDI P yang menjadikan Mas Jekek bisa menang di Pilkada Wonogiri.
"Kedua faktor motor tim. Kerja keras mesin partai (PDIP, Golkar, Nasdem). Bisa maksimalkan adalah PDIP dan tim sukses dan relawan. Hamid belum dikatakan buruk. Dengan angka 46. Hanya belum lampaui Jekek," ujarnya.
Eka Kusmayadi menambahkan, Golkar yang notabene sebagai partai pendukung Jekek selain PDI P dan Nasdem dinilai juga memiliki peran kemenangan pasangan Joko Sutopo-Edy Santoso. Hanya saja, bagaimanapun juga Wonogiri dari dulu sampai saat ini masih merupakan basis kader dan pemilih bagi PDIP.
"Kerja masing-masing tim luar biasa. Dari sisi atribut tidak kayak dulu. PDIP yang menjadi motor utama penggerak kemenangan. PDIP besar di Wonogiri. Kami tidak menghilangkan kontribusi Golkar. Persaingan seketat ini akan sangat berarti tim darimana pun. Persaingan ketat 1000 atau 2000 orang digarap oleh setiap orang relawan relatif signifikan orangnya. Persaingan dua kandidat ketat selisih 3 persen. 3-4 kali survey persaingan terjadi hari ini. Memang agak relatif ketat. Selisih 6 persenan hari ini," pungkasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pecinta Jokowi di NTT melihat bahwa penerus program kerja Jokowi itu ada pada pasangan Prabowo - Gibran.
Baca Selengkapnya"Bisa dideklarasikan secara statistik paslon 02 akan menag satu putaran versi quick count," kata Yunarto
Baca SelengkapnyaKemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaHasil quick count Pilkada DKI 2017 menggambarkan pergeseran dukungan pemilih sehingga memunculkan hasil yang tidak terduga.
Baca SelengkapnyaPaslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran unggul sementara
Baca SelengkapnyaPantai pemenang pemilu 2019 adalah PDIP. PDIP berhasil meraih posisi pemenang dengan jumlah kursi terbanyak di parlemen.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan, Anies-Muhaimin unggul dengan memperoleh 43,41 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di Provinsi Bali dengan perolehan 1.454.640 suara.
Baca SelengkapnyaHasil quick count lembaga survei KedaiKOPI pasangan capres dan cawapres Prabowo dan Gibran unggul dari lawannya di Bali.
Baca SelengkapnyaDi TPS PJ Gubernur Jateng, daftar pemilih tetap (DPT) ada 238, Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) ada 8.
Baca SelengkapnyaHasil hitung cepat Indikator Politik di DKI Jakarta dari 30,04 persen suara masuk menunjukkan pasangan Anis-Muhaimin unggul
Baca SelengkapnyaHasil quick count Litbang Kompas suara masuk 53,50% menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan 59,78 persen suara
Baca Selengkapnya