Iklan parpol tak signifikan pengaruhi pemilih
Merdeka.com - Perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 telah dilangsungkan 9 April 2014, kemarin. Walaupun hasil resmi perhitungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum diketahui, namun aktivitas hitung cepat yang diadakan oleh lembaga-lembaga survei membuat publik bisa mengira-ngira berapa perolehan suara atau kursi yang diraih oleh masing-masing parpol.
Hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei menunjukkan PDIP menjadi yang pertama, dengan perolehan suara berkisar 18%-19%, disusul Golkar 14%-15%, Gerindra 11%-12%, Demokrat 9%-10%, PKB 9%-10%, PAN 7%-8%, Nasdem 6%-7%, PPP 6%-7%, PKS 6%-7%, Hanura 5%-6%, PBB 1%-2%, dan PKPI 0,5%-1%.
Menariknya, apakah perolehan tersebut berbanding lurus dengan aktivitas parpol saat beriklan di televisi? Apakah benar ketidakberhasilan PDIP meraih suara lebih dari 25% karena keterlambatan mereka melakukan ekspos sosok Jokowi dalam iklan teve-nya? Apa yang kami paparkan, mungkin bisa membantu memahaminya.
-
Apa itu persentase? Persen atau persentase adalah sebuah cara untuk menyatakan perbandingan antara sebagian dan keseluruhan dalam bilangan per seratus.
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Apa arti dari '70 persen' dalam konteks ini? Menghitung 70 Persen dari 3 Juta Sebelumnya Anda harus ketahui dulu, sen berarti 100, sedangkan persen berarti perseratus. Misalnya, 70 persen sama dengan 70/100, biasanya Anda akan menjumpai dengan tulisan 70%. Ada pula 100 persen atau 100/100, nah kalau yang ini nilainya sama dengan 1.
Sigi Kaca Pariwara, sebuah perusahaan data mining yang mengelola brand Adstensity.com, telah melakukan monitoring dan riset terhadap kemunculan iklan tayangan TV (television commercial/TVC) dalam jenis iklan kampanye politik, selama periode kampanye terbuka yakni; mulai 16 Maret 2014 pukul 00 WIB sampai dengan 5 April 2014 pukul 24.00 WIB.
Sigi menghitung frekuensi tayang setiap iklan dan mengkombinasikannya dengan harga komersial tayangan iklan per-stasiun TV berdasarkan data published rate yang tertera berikut open discount yang disertakan masing-masing Stasiun TV. Ada 10 stasiun TV yang kami monitor selama 24 jam sehari.
Hasilnya, selama periode masa kampanye terbuka tersebut ada 107 variasi tema TVC kampanye yang dilansir oleh 12 parpol peserta pemilu. Partai Gerindra menjadi partai yang paling banyak membuat variasi iklan TVC, dengan 19 tema TVC, disusul Demokrat dengan 14 tema TVC dan kemudian Golkar dengan 13 tema TVC. Sementara PBB menjadi parpol yang paling sedikit membuat variasi tema, hanya 1 tema TVC.
Sementara itu , dari jumlah frekuensi tayang, iklan-iklan kampanye milik Partai Hanura menjadi yang paling aktif, dengan total jumlah tayangan iklan mencapai 2.489 kali tayang. Sementara PBB menjadi partai yang paling sedikit beriklan di televisi. Tercatat hanya 5 kali TVC PBB tayang di televisi. Berikut
Banyaknya tayangan iklan-iklan kampanye parpol di televisi ini, berbanding lurus dengan besar dana yang dikeluarkan untuk mengongkosi iklan-iklan tersebut. Namun perhitungan tidak memasukkan unsur non-teknis.
"Di sini, kami mengabaikan adanya afiliasi beberapa parpol terhadap beberapa stasiun televisi," kata Direktur Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro dalam rilis yang diterima merdeka.com, Jumat (11/4).
Hasilnya, valuasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan iklan-iklan tersebut per-parpol; Hanura menjadi partai yang paling royal membelanjakan uang, senilai total Rp 70,501,000,000.00. Sementara partai yang paling irit mengeluarkan uang adalah PBB dengan pengeluaran hanya Rp 400,000,000.
Yang menarik, tiga parpol yang secara kasat mata aktif mengeluarkan iklan 'berbau' politik jauh-jauh hari, yakni Golkar dan Gerindra, nampaknya tidak terlalu ngotot untuk membanjiri masa kampanye terbuka dengan tayangan iklan kampanye. Total pengeluaran mereka hanya; Golkar sebanyak Rp 39,884,500,000.00 dan Gerindra sebanyak Rp 26,490,900,000.00.
Tak urung, masa kampanye terbuka kemarin juga memberi penghasilan lumayan bagi para stasiun TV. "Jika semua belanja iklan dikalkulasi, total ada sekitar Rp 340 miliar lebih yang dibelanjakan parpol untuk industri televisi. Itu belum termasuk nilai produksi dari pembuatan iklan masing-masing," ujar Sapto.
Sosok Jokowi dan Kampanye Hitam
Namun, dalam masa kampanye terbuka kemarin juga ada kejadian menarik. Muncul sebuah tayangan iklan dengan tema ‘Menagih Janji Jokowi untuk Tetap Memimpin Jakarta 5 Tahun.’ Menariknya, siapa pemasang iklan ini tak pernah diketahui. Karena isinya, iklan ini sempat dikritisi publik sebagai bentuk iklan ini dalam catatan kami, sempat muncul di 3 stasiun TV yakni RCTI (31 kali tayang), MNC TV (21 kali tayang) dan Metro TV (3 kali tayang). Iklan ini muncul perdana pada tanggal 22 Maret 2014 dan terakhir Jokowi yang menjadi sasaran dalam kampanye tersebut adalah calon presiden dari PDIP.
Menariknya, meski telah ditasbihkan sebagai capres, PDIP tidak sedari awal mengusung sosok Jokowi dalam materi iklan kampanyenya. Justru yang dimunculkan PDIP di awal masa kampanye adalah tema 'Indonesia Sosok Jokowi dalam iklan kampanye PDIP baru dimunculkan pada 2 hari terakhir menjelang penutupan masa kampanye terbuka, yakni tanggal 3 Maret 2014. Ada 3 tema yang dilansir PDIP yakni; Mandat Megawati, Jokowi Maju - Indonesia Hebat, Membangun Indonesia Hebat. Ketiganya hanya tayang 178 kali.
"Ini hanya 13,6% dari seluruh tayangan iklan PDIP di televisi pada masa kampanye lalu," tutup Sapto.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PSI hanya menarik 3 persen dari pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi.
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaDebat capres ketiga tersebut mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Baca SelengkapnyaNamun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini
Baca SelengkapnyaBelum tentu adanya korelasi kepuasan Jokowi dengan elektabilitas Gibran.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin Muhtadi menilai efek bansos tidak signifikan pada Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaMenurut laporan, Ganjar-Mahfud menghabiskan dana kampanye Rp506 miliar, tepatnya Rp506.892.847.566.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaResponden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies-Cak Imin hanya 16,5 persen. Ganjar-RK 35,4 persen dan Prabowo-ET 31,7 persen.
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca Selengkapnya