Ikut Pilgub Jabar, Iwa Karniwa ungkap optimisme kalahkan Kang Emil
Merdeka.com - Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mendatangi Kantor Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Jumat (7/7). Iwa hendak mendaftar sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat 2018 melalui penjaringan yang dilakukan oleh PDIP.
Iwa mengatakan, niat maju Pilgub atas desakan dari masyarakat Jawa Barat.
"Yang pertama kenapa saya maju di Pilgub Jawa Barat, pertama mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Jawa Barat, sebagai mana hampir 150 orang hadir tokoh-tokoh di sini," kata Iwa di kantor DPP PDI P, Jl Pangerang Diponegoro, Menteng, Jum'at (7/7).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Dimana Ridwan Kamil unggul dalam survei? 'Di sana approval ratingnya sangat spektakuler, di Jawa Barat itu. Elektabilitasnya paling tinggi dibandingkan dengan jauh dari kader yang lain,' ungkap Doli.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang menang pemilihan di Dapil Jawa Barat VII? Sebagaimana diketahui, Verrell resmi dinyatakan lolos ke Senayan menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat VII. Ia mengalahkan sejumlah nama yang juga diusung PAN.
-
Kenapa Kaesang unggul dalam Pilkada Jateng? 'Mengapa Kaesang Pangarep unggul? Selain karena popularitasnya paling tinggi juga karena ada pengaruh Jokowi, di situ orang yang puas kepada presiden cenderung mendukung Kaesang,' kata Djayadi, dalam paparannya secara daring.
Iwa terkejut dengan adanya hasil survei yang membuktikan dirinya sudah menaiki peringkat empat dari daftar cagub yang santer di masyarakat pada 4 Juni 2017 kemarin.
"Alhamdulillah hasil survei yang dilakukan oleh direktur program pascasarjana UIN, di luar dugaan, padahal saya fokus sebagai Sekda dan kita tidak jarang untuk komunikasi masalah itu, sampai 4 Juni kemarin sudah masuk ke empat besar," jelas Iwa.
Dengan adanya hasil survei itu, Iwa optimis, bisa melawan tandingannya pada urutan di atasnya seperti Ridwan Kamil bahkan Deddy Mizwar.
"Dan ada kecenderungan naik terus, yang kedua adalah kita sudah 32 tahun, bekerja sebagai PNS sejak 1985, sampai dengan sekarang ini," kata Iwa.
Iwa juga menyebutkan, jika ia maju atas dukungan dari keluarga, dan seluruh komunitas yang ada, sehingga Iwa mantap ingin bertarung di Pilgub Jabar 2018. Iwa berharap penuh mendapat dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Iwa mendatangi kantor DPP PDIP diantarkan oleh pendukungnya berbagai kalangan. Di antaranya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Pengurus inti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat, pengurus inti HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia).
Pengurus inti Paguyuban Pasundan, pengurus inti Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP),pengurus inti PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), perwakilan BEM (Badan Eksekutif Masyarakat) se-Jawa Barat dan sejumlah tokoh kelompok profesi lainnya, yang berjumlah sekitar kurang lebih 150 orang dengan menggunakan empat bus ikut meramaikan pendaftaran Iwa ke kantor PDIP.
Iwa mengakui bahwa dirinya belum pernah berkecimpung di dunia politik. Akan tetapi, dia menegaskan, sudah syarat pengalam di dunia birokrasi.
"Sebagai birokrat saya belum pernah di politik tapi pernah di calonkan di Cimahi, dulu ya, pernah di Cimahi dan akhirnya saya tetap di birokrasi ditarik Pak Gubernur Pak Danny dan langsung berkiprah di Badan Penanaman Modal dan saya sekarang paham betul apa pentingnya untuk ekonomi ke depan," kata Iwa.
Iwa mengatakan, jika dirinya telah lama menjadi pegawai Birokrasi sehingga ia mengetahui data-data yang ada di Jawa Barat apa yang harus dibenahi.
"Berdasarkan data empiris, APBN dan APBD digelontorkan ke Jawa Barat itu kontribusi untuk bagaimana untuk mempercepat jatah masyarakat itu 14 persen. Sehingga 86 persen itu dari sektor swasta termasuk juga sektor pengeluaran masyarakat," kata Iwa.
Iwa menuturkan, dengan adanya hasil data itu, harus adanya dua perubahan yang harus ia kerjakan. Karena itu, dia ingin bertarung memperebutkan kursi penguasa di Jawa Barat.
"Sehingga harus ada dua perubahan yang radikal yang di kita, yang pertama di kita adalah bagaimana para birokrat kita yang biasa dilayani jadi melayani," kata Iwa.
"Kedua adalah infrastruktur, infrastruktur inilah yang akan kita dorong, ada 14 jalan tol yang akan kita selesaikan, dan sekarang kita sudah dapat jawaban, kenapa proyek-proyek besar di Jawa Barat itu lambat, bahkan ada yang makrak," ucap Iwa.
Iwa mengatakan, dengan adanya itu diperlukan birokrat atau pemimpin yang relatif bersih.
"Yang akan kita coba dan ada beberapa yang harus kita selesaikan termasuk juga Bandara Kertajati yang lebih besar dari Soekarno-Hatta," kata Iwa.
Terakhir, Iwa mengatakan, jika tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBD yang sifatnya relatif terbatas. Karena itu kedepan arahnya lebih kepada bisnis to bisnis.
"Bisnis to bisnis syaratnya adalah trans, nah inilah yang sedang kita bangun, kepercayaan dari dunia internasional," kata Iwa.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku bersyukur dirinya disebut memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Baca SelengkapnyaLitbang Kompas merilis hasil survei terbaru untuk calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2024.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengklaim kalau warga Betawi sudah jatuh hati pada pasangan Ridho.
Baca SelengkapnyaRasa optimis RK itu disampaikan dalam sebuah diskusi yang dihadiri bersama para anak muda di M Blok Space, Jakarta Selatan, pada (20/8).
Baca SelengkapnyaPartai Golkar akan memperhitungkan matang-matang untuk memajukan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSebab, Jakarta dan Jawa Tengah merupakan wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaSurvei SMRC menunjukkan elektabilitas Ridwan Kamil jauh meninggalkan tokoh-tokoh lain seperti Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar dan Dede Yusuf.
Baca SelengkapnyaPemilih partai politik pengusung Khofifah-Emil dinilai sangat solid.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil tak mau menanggapi hasil survei berlebihan karena menurutnya angka dalam survei selalu bergerak, bisa naik dan turun.
Baca SelengkapnyaPada simulasi tunggal, Khofifah juga unggul telak jauh di atas para rival kandidat Gubernur Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaPutri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri ini pun tak menampik.
Baca Selengkapnya