Ikuti Jejak Jokowi, Bobby Nasution Jadi Kader PDIP
Merdeka.com - Menantu Presiden Jokowi, Bobby Afif Nasution, membuat langkah politik menjelang Pilkada Kota Medan 2020. Dia resmi menjadi kader PDIP.
Bobby mengaku menjadi kader PDIP mengikuti jejak mertuanya. "Keluarga saya, terutama mertua saya di PDIP, saya ingin meniru orangtua saya," kata Bobby di kantor DPW PDIP Sumut, Jalan Jamin Ginting, Medan, Kamis (12/3) sore.
Kedatangan Bobby ke kantor DPW PDIP Sumut diterima langsung sejumlah pengurus, termasuk Ketua DPW PDIP Sumut Japorman Saragih. Mereka sempat menggelar pertemuan tertutup.
-
Siapa yang diundang Bobby Nasution? Influencer dan konten kreator Kota Medan ramai-ramai datang ke rumah dinas Wali Kota Medan, Kamis (6/7) malam.
-
Kapan Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu menikah? Enam Tahun Berumah Tangga Pasangan yang telah menjalani rumah tangga selama enam tahun selalu terlihat serasi dalam setiap kesempatan.
-
Kenapa Bobby Nasution mengundang influencer ke rumahnya? Kedatangan mereka karena diundang langsung Wali Kota Medan Bobby Nasution, untuk berdiskusi terkait dengan program pembangunan Kota Medan.
-
Kenapa Bobby Nasution mengajak TNI AD? Bobby mengajak TNI AD untuk membantu normalisasi sungai Deli sepanjang 30 km.
-
Apa yang selalu dilakukan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution? Hadiri Acara Bersama Menghadiri acara resmi bersama, interaksi manis antara Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution sering terabadikan oleh kamera.
-
Bagaimana Bobby Nasution menanggapi keseriusan Kaesang di Pilkada Depok? Soal keseriusan Kaesang maju di Pilkada Depok, Bobby menyarankan untuk menanyakan langsung kepada adik iparnya itu.
Setelah pertemuan sekitar satu jam itu, Bobby Nasution mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran menjadi kader PDIP Sumut. Selanjutnya Japorman Saragih memakaikannya jaket merah kebanggaan PDIP.
Bobby menyatakan dia sengaja datang untuk bersilaturahmi dan mendaftar menjadi kader PDIP. Suami Kahiyang Ayu ini mengaku ingin mengikuti jejak mertuanya.
"Tentunya dari saya mendaftar adalah sinyal saya untuk maju berlabuh di PDIP. Saya sebagai seorang anak juga pasti ingin mengikuti jejak orangtuanya," sebut Bobby.
Meskipun menjadi kader PDIP, Bobby tetap berharap mendapat dukungan partai lain. Dia mengaku tidak takut partai lain akan cemburu dan kecewa dengan langkahnya.
"Saya rasa semangat saat ini adalah membangun Medan lebih baik. Saya rasa kecemburuan itu bisa dilebur dengan kolaborasi membangun Medan bersama-sama," ucapnya.
Bobby Pusing Belum Dapat Pendamping
Bobby menyatakan, belum merekomendasikan figur manapun untuk menjadi calon wakilnya. Hal itu baru dilakukan setelah dia mendapatkan dukungan resmi.
Bobby bahkan mengaku pusing memikirkan soal calon wakilnya. "Sampai detik ini rekomendasi saya belum keluar. Agak pusing juga mikiri wakilnya. Punya (rekomendasi) saya saja belum keluar," sebut Bobby.
"Mohon doanya, supaya keluar rekomendasinya, supaya saya bisa sebutkan siapa wakilnya," lanjut dia.
Bobby menyatakan sudah berkomunikasi dengan sejumlah pihak terkait calon wakilnya. Komunikasi dijalin dengan pihak-pihak yang ingin maju maupun senior-senior parpol.
Sebelumnya, Bobby telah dipanggil DPP PDIP. Dia membantah dalam pertemuan itu pengurus pusat mewajibkannya menjadi kader partai yang dinakhodai Megawati Soekarnoputri.
"Tidak ada pengharusan jadi kader manapun. Ini adalah saya sebagai seorang anak, saya ingin mengikuti jejak orangtua saya. Tidak karena wajib mendaftar ke PDIP," sebut Bobby.
Ditanya soal kunjungannya ke DPP PDIP, Bobby mengaku dipanggil bersama Akhyar Nasution, kader PDIP dan Plt Wali Kota Medan yang berpeluang paling kuat jadi rival Bobby dalam Pilkada Kota Medan.
"Bukan saya sendiri, ada juga bersama juga Uda (Paman dalam tutur Mandailing) Akhyar. Bersama dengan teman-teman DPD, dan semua dengar tidak ada penekanan kepada saya supaya saya mendaftar ke PDIP," tegasnya.
Sudah Jadi Kader PDIP
Ketua DPW PDIP Sumut Japorman Saragih menyatakan Bobby sudah resmi menjadi kader PDIP.
"Ketika dia sudah mendaftar, berarti dia sudah kader. Secara teknis sudah kita lakukan, secara formal kita akan berikan KTA," sebutnya.
Namun Japorman belum bisa menjamin Bobby yang akan didukung PDIP pada Pilkada Kota Medan. Alasannya, ada dua kader yang berpeluang.
"Apa pun, wajib hukumnya PDIP mendukung kader. Persoalannya sekarang ini berpulang muaranya ke DPP. Ada dua yang kita calonkan. Ada Pak Akhyar ada Mas Bobby," papar Japorman.
Japorman mengakui, Bobby dan Akhyar itu sudah dipanggil DPP PDIP. Keduanya memiliki peluang sama.
"Jadi semua tahapan sudah dilalui, begitu juga dengan Pak Akhyar. Dan sekarang finalnya ada di DPP. Kita hanya berdoalah. Soal wakil tadi, sudah disampaikan Mas Bobby. Masih entah di mana," sebutnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bobby Nasution sebelumnya bergabung dengan PDIP saat mendaftar wali kota Medan. Hubungan keduanya merenggang seiring keputusan Bobby mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasto tetap menghormati setiap warga negara yang memilih bergabung ke partai politik.
Baca SelengkapnyaBobby membantah kedatangan Presiden Jokowi pada lebaran kedua ke Medan dalam rangka menggaet dukungan untuk Bobby yang akan maju Pilkada Sumut.
Baca SelengkapnyaPDIP mengaku punya calon sendiri untuk Pilgub Sumut 2024
Baca SelengkapnyaBobby Nasution hadir dalam pengarahan acara Partai Golkar di Jakarta
Baca SelengkapnyaBobby Nasution datang ke Markas DPP PKB untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sebagai bakal calon gubernur (Bacagub) Sumatera Utara pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan masuknya Bobby merupakan kabar yang sudah lama ditunggu.
Baca SelengkapnyaGerindra sangat bahagia dengan bergabungnya Bobby Nasution ke partai mereka.
Baca SelengkapnyaBobby memilih mendukung Capres Prabowo. Berlawanan dengan PDIP yang mengusung Ganjar.
Baca SelengkapnyaKomarudin mengaku memahami perasaan Bobby yang tetap ingin berada di PDIP.
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution tak mau banyak bicara usai ‘disidang’ DPP PDI Perjuangan di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (6/11).
Baca SelengkapnyaPernyataan Masinton itu didasarkan dari sikap Jokowi yang sejauh ini belum menentukan sikap.
Baca Selengkapnya