Ingatkan SBY Jangan Baper, Fadli Zon Bilang 'Saya Tiap Hari Dibully'
Merdeka.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon menyarankan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak terbawa perasaan alias baper karena dibully usai putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa kali melakukan pertemuan dengan capres petahana Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, respons seperti itu bagian dari risiko politisi.
"Jadi enggak usah baper lah kalau dibully itu. Pasti siapapun, saya tiap hari dibully santai saja. Tidak ada tuh saya baper-baperan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5).
Fadli menilai wajar jika setiap tindak tanduk politisi kerap dibully. Sehingga, dia menyarankan SBY untuk tidak menanggapi berlebihan.
-
Siapa yang ditegur Prabowo? Presiden Prabowo Subianto menegur Sekretaris Kabinet Mayor (Inf) Teddy Indra Wijaya dalam acara pembukaan Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12).
-
Kenapa SBY bisa membantu Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. 'Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama.'
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Kapan Prabowo dan AHY bertemu di rumah dinas Zulhas? Bakal Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto turut menggelar pertemuan di rumah dinas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Jumat (20/10) malam.
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Bagaimana tanggapan Puan soal pertemuan SBY dan Prabowo dengan Megawati? Tidak ada kata tidak. Semua itu masih ada harapan jadi jangan pernah putus asa semuanya pasti masih ada harapan,“ kata Puan, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6).
"Yang tidak suka pasti membully yang suka pasti menerima, mungkin memuji, saya kira biasa lah, hidup itu begitu. Nabi-nabi saja begitu, ada yang suka ada yg tidak suka," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menceritakan asal mula pertemuan Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada 22 April 2019. Presiden ke-6 menegaskan tidak ada pembicaraan terkait bagi-bagi kursi di pemerintahan. AHY, kata SBY, hanya menjadi jembatan komunikasi dengan Jokowi.
SBY menjelaskan setelah pertemuan tersebut, AHY dan partai Demokrat dibully habis-habisan. Namun Demokrat kata dia tetap kuat. Dan sudah tahu siapa yang terus menyerang mereka.
"Sebenarnya kita tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal. Di situ perbedaan kita dengan pihak tertentu itu. Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan 01," kata SBY.
Dia pun mempersilakan siapa saja yang tidak suka dengan pertemuan tersebut. Tapi dia menegaskan Demokrat tidak harus mengikuti.
"Barangkali pula dendam yang membara harus dipertahankan selamanya. Silakan kalau ada yang punya prinsip itu tapi jangan atur Demokrat harus mengikutinya. Kami prinsip ikhtiar perjuangan untuk menang harus dilakukan sekuat tenaga. Namun setelah selesai ya selesai," lanjut SBY.
Dia pun menegaskan dalam Pilpres pun tetap bersahabat. Walaupun kalah ataupun menang. Terlihat, SBY sering bertemu dengan tokoh-tokoh yang sebelumnya berkompetisi.
"Dalam pilpres 2004, pilpres 2009, sekarang saya tetap bersahabat dengan beliau semua. Sering bertemu di banyak forum. Kalau kemarin saya di Jakarta dan diundang Jokowi, saya pasti datang. Sama seperti Megawati dan Habibie," kata SBY. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSBY marah melihat ada kadernya yang asyik ngobrol saat dia sedang memberikan arahan.
Baca SelengkapnyaSBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.
Baca SelengkapnyaSBY sedang berduka atas meninggalnya Baginda Zaiful Akbar.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ibas ketika memberikan pembelakan caleg partai Demokrat di Madiun, Senin (20/11).
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaSBY menegur kadernya, karena mengobrol ketika konsolidasi Partai Demokrat di Sragen
Baca SelengkapnyaPeristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.
Baca SelengkapnyaKata "Amin" kini sensitif diucapkan di kalangan Partai Demokrat. Beberapa kader yang mengucapkannya membuat ekspresi SBY berubah.
Baca SelengkapnyaDia pun mengingatkan agar Partai Demokrat paham akan soal etika politik.
Baca SelengkapnyaSBY sempat diingatkan rekannya sebelum masuk Koalisi Perubahan dan mendukung Anies.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca Selengkapnya