Ini keuntungan Jokowi & PDIP bersekutu dengan NasDem
Merdeka.com - Partai pemenang Pemilu 2014, PDI Perjuangan bergerilya mencari sekutu untuk mengusung Jokowi maju dalam Pilpres. Partai NasDem menjadi partai pertama yang menyatakan koalisi dan merapat ke PDIP.
"Kami sepakat merapatkan barisan kedua partai, untuk saling mendukung. Kami NasDem mendukung sepenuhnya, calon Presiden PDIP adalah sama dengan calon Presiden NasDem," tegas Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di kantor DPP Partai NasDem Jl. RP Suroso, Sabtu (12/4).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang diprioritaskan NasDem untuk Pilgub Jakarta 2024? NasDem akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Bahkan, Anies dianggap menjadi tokoh prioritas untuk diusung pada Pilkada yang digelar November mendatang.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Kapan NasDem menyatakan dukungan ke Prabowo? 'Saya katakan NasDem hari ini menyatakan kembali menegaskan, mendukung pemerintahan baru di bawah kepemimpinan bapak Prabowo Subianto dan mas Gibran,' kata Surya Paloh.
Surya Paloh menjelaskan tidak ada pembahasan mengenai struktur kabinet. Dia mengatakan pertemuan itu mendiskusikan visi dan misi untuk memperkuat sistem presidensial ke depan.
Dalam koalisi tersebut, tentu kedua pihak akan diuntungkan. Berikut keuntungan PDIP bersekutu dengan NasDem.
Syarat pencapresan lengkap
Partai Nasional Demokrat (NasDem) akhirnya resmi menyatakan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pada Pemilu perdananya, NasDem melejit meraup 6-7 persen suara. Cukup membanggakan sebagai partai baru.PDI Perjuangan walau meraih posisi pertama tapi hanya mendapat suara di kisaran 19 persen. Mereka terbentur syarat presidential treshold 20 persen jika ingin mencalonkan Jokowi sebagai capres. Karena itu PDIP butuh koalisi agar suara mereka lebih dari 20 persen. NasDem pun menyambut dengan tangan terbuka."PDIP merasa tidak bisa berjuang sendiri, dia butuh sahabat salah satunya NasDem. Dan sahabat ini juga ingin bersahabat," kata Surya Paloh.
NasDem punya jaringan media
Wakil Ketua Fraksi PDIP DPR Eva Kusuma Sundari membeberkan alasan partainya tak mencapai target di pemilu legislatif. Sebelumnya, PDIP menargetkan 27,2 persen suara namun dalam hasil hitung cepat hanya mendapat suara di kisaran 19 persen.Menurut dia, salah satu faktor yang membuat target PDIP tidak tercapai karena pemberitaan media. Dia menilai, banyak televisi yang tidak menyiarkan berita Jokowi atau PDIP."Saya pikir faktornya banyak. Kita juga diblok MetroTV dan TV yang dapat porsi minim penyiaran tentang PDIP dan Jokowi. Plus kampanye Jokowi yang kurang masif diputar," ujar Eva kepada merdeka.com, Kamis (10/4).Tak hanya itu, Eva juga melihat PDIP belum menyiapkan tim media yang kuat. Padahal ke depan capresnya bakal menghadapi serangan-serangan politik lewat udara.Surya Paloh pun mengaku siap mendukung Jokowi lewat jaringan media. Dia menyebut akan mendukung lewat serangan darat, laut dan udara.
Kesamaan ideologi
Bakal capres PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan resmi berkoalisi dengan Partai NasDem. Persetujuan itu dinyatakan karena pihaknya merasa mempunyai satu pemikiran.Dari pertemuannya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Jokowi mengungkapkan, keduanya ingin mengembalikan lagi roh presidensil yang kuat dalam pemerintahan ke depan."PDI Perjuangan dan NasDem punya pikiran sama. Sistem presidensil, garis-garis perjuangan dan program-program perubahan mempunyai platform yang sma. Membuang jauh karakter bagi-bagi kursi dan bagi-bagi menteri," kata Jokowi di kantor DPP NasDem, Jakarta, Sabtu (12/4).
NasDem tak minta cawapres
Partai Nasional Demokrat (NasDem) akhirnya menyatakan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mengusung pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2014. Kader PDIP Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres, namun bukan Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang menjadi cawapres."Kami menghargai kebesaran Pak Surya Paloh untuk tidak menjadi cawapres dan Ibu megawati untuk memberi peluang yang muda," kata Jokowi setelah bertemu Surya Paloh di kantor DPP NasDem, Jakarta, Sabtu (12/4).Hal ini merupakan sebuah keuntungan untuk Jokowi. Dia bebas menentukan cawapresnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyebut, Surya Paloh memiliki jiwa besar
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, Surya Paloh adalah ketua umum partai yang paling banyak berdiskusi dengannya.
Baca SelengkapnyaJokowi memuji Surya Paloh. Dia menyebut, Surya Paloh memiliki jiwa besar.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingat momen saat dirinya bersalaman dengan Surya Paloh untuk menyepakati suatu hal. Namun, sikap Surya Paloh berbeda pada sepekan kemudian.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi kabar soal pertemuan dirinya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Kepresidenan pada Minggu (18/2)
Baca SelengkapnyaPaloh menyampaikan pantun di bagian akhir pidato politiknya.
Baca SelengkapnyaDua pimpinan partai tersebut yakni Prabowo Subianto dan Surya Paloh sudah melakukan pertemuan
Baca SelengkapnyaPertemuan Presiden Jokowi dan Surya Paloh digelar di Istana.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh berharap bergabungnya NasDem ke pemerintahan Prabowo-Gibran bukan menambah beban.
Baca SelengkapnyaPrabowo membuka semua kekuatan untuk bisa bergabung dengannya.
Baca SelengkapnyaPaloh menyatakan bahwa NasDem mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh mengungkapkan isi pertemuanya dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8).
Baca Selengkapnya