Ini kriteria cawapres paling cocok buat Jokowi hasil terawangan JK
Merdeka.com - Pemilihan Presiden baru akan digelar 2019 mendatang. Namun nama sejumlah tokoh mulai disebut-sebut bakal meramaikan Pilpres 2019.
Salah satu yang paling kuat didorong berlaga di Pilpres 2019 adalah Presiden Joko Widodo. Jokowi, begitu dia disapa, memang masih memiliki satu kali kesempatan jika ingin maju kembali di Pilpres 2019 mendatang.
Jokowi sendiri belum pernah menyatakan secara langsung kesiapannya kembali maju di Pilpres. Namun dia juga tak pernah mengucapkan bantahan jika dicalonkan kembali oleh sejumlah partai.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Mengapa Jokowi ingin Pemilu 2024 Jurdil dan Luber? Jokowi ingin Pemilu Serentak 2024 ini berlangsung jujur, adil, langsung, umum, dan rahasia (jurdil dan luber) sehingga membawa kegembiraan bagi masyarakat.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
Hasil survei sejumlah lembaga juga menempatkan nama pria asal Solo itu di urutan teratas dari banyak tokoh yang digadang-gadang akan maju di Pilpres. Seperti survei yang dirilis Indikator pada Oktober lalu.
Dalam survei tersebut menunjukkan masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Dari 1.220 responden, sebanyak 68,3 persen menyatakan puas. Sementara, 29,5 persen menyatakan ketidakpuasan.
Peneliti Indikator Burhanuddin Muhtadi menyebutkan, tingkat kepuasan menanjak konsisten dalam satu tahun terakhir sejak Maret 2016. Ada sedikit fluktuasi, namun masih dalam rentang error survei.
Tingkat kepuasan itu juga mendukung tingginya keyakinan publik kepada Jokowi ke depannya. 72,6 persen menjawab yakin dengan rincian 60,2 persen cukup yakin dan 12,4 persen sangat yakin. Sementara 22,6 persen menunjukkan tidak yakin dan 4,8 persen tidak tahu.
"Ini sebuah modal psiko-politik penting sebagai dukungan pada kepemimpinan nasional terlepas banyaknya masalah yang dihadapi bangsa ini," kata Burhan di kantornya, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).
Hasil yang sama juga muncul berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Posisi Presiden Joko Widodo sebagai petahana berada di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dukungan untuk Jokowi pada September 2017 ini sebesar 38,9% dan Prabowo 12%.
"Dalam 3 tahun terakhir, bagaimanapun simulasinya, elektabilitas Jokowi cenderung naik, dan belum ada penantang cukup berarti selain Prabowo. Prabowo pun cenderung tidak mengalami kemajuan," ujar Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan dikutip dari www.saifulmujani.com, Kamis (5/10).
Meski nama Jokowi sering dimunculkan dalam sejumlah survei, namun untuk posisi wakil presiden yang pantas mendampinginya belum pernah ramai disinggung. Untuk hal ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla rupanya punya penerawangan tersendiri.
Selama hampir tiga tahun mendampingi Jokowi, JK rupanya cukup mengenal karakter rekan kerjanya tersebut. Sehingga dia punya gambaran sosok seperti apa yang pantas mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.
JK berpendapat calon pendamping Jokowi nanti haruslah figur yang berbeda dengan karakter dan latar belakang Jokowi. Hal itu untuk merangkul pemilih potensial lebih luas.
"Kalau presidennya nasionalis, wakilnya harus religius, kalau presidennya politisi biasanya wakilnya harus teknokrat. Yang penting cakupan pemilihnya luas," ujar JK saat tanya jawab dengan kader NasDem di Rakernas Partai NasDem di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/11).
JK menambahkan, kalaupun harus sesama politisi, haruslah memiliki kesamaan dengan rakyatnya. "Kalau sama-sama politisi, asal pilihannya mesti sempit. Orang cenderung memilih sesuai dengan kesamaannya. Karena di Indonesia penduduk Jawa 60 persen. Secara logika presiden calon dari Jawa lebih mudah," terangnya.
JK pribadi memastikan dirinya tak ada maju lagi di Pilpres 2019 mendatang. JK mengaku ingin pensiun dan menyerahkan kepada calon yang lebih muda.
"Orang tanya Pak JK masih mau? Maaf saya mau istirahat," tandasnya.
Sejumlah nama sempat ramai disinggung pantas mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Salah satu yang paling menguat adalah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Namun Gatot memilih tak banyak bicara soal politik apalagi Pilpres 2019. Alasannya, dia sekarang masih menjabat sebagai Panglima TNI.
"Saya ini sekarang Panglima TNI. Tidak ingin saya bicara untuk calon presiden maupun wapres," ujar Gatot di Rapimnas Partai Hanura di Kuta, Bali, Jumat (4/8).
Dia mengaku belum tergoda meski beberapa partai menyebut peluangnya cukup besar. Gatot hanya mau bicara posisinya saat ini. "Walaupun apapun juga saya panglima TNI," tegasnya sambil berlalu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK mengatakan, wapres bukan ban serep. Wapres harus memiliki kemampuan dan kualitas yang sama dengan presiden.
Baca SelengkapnyaPSI menilai Jakarta membutuhkan sosok calon gubernur dapat menciptakan harapan dan dekat dengan masyarakat seperti Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasto pun mengaku, jika Megawati Soekarnoputri tengah melakukan kontemplasi serta pengkajian.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kriteria pemimpin itu bisa dilihat dari fisik, sifat hingga program.
Baca SelengkapnyaPartai NasDem menyambut baik dukungan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla kepada calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaGanjar ungkap sosok ideal yang diinginkan sebagai calon wakil presidennya di 2024
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo dinilai punya dua kelebihan dari bakal capres lainnya. Dua kekuatan ini yang diyakini mampu memenangkan Ganjar dari Prabowo dan Anies.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah melontarkan statement terkait potensi Ganjar Pranowo berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKehadiran Effendi pada pertemuan ini berbeda dari sikap PDIP yang telah mendukung pasangan Pramono-Rano Karno di Pilgub 2024
Baca Selengkapnyasaat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Baca SelengkapnyaLuhut memilliki sejumlah kriteria sosok presiden idaman.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla berbicara mengenai rekam jejak Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya