Ini Lembaga Survei Paling Akurat Prediksi Pilpres 2019, Tiga Meleset
Merdeka.com - Pemilihan presiden (pilpres) 2019 telah selesai diselenggarakan. Sejumlah lembaga survei mengeluarkan hasil hitung cepat (quick count) yang memenangkan capres petahana, pasangan calon (paslon) Jokowi-Kyai Ma'ruf Amin. Indonesia Watch for Democracy (IWD) membandingkan hasil survei jelang pencoblosan dengan quick count yang dilakukan masing-masing lembaga.
"Hasilnya, survei Poltracking Indonesia tercatat paling akurat mendekati quick count dengan selisih hanya sebesar 0.45 persen," ungkap Direktur Eksektif IWD Endang Tirtana dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (19/4).
Survei Poltracking mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,5 persen dan Prabowo-Sandi 45,5 persen, sedangkan quick count masing-masing 54,95 persen dan 45,05 persen.
-
Mengapa quick count penting dalam Pemilu? Quick count dapat memberikan gambaran awal tentang hasil pemilu sebelum real count selesai. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengetahui perkembangan politik dan mengantisipasi kemungkinan konflik atau kontroversi.
-
Siapa yang merilis hasil Quick Count? Beberapa lembaga survei mulai melansir pergerakan Quick Count Pilpres 2024.
-
Dimana Quick Count dipublikasikan? Quick Count atau hitung cepat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mulai dipublikasikan, Rabu (14/2) pukul 15.00 WIB.
-
Apa itu Quick Count? Quick Count atau hitung cepat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mulai dipublikasikan, Rabu (14/2) pukul 15.00 WIB.
-
Siapa yang melakukan quick count? Quick count adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan hasil pemilu dengan cepat berdasarkan sampel suara.
Menurut Endang, lembaga survei lain yang cukup akurat adalah Cyrus Network dan Voxpol Center. Rata-rata selisih antara survei dan quick count Cyrus 3,55 persen, sedangkan Voxpol 3,95 persen. Survei Cyrus mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 56,4 persen, selisih 0,80 persen dari quick count (55,6 persen). Voxpol mencatat elektabilitas Prabowo-Sandi 43,3 persen, hasil quick count 45,45 persen.
"IWD juga menemukan tiga lembaga survei paling meleset, yaitu Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Center for Strategic and International Studies (CSIS), dan Litbang Kompas," jelas Endang. Survei LSI menempatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pada rentang 55,9-65,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 34,2-44,1 persen. Selisih dengan quick count berada pada rentang 0,23-10,13 persen.
Elektabilitas Prabowo-Sandi dalam survei CSIS sebesar 33,3 persen, atau selisih 11,10 persen dari quick count. Rata-rata selisih kedua paslon sebesar 7,65 persen. Litbang Kompas mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen, selisih 5,23 persen dari quick count. Sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen, selisih 8,17 persen. Rata-rata selisih kedua paslon mencapai 6,70 persen.
"Selain itu ada tiga lembaga survei paling akurat memprediksi perolehan suara Jokowi-Ma'ruf, yaitu Charta Politika, Indikator Politik, dan SMRC," lanjut Endang.
Survei Charta mendapatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 55,7 persen, selisih 1,36 persen dari quick count (54,34 persen). Indikator 55,4 persen, selisih 1,49 persen (53,91 persen), sedangkan SMRC 56,8 persen, selisih 1,95 persen (54,85 persen).
Tetapi ketiganya meleset dalam memprediksi perolehan suara Prabowo-Sandi, dengan kisaran 6,86 persen (Charta Politika) hingga 8,69 persen (Indikator). Menurut Endang, selain Poltracking dan Voxpol, hampir semua lembaga survei gagal memprediksi perolehan suara paslon dari kubu oposisi. "Dapat disimpulkan, hampir sebagian besar undecided voters lari ke Prabowo-Sandi," jelas Endang.
Meskipun petahana menang, tetapi tingkat kemantapan pilihan sedikit tergerus pada kisaran 0,80-1,95 persen. Sedangkan dari data Litbang Kompas dan CSIS, petahana hanya bisa meningkatkan suara antara 4,20-5,23 persen, sebaliknya Prabowo-Sandi berhasil meraup 8,70-11,10 persen. "Artinya, kemenangan petahana dalam Pilpres masih dibayang-bayangi oleh peningkatan kekuatan oposisi," pungkas Endang.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil dari quick count Pemilu hanya boleh dilakukan paling cepat 2 dua jam setelah selesai pencoblosan
Baca SelengkapnyaMetode quick count dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari TPS secara acak, dan menganalisisnya untuk memperkirakan hasil akhir.
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia belakangan ini menjadi sorotan usai memutuskan keluar dari Persepi.
Baca SelengkapnyaJelang debat Capres, elektabilitas para Capres dirilis sejumlah lembaga survei.
Baca SelengkapnyaEmpat lembaga suvei merilis elektabilitas tiga capres
Baca SelengkapnyaPengumuman hitung cepat atau quick count hanya boleh diumumkan setelah pemungutan suara dalam negeri (WIB) telah selesai
Baca SelengkapnyaQuick Count Akhir Cyrus Network-CSIS: Prabowo-Gibran 58,25%, Anies-Cak Imin 24,91 %, Ganjar-Mahfud 16,84 %
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei memotret elektabilitas atau tingkat keterpilihan capres dan cawapres empat hari menjelang pencoblosan.
Baca SelengkapnyaDi urutan pertama adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dengan perolehan suara 16,68 persen.
Baca SelengkapnyaQuick count telah memainkan peran penting dalam proses pemilu, khususnya dalam memastikan transparansi dan kepercayaan publik.
Baca SelengkapnyaAdjie mengatakan, dengan angka yang diperoleh Prabowo-Gibran, maka Pilpres 2024 berpeluang satu putaran.
Baca SelengkapnyaHari pencoblosan Pemilu semakin dekat. Empat lembaga survei memotret elektabilitas para Capres Cawapres.
Baca Selengkapnya