Ini macam alasan Ahok wajib cuti kampanye versi politisi Gerindra
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi II Ahmad Riza Patria mengatakan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) wajib cuti jika masa kampanye Pilgub DKI dimulai. Dia menyebut ayat 3 Pasal 70 Undang-undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada dibuat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan incumbent.
Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan calon petahana memiliki fasilitas yang dibiayai oleh APBD. Fasilitas dan kekuasaan yang dimiliki calon petahana dikhawatirkan akan dimanfaatkan dalam proses pemenangan di Pilgub DKI.
"Selama ini incumbent di seluruh Indonesia memanfaatkan posisi sebagai petahana untuk kepentingan pemenangan. Makanya sebagian besar incumbent menang dan lebih mudah, dan lebih murah karena enggak pakai uang pribadi," kata Riza saat dihubungi, Jumat (5/8).
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Misalkan, kata Riza, Ahok memiliki anak buah, mulai dari jajaran PNS di lingkungan Pemprov DKI hingga PPSU di lapangan. Menurutnya, bisa saja anak buah Ahok dijadikan sebagai tim sukses untuk pemenangannya dan membuat Pilgub tidak netral.
"Tidak fair. Di mana tidak adilnya? Gubernur, wali kota atau bupati dan wakil-wakil yang maju ini kan punya pasukan. Siapa pasukannya? PNS dari tingkat wakil, Sekda, sampai petugas kebersihan. Gitu," terang Riza.
"Itu kan jadi pasukan yang selama ini digunakan oleh gubernur, wali kota atau wakil-wakilnya yang maju itu lagi menjadi bagian dari pemenangannya atau tim sukses. Jadi tidak netral pilkada," sambungnya.
Kemudian, wewenang calon petahana untuk memutasi bawahannya juga bisa menjadi celah. Pegawai yang tidak sejalan atau tidak mendukungnya dengan Ahok, bisa dicopot. Mutasi, dianggap Riza menjadi peluang untuk menarik uang.
Misalkan, PNS yang ingin naik jabatan diminta menyetor sejumlah uang. Uang tersebut bisa digunakan untuk modal kampanye dan pemenangan bakal calon kepala daerah itu.
"Gubernur atau wakil dan semacamnya masing-masing itu bisa memutasi, menjelang pilkada ini terjadi besar-besaran. Kenapa, satu cari duit, mutasi biasanya banyak oknum-oknum kepala daerah dengan perangkatnya narik duit. Yang mau jadi kepala dinas, kepala sekolah, jadi ini-ini, setor. Setor supaya diangkat, kumpul uang buat pilkada," tegas dia.
Di sisi program, Riza menyebut petahana bisa merancang program-program yang menguntungkan dirinya. Program kerap dijadikan jalan bagi calon kepala daerah untuk bersosialisasi dan kampanye pemenangan.
"Banyak incumbent yang maju itu sudah dirancang program. Dalam setahun pilkada itu, program-program yang menguntungkan, sosialisasi ditingkatkan dan kunjungan ke daerah. Ini itu gitu loh. Nah itu dibiayai oleh APBD," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaAhok juga tidak bisa ikut berkampanye karena posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaSurat pengunduran diri Ahok telah diberikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris agar dikirimkan kepada Menteri BUMN dan ditembuskan ke Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP Tak Arahkan Ahok untuk Mundur dari Komisaris Utama Pertamina
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri karena ingin fokus mengampanyekan pasangan capres dan cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaSementara itu, aturan yang sama juga berlaku untuk menteri-menteri yang terlibat kampanye.
Baca SelengkapnyaFraksi PDIP DPRD Kota Solo mengusulkan agar Wali Kota Gibran Rakabuming Raka mundur dari jabatannya karena sering cuti untuk kampanye.
Baca SelengkapnyaSampai hari ini belum diterbitkan surat pemberhentiannya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Baca Selengkapnya