Ini sosok Hinca Panjaitan, Sekjen Demokrat pilihan SBY
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat terobosan baru. Dia tidak memilih putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), untuk kembali menjadi Sekjen DPP Partai Demokrat periode 2015-2020. Presiden ke-6 RI itu justru memilih Hinca Panjaitan, yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.
Penunjukan Hinca juga cukup mengejutkan mengingat pria 51 tahun itu terbilang junior dibanding elite-elite Partai Demokrat yang lain. Dia menyingkirkan sejumlah nama yang selama ini justru dikenal dekat dengan SBY.
Pada periode 2010-2015, Hinca memang menjabat sebagai ketua DPP Partai Demokrat Divisi Komunikasi Publik dan menjadi Juru Bicara Komite Konvensi Partai Demokrat. Namun, kiprah mantan anggota Dewan Pers di bidang politik kurang didengar publik ketimbang di bidang olahraga.
-
Siapa pendiri PSSI? PSSI didirikan oleh seorang insinyur bernama Soeratin Sosrosegondo.
-
Siapa yang memimpin Timnas Indonesia? Pemain seperti Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan diharapkan mampu memimpin tim dalam pertandingan yang krusial ini.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
Nama Hinca justru lebih populer sebagai pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Di era kepemimpinan Nurdin Halid, Hinca yang kala itu menjabat Ketua Komdis PSSI, dikenal sebagai orang di balik pemberian sanksi diskualifikasi kepada PSS Sleman dan PSIS Semarang, yang dianggap memainkan sepakbola gajah di laga terakhir fase 8 besar Divisi Utama.
Pria kelahiran Asahan, Sumatera Utara, 25 September 1964 ini juga memberi sanksi larangan bermain seumur hidup terhadap para pelaku gol bunuh diri dan puluhan sanksi lainnya kepada mereka yang terlibat dalam sepakbola gajah itu. Di kepengurusan PSSI periode 2015-2019, Hinca kini menjabat wakil ketua umum.
Di luar PSSI, prestasi juga dikenal sebagai praktisi berlatar belakang hukum yang cukup kuat. Selepas lulus dari Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, Medan pada 1987, bapak tiga anak itu mendapat gelar Magister Ilmu Hukum (MH) dari Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun 1992.
Selanjutnya, dia mendapat gelar doktor dari Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (FH UPH) pada 28 Januari 2011 dengan disertasi ‘Intervensi Negara Terhadap Pengelolaan, Penyelenggaraan, dan Penyelesaian Sengketa Sepakbola Profesional di Era Globalisasi Dalam Rangka Memajukan Kesejahteraan Umum di Indonesia’. Disertasi ini mengantarnya menyabet predikat cumlaude.
Duduk sebagai kursi Sekjen Partai Demokrat periode 2015-2020, nama Hinca Panjaitan pasti akan lebih banyak didengar di bidang politik. Apalagi, dia disebut-sebut akan menjadi anggota DPR lewat pergantian antarwaktu (PAW), menggantikan kader-kader partai yang dipecat. (Diolah dari berbagai sumber)
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penetapan Hasto dikabarkan sebagai tersangka terkait kasus suap Komisioner KPU hingga buron Harun Masiku.
Baca SelengkapnyaDalam surat itu, KPK juga menyebutkan Hasto bekerja sama dengan Agustiani Tio F terkait penetapan anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui partainya tertarik mendukung Anies Baswedan pada Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaSoetrisno menduduki jabatan wakil ketua dewan penasihat Timnas AMIN.
Baca SelengkapnyaGede Widiade merupakan pengusaha dan pernah memimpin 7 klub di Liga Indonesia dari pelbagai kasta kompetisi.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP menilai Andika Perkasa sudah lebih dari kader PDIP.
Baca SelengkapnyaMantan Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, mendapat informasi dari kepling yang diminta untuk memenangkan salah satu paslon di Pilkada Sumut.
Baca SelengkapnyaHendri Zainuddin menyusul dua pengurus KONI Sumsel lainnya yang lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaHasto merespons nama Anies yang dilirik Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaLahirnya PSSI tidak lepas dari semangat untuk menentang penjajahan.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut berbagai intimidasi diterima PDIP usai memecat Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaSebagai pendiri, Hengcky menegaskan tidak ada orang yang berani memecatnya.
Baca Selengkapnya