Ini tanggapan barisan pembela Jokowi soal #2019GantiPresiden
Merdeka.com - Kurang lebih satu tahun pemilihan presiden Indonesia akan segera berlangsung. Dari sejumlah nama yang disebut bakal maju, baru Presiden Jokowi yang dideklarasikan oleh PDI Perjuangan akan bertarung kembali di Pilpres 2019.
Para pendukung Jokowi pun lantas membuat gerakan dukungan 'Dua Periode'. Tapi ternyata dukungan tersebut tak diterima oleh politisi PKS Mardani Ali Sera, sehingga dia menggagas gerakan #2019GantiPresiden.
Mengetahui adanya gerakan #2019GantiPresiden, pendukung Jokowi tak tinggal diam. Mereka memberikan tanggapan beragam seperti dirangkum berikut ini:
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Bagaimana Prabowo mendapatkan dukungan dari Jokowi? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kapan Prabowo mendapatkan dukungan Jokowi? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
Luhut Binsar Panjaitan
Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan heran dengan munculnya gerakan #2019gantipresiden yang diduga digagas oleh kubu oposisi. Menurutnya, Presiden Joko Widodo cukup baik dalam memerintah Indonesia selama 3,5 tahun terakhir.
"Ngapain diganti-ganti, wong dia (Joko Widodo) bagus kok," kata Luhut usai memberikan pembekalan dalam acara orientasi fungsionaris tingkat pusat Partai Golkar di Red Top Hotel, Jakarta, Sabtu (7/4).
Luhut mengklaim, mayoritas penduduk Indonesia kembali menginginkan Jokowi kembali memerintah di periode kedua. "Kalau kau mau ganti, urusan kau, tapi saya lihat mayoritas penduduk itu masih menginginkan Pak Joko Widodo di 2019," ujarnya.
Surya Paloh
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menanggapi santai munculnya gerakan #2019gantipresiden dan munculnya kaos bertuliskan hal sama. Meski mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk kembali menduduki kursi RI 1, NasDem melihat fenomena baru itu terbilang wajar.
"Apa salahnya orang main hastag. Kan enggak salah itu," ujar Surya Paloh di Kantor Bappilu Nasdem Jatim, Surabaya, Minggu (8/4).
Paloh menilai, gerakan itu salah satu produk sistem demokrasi. Setiap warga negara bebas mengungkapkan aspirasinya. Termasuk aspirasi politik jelang Pilpres 2019.
Hasto Kristiyanto
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai presiden tak bisa diganti hanya dengan sebuah kaos bukan berarti menyerang balik gerakan #2019gantipresiden yang digagas PKS. Menurut Hasto, pernyataan Jokowi dalam tersebut hanya untuk mengklarifikasi isu tersebut.
"Itu bukan serangan balik. Pak Jokowi melakukan klarifikasi bahwa menjadi pemimpin itu harus membangun optimisme," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jala Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (8/4).
Hasto mengatakan, Jokowi memang harus meluruskan adanya isu #2019GantiPresiden. Alasannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan kembali maju di Pilpres 2019.
Politisi PDIP
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima menilai Gerakan #2019GantiPresiden (tanda pagar 2019 ganti Presiden) sebagai gerakan pragmatis yang tidak mencerminkan gaya berpolitik cerdas. Hal tersebut juga tidak baik untuk membangun konsolidasi demokrasi bernegara.
Bima menyebut tagar 2019 ganti Presiden yang ramai di media sosial itu sebagai sesuatu yang antagonis dan tidak didasari hal rasional.
"Tagar 2019 ganti Presiden itu antagonis, tidak didasari hal yang rasional. Publik jangan diarahkan pada pemikiran-pemikiran yang tidak mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam kehidupan berpolitik," ujarnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto juga menyinggung adanya permintaan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaDalam politik, pilihan calon presiden hanya individu itu dan tuhannya yang tahu. Sementara secara kelembagaan punya mekanisme sendiri.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaTuduhan itu, diantaranya skenario tiga periode dan ingin merebut partai politik lain.
Baca SelengkapnyaPanel menegaskan bahwa pengumuman sikap ProJo tersebut merupakan arahan langsung dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu 2024, pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan perpecahan. Mereka yang dulu loyal dan kompak, kini saling serang.
Baca SelengkapnyaLirikan Grace Natalie PSI ke Prabowo: Makin Terlihat Arah Dukungan Pak Jokowi
Baca SelengkapnyaGanjar mengakui PDI Perjuangan selama dua periode ini merupakan pengusung Jokowi sebagai Presiden.
Baca SelengkapnyaFoto tersebut merupakan momen Jokowi dan Prabowo berpelukan bersama pesilat Yudani Kusumah Hanifan ketika Asian Games 2018.
Baca SelengkapnyaPSI memberi sinyal dukungan kepada Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya