Ini tiga faktor berpontensi buat Pilkada 2018 berlangsung 'panas' versi KPU
Merdeka.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Arief Budiman, menjabarkan ada tiga faktor pemicu potensi dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2018. Dari segi kontestasi, Pilkada 2018 memiliki potensi persaingan yang sangat tinggi lantaran berdekatan dengan Pilpres 2019.
Dalam faktor pemilih, Pilkada 2018 mencapai rekor pemilih terbanyak. Perkiraan KPU, data untuk pemilihan Presiden 2019 mencapai 197 juta pemilih. Sedangkan Pilkada 2018 tercatat mencapai 158 juta orang.
"158 Juta pemilih itu diperebutkan di 2018. Itu artinya hampir 80 persen total pemilih nasional akan diperebutkan dari Pemilu 2018," ungkap Ketua KPU RI Arief Budiman saat diskusi publik Potensi Konflik Pilkada Serentak 2018 di gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (7/11).
-
Apa yang dipilih di pemilu 2019? Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia. Dalam pertarungan presiden, terdapat dua pasangan calon utama, yaitu Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
-
Siapa pemenang Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi suara nasional, pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, berhasil masuk sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan perolehan suara lebih dari 85 juta suara atau 55,50% dari total suara sah yang masuk.
-
Apa jumlah pemilih maksimal per TPS Pilkada 2024? Jumlah pemilih per TPS (Tempat Pemungutan Suara) pada Pilkada 2024 diatur maksimal 600 orang.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada memilih beberapa posisi penting yang mencakup: 1. Gubernur dan Wakil Gubernur, 2. Bupati dan Wakil Bupati, 3. Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
-
Siapa yang menang di pemilu 2019? Hasil Pemilu 2019 menunjukkan kemenangan bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
-
Mengapa pemilu 2019 penting? Pemilu 2019 menjadi pemilu dengan jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Indonesia.
Perputaran uang pada pilkada serentak mendatang juga sangat besar. Totalnya Rp 11.9 triliun. Itupun baru anggaran untuk KPU. Belum mencatat dana yang dianggarkan kepada Bawaslu, Polri, TNI, maupun para kandidat.
"Karena kompetisinya sangat ketat, uang yang terlibat banyak, jumlah pemilih yang diperebutkan banyak, maka kompetisi ini akan berlangsung sangat ketat makanya KPU sangat berhati-hati betul," tutur Arief.
Faktor terakhir adalah KPU sendiri sebagai pihak penyelenggara. Pada pilkada serentak, banyak anggota KPU yang masa jabatannya habis. Lebih lagi bertepatan pada pemungutan suara. Berdasarkan undang-undang yang mengatur sekarang, tidak bisa dilakukan masa perpanjangan waktu. Sedangkan, harus dilakukan perekrutan kembali.
"Peserta dalam proses rekrutmen ada upaya 'cawe-cawe'," kata Arief.
Sementara itu, Direktur Rumah Bebas Konflik (Rubik), Abdul Ghofur, setuju dengan paparan Arief. Faktor yang sama, menurutnya, menjadi pemicu konflik lantaran dekat dengan Pilpres 2019. Dia memandang Pilkada 2018 ini berpotensi menjadi batu loncatan untuk 2019. Bahkan ditambah dengan duplikasi konflik yang terjadi di 2017 lalu, khususnya pilkada DKI Jakarta.
"Bahwa stepping stone, batu loncatan mencapai target lebih besar lebih spesifik pilpres," ucapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data itu dibeberkan KPU dalam rapat dengan DPR, Bawaslu dan Kemendagri terkait pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaPemungutan suara susulan salah satunya karena musibah banjir.
Baca SelengkapnyaIa menyatakan bersyukur dan berterima kasih karena sebagian besar pelaksanaan pilkada berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKetahui serba-serbi pemilu dan faktor penentu hasilnya.
Baca SelengkapnyaTotal ada delapan dari total 18 partai yang dinyatakan memenuhi ambang batas parlemen.
Baca SelengkapnyaJumlah yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 26.219.453 orang.
Baca SelengkapnyaAngka partisipasi pemilih hanya tercapai 71,92 persen dari target 75 persen.
Baca SelengkapnyaKPU RI membeberkan partisipasi masyarakat pada Pilkada 2024 hanya 68 persen.
Baca SelengkapnyaHasil quick count Pilkada DKI 2017 menggambarkan pergeseran dukungan pemilih sehingga memunculkan hasil yang tidak terduga.
Baca SelengkapnyaSuara PDIP pada pemilu ini turun dibanding raihan 2019 yaitu 27.053.961 atau 19,33 persen dari total 139.971.260 suara sah.
Baca SelengkapnyaPemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia.
Baca Selengkapnya