Interupsi di paripurna, Gerindra desak DPR bentuk Pansus Asap
Merdeka.com - Anggota Fraksi Partai Gerindra, Sultan Adil Hendra menilai persoalan kabut asap belum juga ditemukan solusinya. Untuk itu, dia mendesak agar DPR membentuk panitia khusus (Pansus) Asap agar bisa ikut membantu mencarikan solusi yang konkret atas bencana kabut asap tersebut.
"Persoalan ini belum ditangani pemerintah secara kompak, oleh karena itu ini akan merugikan kehidupan masyarakat terdampak asap," kata Adil saat interupsi di rapat paripurna, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/10).
Anggota Komisi X yang membidangi pendidikan dan kebudayaan ini mengaku prihatin, sebab beberapa sekolah di daerah yang terdampak asap sudah lama diliburkan.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
-
Siapa yang terdampak polusi udara? Tentu saja kondisi tersebut memberikan dampak buruk bagi masyarakat yang menghirupnya. Bahkan yang hidup berdampingan dengan kondisi tersebut.
-
Siapa yang terpengaruh polusi udara? Hal ini tidak hanya berbahaya bagi anak-anak, namun juga bisa mengancam kesehatan orang dewasa.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
"Saya tidak bisa membayangkan masyarakat di daerah yang kena asap bisa berprestasi pendidikannya. Saya sebagai anggota Komisi X meminta ini ditangani secara serius," tukasnya.
Selain itu, dia mengungkapkan, catatan yang diterima pihaknya saat ini sudah ada laporan 8 orang meninggal dunia karena dampak kabut asap tersebut. Oleh karena itu, dia menegaskan, DPR harus segera membentuk Pansus asap karena ini sudah menyangkut isu kemanusiaan.
"Saya prihatin baru-baru ini catatan kami sudah 8 orang yang meninggal, tentu ini musibah yang sangat besar ini harus dijadikan bencana nasional," ujarnya.
"Bantuan dari pusat hanya personel, tapi alat memadamkan asap tetap berada di Jakarta. Mari kita perjuangan saudara-saudara kita di Sumatera dan Kalimantan karena ini menyangkut kemanusiaan," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan lapuk, dindingnya terkelupas dimana-mana, atapnya bocor
Baca SelengkapnyaSiswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaGubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengisyaratkan bakal menetapkan status tanggap darurat bencana asap karena kualitas udara nyaris menembus ambang batas.
Baca SelengkapnyaSetiap ada kebakaran lahan di lokasi perusahaan, masyarakat yang jadi korban, mulai masalah kesehatan hingga proses pembelajaran dan pendidikan.
Baca SelengkapnyaSejak didirikan pada 1993, bangunan sekolah ini tak tersentuh renovasi hinga kondisinya mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaPenutupan SD Inpres Pajjaiang dilakukan hingga tiga hari karena menunggu hasil perundingan antar ahli waris.
Baca SelengkapnyaMasyarakat seolah diteror dengan kasus bullying dengan berbagai modus kepada para peserta didik
Baca SelengkapnyaHeru langsung bertanya kepada anak-anak kenapa berada di luar sekolah saat jam pelajaran sambil membagikan pensil warna.
Baca SelengkapnyaKebakaran di sekitar pesantren diperkirakan 20 hektare bahkan hampir menjalar ke gedung untuk bisa dipadamkan.
Baca SelengkapnyaProses belajar mengajar di sekolah kembali dilaksanakan secara tatap muka setelah kondisi udara membaik.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca Selengkapnya