Islah hanya untuk pilkada, Agung dan Ical tetap tarung di pengadilan
Merdeka.com - Partai Golkar, baik itu kubu Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie (Ical) mengakui islah khusus yang baru saja disepakati hanya untuk menghadapi pilkada serentak pada 9 Desember mendatang. Masing-masing kubu mengakui ada persoalan mendasar yang masih harus diselesaikan lewat jalur pengadilan.
"Kita menyadari bahwa ini belum selesai semua, masih ada persoalan mendasar yang belum selesai dan itu biarlah diproses pengadilan sebagaimana yang terus berjalan," kata Agung usai penandatangan Islah di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jakarta, Sabtu (30/5).
Meski demikian, Agung mengajak kedua belah pihak untuk saling menghormati. "Biarlah jalur hukum kita selesaikan. Tapi khusus untuk pemilukada, mari kita duduk bersama," ujarnya.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Golkar? “Yang intinya, menginginkan Hasta Karya ini solid, kami sampaikan bahwa sampai saat ini seluruh organisasi Hasta Karya “Hasilnya adalah memberikan kewenangan penuh pada Ketua Umum Golkar Bapak Airlangga Hartarto untuk menentukan arah kebijakan, langkah-langkah yang akan diambil terkait dengan pilpres, pileg, dan pilkada,“ tegas Ketum MKGR.
-
Kenapa Golkar harus konsolidasi? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang akan menjadi pemimpin Golkar di masa depan? Selanjutnya Menko Airlangga mengatakan bahwa calon ASN yang direkrut tentu bisa mengisi posisi kunci sebagai future leaders dan memegang jabatan kritikal yang akan menjalankan birokrasi berkelas dunia dalam Visi Indonesia Maju 2045.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
"Jadi kita cari persamaannya biarlah perbedaannya nanti belakang hari," kata Agung.
Sementara itu, Ical juga menyatakan perbedaan-perbedaan yang ada biar diselesaikan lewat pengadilan.
"Saya enggak tahu kalau banding dari Agung dan Menkum HAM mau diteruskan atau tidak saya tidak tahu. Tapi ini kita bersepakat mencari dulu kesamaan agar pilkada berjalan," jelasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Idrus menilai, lebih baik berdebat keras dalam menentukan calon kepala daerah, daripada bertengkar karena calon yang diusung kalah di pertarungan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini, menguat isu Pilpres 2024 hanya satu putaran.
Baca SelengkapnyaDia menilai antara kubu Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin tak perlu komunikasi secara formal pun akan terlihat.
Baca Selengkapnya