Isu dukungan Jokowi ke Setnov hanya untuk tarik dukungan
Merdeka.com - Isu adanya dukungan Istana kepada calon Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto di Munaslub Golkar melalui Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dinilai bisa mencederai kredibilitas Presiden Joko Widodo. Kurang dari sepekan, suasana Munaslub Golkar semakin panas setelah beredar pesan singkat di internal Golkar.
Pesan itu menyebutkan Luhut tegas-tegas mendukung eks Ketua DPR itu atas nama Presiden Jokowi.
Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi, maupun Sekretaris Kabinet Pramono Anung, sudah menegaskan Presiden Jokowi akan bersikap netral terkait pelaksanaan Munaslub Golkar di Bali Ahad mendatang.
-
Kenapa Golkar Sulut menolak Munaslub? Pemilu serentak 2024 tinggal menghitung bulan saja. Intinya kami menolak munaslub. Sekali lagi kami di Sulut sangat solid dan mendukung Pak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar,“
-
Kenapa Golkar menolak Munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kenapa Ahmad Luthfi menepis 'perang bintang' di Pilkada Jateng? Dia menilai justru masyarakat yang nantinya akan lebih dewasa menyikapi perkembangan situasi di Pilgub Jateng. Sebab perbedaan harus disikapi secara bijak atau tanpa permusuhan. Termasuk paslon cagub Jateng usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM), Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa-Hendrar Prihadi alias Hendi.'Pak Andika bagus, kemudian dari segi perfom, pernah sama-sama [tugas]. Saya Kapolres beliau Komandan Paspampres, tak perlu risaukan, demokrasi harus rangkulan dan perbedaan merupakan rahmat yang harus dijalankan sama-sama,' ungkapnya.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Kenapa Yaqut tidak mau cabut pernyataan nya? 'Saya sangat hormat sama beliau, tapi untuk satu hal itu ya. Untuk apa mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan janji-janji dengan mulut manis, mencabut itu saya enggak mau' kata Yaqut, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/10).
-
Bagaimana tanggapan Kartika Putri terhadap hujatan? Ia juga mengizinkan siapa pun yang ingin menghina atau mencibirnya terkait pernyataannya tersebut. Namun, ia dengan tegas meminta agar orang tidak mengolok-olok kegiatan mengaji.
Sementara itu, Luhut sendiri tak secara tegas menepis kabar tersebut. Dia justru memilih berkelit dengan menggunakan jurus 'kalau'.
"Kalau saya dukung dia (Setya Novanto), itu hak saya sebagai anggota Golkar," kata Luhut, Senin (9/5).
Pengamat politik dari The Political Literacy Institute Jakarta, Gun Gun Heryanto menilai, penyebaran kabar itu hanya upaya tim sukses Setya Novanto untuk menarik dukungan para pemilik suara di tubuh partai beringin. Sebaliknya, dia yakin Presiden Jokowi akan bersikap netral. Gun Gun berpendapat, kepentingan terbaik bagi Istana adalah memastikan Munaslub berjalan demokratis sehingga bisa mengakhiri perpecahan di internal Golkar.
Sebab, siapa pun pemenangnya, Golkar sudah dipastikan akan berada di barisan pendukung pemerintah. "Selain itu, tak ada jaminan Golkar di bawah kepemimpinan Setya akan lebih loyal kepada pemerintah dibanding calon lain," ujarnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut Presiden Jokowi sangat marah ketika mengetahui namanya kembali dicatut. "Presiden sama sekali tidak berpihak. Malah marah kalau dikatakan begitu," kata bekas Ketua Umum Golkar itu.
Luhut Pandjaitan memang sudah dikenal dekat dengan Setya Novanto. Dalam rekaman 'Papa Minta Saham' Setya Novanto menyebut Luhut sebagai orang yang bisa 'dipakai' untuk melobi Presiden demi memperpanjang kontrak gergasi pertambangan asal Amerika Serikat itu di Indonesia.
Dalam rekaman itu, Setya Novanto juga mencatut nama Presiden Jokowi. Artinya, ini kali kedua Setya Novanto telah 'mencatut’ nama Jokowi. Pencatutan ini bisa merugikan nama baik Presiden. Sebab, di antara calon lain, menurut pengamat politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, Setya adalah calon yang menanggung beban moral paling berat.
Selain sengkarut 'Papa Minta Saham' Setya Novanto disebut-sebut terlibat dalam sejumlah kasus, seperti korupsi proyek PON di Riau dan korupsi proyek pengadaan KTP elektronik. "Saya kira DPD I dan DPD II Golkar belum tentu mudah memaafkan semua beban moral itu," kata Pangi.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut mengungkapkan, bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang sangat mendengarkan pendapat seluruh pihak.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo sepakat dengan Menko Marves Luhut Binsar Padjaitan agar kabinet Prabowo-Gibran tak diisi oleh orang toxic.
Baca SelengkapnyaMenko Marves Luhut Binsar Pandjaitan merespons ramai tudingan Presiden Jokowi soal menyodorkan nama Kaesang Pangarep untuk maju di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Grace Natalie menanggapi tudingan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal Jokowi ingin merebut kursi Ketum PDIP.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaJokowi blak-blakan ada politikus yang memanfaatkan namanya dan mengklaim mendapat restu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai kabar ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP, yang masih diemban Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaMenurutnya hal itu tidak sejalan dengan semangat negara hukum yang menjamin tidak ada diskriminasi.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, seharusnya Presiden Jokowi berjanji di hadapan rakyat.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai, pernyataan Jokowi jelas urusan pemilu merupakan kewenangan ketua umum.
Baca SelengkapnyaTuduhan itu, diantaranya skenario tiga periode dan ingin merebut partai politik lain.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca Selengkapnya