Isu Kapitra Bacaleg PDIP, PA 212 sindir semakin jelas yang taat & khianat
Merdeka.com - Alumni gerakan 212, Kapitra Ampera dikabarkan mendaftarkan diri sebagai calon legislatif dari PDIP di Pemilu 2019. Namun, dia mengaku sampai saat ini tidak mengetahui jika dirinya didaftarkan sebagai Caleg oleh partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu.
Menanggapi kabar tersebut, Ketua Umun Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan, pihaknya tetap berpegang teguh kepada perintah yang diberikan Rizieq Shihab. Sehingga tidak mungkin PA 212 berafiliasi dengan PDIP.
"Sikap kami sudah jelas PA 212 dibawah komando HRS (Rizieq Shihab) tidak pernah akan mendukung siapa pun yang diusung oleh kelompok penista agama, apalagi PDIP. Instruksi HRS jelas gulingkan, tenggelamkan Banteng," katanya saat dihubungi, Kamis (19/7).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa saja yang bisa berkomitmen? Komitmen tidak hanya dilakukan untuk orang lain saja, namun juga untuk diri sendiri.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
Dia mengungkapkan, dengan kabar tersebut maka kini dirinya telah mengetahui pihak yang tidak taat pada instruksi dari Rizieq Shihab.
"Kini semakin jelas mana yang taat dan mana yang khianat," tutup Slamet.
Untuk diketahui, sosok Kapitra Ampera mendadak menjadi sorotan karena dikabarkan menjadi calon anggota legislatif dari PDIP. Ia dikenal sejak aktif dalam Aksi Bela Islam 212. Namanya kian melambung saat dia menjadi pengacara Rizieq Shihab terkait kasus dugaan chat mesum.
Namun begitu, kini masalah itu dinilainya telah selesai. Ini lantaran bagian dari perkara tersebut sudah rampung secara hukum.
"Saya udah jelaskan bahwa 212 itu adalah aksi bela Islam atas penistaan agama Islam, penistaan ini sudah clear dan clean sudah diadili dan dihukum, lalu ada akses, ada ulama dikriminalisasi dan sebagainya," kata Kapitra di masjid Al - Ijtihad, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (18/7).
Terkait dengan kasus Rizieq Shihab, Kapitra mengaku diberi kuasa menjadi penasihat hukum. Namun, ia bukan satu-satunya, lantaran ada beberapa pengacara lain yang diberi kuasa serupa.
"Lalu ini juga yang sudah ditahan dikeluarin yang ditersangkakan (Habib Rizieq) sudah di SP3 (kasusnya dihentikan) dan sebagainya, berarti ini udah selesai dong, konstruksi ini udah final," sambungnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Majelis Pertimbangan PPP merekomendasikan kepada Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono untuk memecat kader PPP yang mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPara ulama tergabung GNPF, PA 212 dan FPI memastikan tidak mendukung Prabowo di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKomaruddin mengatakan mahkamah partai tidak hanya memecat Tia Rahmania, tetapi juga Rahmad Handoyo.
Baca SelengkapnyaMasih berdasarkan informasi dari Anies, Gus Yusuf mengungkapkan, kelompok 212 belum mau memperlihatkan dukungannya.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak pernah memaksa siapapun untuk tetap berada atau memilih keluar.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menegaskan kepada Airin Rachmi Diany agar bersuara keras jika bergabung dengan PDIP dan menemukan kecurangan TSM.
Baca SelengkapnyaPDIP merupakan salah satu partai yang besar karena adanya pengkhianatan dan adu domba.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, sebagai kader punya tanggung jawab dalam menjaga kemurnian suara rakyat.
Baca SelengkapnyaBila ada anggota partai yang melanggar konstitusi, etika dan moral, maka dia sudah bukan menjadi bagian dari keluarga besar PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP memberikan perlakuan berbeda antara Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah mengungkapkan, banyak kader PDIP hengkang padahal sudah pernah mendapatkan posisi.
Baca SelengkapnyaKarena pada akhirnya, semua adalah satu bangsa untuk membela Indonesia.
Baca Selengkapnya