Isu politik uang dan perang Setya Novanto vs Ade Komarudin
Merdeka.com - Dua bulan jelang digelarnya munaslub Partai Golkar, persaingan antar caketum Golkar kian memanas. Kali ini ada isu intimidasi dan politik uang kepada para pemilik suara di munaslub.
Persaingan Ade Komarudin (Akom) dan Setya Novanto (Setnov) yang terlihat paling tajam. Kedua belah pihak saling menuding dan menjatuhkan satu sama lain dengan berbagai opini di publik.
Tim Akom telah melakukan penjajakan ke berbagai daerah untuk dapat simpati para DPD I dan II Golkar. Akom dikawal langsung oleh Bambang Soesatyo, Mukhamad Misbakhun dan Ahmadi Noor Supit dalam pencalonannya sebagai caktum Golkar.
-
Siapa yang protes panelis debat? Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memprotes soal dua panelis debat capres yang berasal dari Universitas Pertahanan.
-
Bagaimana Golkar dapat mengonsolidasikan suara? “Rata-rata kami mempunyai 5 juta kader, jadi kalau dikalikan 10 saja, bisa menghitung, paling tidak ada 50 juta suara yang bisa kami konsolidasikan dari Hasta Karya ini,“ Diketahui, Partai Golkar memiliki sepuluh ormas.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Siapa yang menjadi oposisi? Oposisi sendiri adalah lawan kata dari koalisi dalam politik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah oposisi merupakan partai penentang di dewan perwakilan dan sebagainya yang menentang dan mengkritik pendapat atau kebijaksanaan politik golongan yang berkuasa.
-
Apa yang ditudingkan pihak 01 & 03? 'Kami menyakini tuduhan-tuduhan itu akan mentah dengan sendirinya. Tapi yang pasti, kami menghormati proses hukum, kita biarkan saja semua pihak saling beradu argumen, saling mengajukan bukti,' ucapnya.
Sementara Setnov, didukung oleh Kahar Muzakir, Ridwan Bae dan Nurdin Halid dalam pencalonan ini. Meskipun Setnov dan timnya, masih diam-diam menggalang dukungan dan menyatakan maju dalam bursa Caketum Golkar.
Awalnya, isu janji Akom yang tak mau maju caketum Golkar karena sudah jadi ketua DPR dimainkan oleh Ridwan Bae. Akom pun berbalas. Dia mengungkit rekam jejak Setnov di kasus 'Papa Minta Saham'.
Kali ini, Nurdin Halid menyebut jika ada salah satu caketum Golkar yang mainkan politik uang. Bagi-bagi uang ke DPD Golkar jelang munaslub.
"Jadi begini, kita kemarin ketemu seperti sebuah silahturahmi agar munas bisa berjalan transparan dan akuntabel," kata Nurdin ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (18/2).
Dalam pertemuan itu, anggota DPD II mengungkap adanya calon kandidat membagikan uang. "Ada keresahan anggota karena ada kandidat tertentu yang membagi uang kepadanya," jelas dia.
Menurut Nurdin, laporan anggota itu kemudian diskusikan. Mereka akhirnya mengeluarkan empat kesepakatan yang intinya melarang adanya politik transaksional dan kewajiban calon ketua umum untuk memaparkan visi misinya kepada DPD I dan DPD II.
Meski tak jelas siapa maksud caketum itu, namun pada akhir minggu lalu, tim Akom memang terlihat gerilya menggalang dukung di pulau Kalimantan dan Jawa. Bambang Soesatyo pun menjawab isu money politic tersebut.
"Kalau soal rumor bagi-bagikan uang, saya juga mendapat informasi ada caketum yang bagi-bagi uang mulai Rp 5 juta hingga 20.000 dolar AS dan menjanjikan Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar, satu suara saat pemilihan nanti," kata Bamsoet ketika dihubungi diJakarta, Kamis (18/2).
Namun demikian, kata Bamsoet, isu demikian perlu dibuktikan kebenarannya dan tak perlu dibesar-besarkan. "Entah benar entah tidak, namanya juga rumor atau informasi. He-he-he. Kenapa harus panik? Santai saja," terang dia.
Bamsoet tegaskan dirinya sama sekali tak bermain politik uang. "Nggak ada lah. Hari gini bagi-bagi uang, memangnya Sinterklas," ujar Bamsoet.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warganet dihebohkan dengan aksi dua pria di Palembang yang saling tantang di media sosial. Pemicunya karena keduanya berbeda pilihan pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, etik memang dimulai dari kepala atau cara berpikir, kemudian anggota tubuh lainnya mengikuti etika yang sama.
Baca SelengkapnyaSesi break seusai segmen kedua, masing-masing pendukung kedua paslon saling meneriakkan yel-yelnya.
Baca SelengkapnyaKericuhan tersebut terjadi tepat pada saat segmen keenam yang merupakan sesi closing statement dari masing-masing pasangan Cagub-cawagub.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi pada segmen keenam yang merupakan sesi closing statement dari masing-masing pasangan cagub-cawagub.
Baca SelengkapnyaSuasana debat kedua Pilkada Sumatera Utara memanas. Tidak hanya di antara dua pasangan calon gubernur dan calon gubernur, tapi juga di antara pendukungnya.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum Sumatera Utara menggelar debat perdana Pilgub Sumut di Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Rabu (30/10) malam ini
Baca SelengkapnyaSerangan itu merupakan sindiran telak kepada Cagub Sumut nomor urut 1 Bobby Nasution.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai banyak pihak kecewa melihat debat capres kedua
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum Jawa Tengah menggelar debat Pilgub Jateng di Marina Convention Center, Semarang Rabu (30/10) malam ini.
Baca SelengkapnyaSengitnya perdebatan argumen membuat panggung debat ketiga capres memanas pada Minggu (7/1/2024) malam.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi terlibat saling serang mengoreksi kebijakan masing-masing selama menjadi kepala daerah.
Baca Selengkapnya