Jadi ketum Golkar tak cukup modal sosial tapi finansial
Merdeka.com - Pengamat Politik, M Qodari mengatakan, untuk jadi calon ketua umum partai politik tidaklah cukup hanya berbekal kedekatan sosial dengan berbagai pihak. Menurutnya, finansial menjadi salah satu modal lain bagi caketum partai untuk bisa maju dalam bursa pemilihan.
"Kalau mau jadi ketua umum tidak cukup bermodalkan sosial saja, tetapi juga perlu modal finansial untuk membayar ini itu," kata Qodari di depan Idrus Marham saat menjadi pembicara dalam diskusi publik bertajuk, 'Babak Baru Partai Politik di Indonesia' di Jenggala Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (15/4).
Qodari menuturkan, sebagai ketua umum dipastikan akan mengeluarkan sejumlah uang untuk berbagai hal. Semisal, jika ada sebuah pertemuan partai pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk transportasi dan akomodasi para peserta acara.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Bagaimana Golkar akan meningkatkan pendapatan negara? “Oleh karena itu ASN harus bisa betul-betul mendorong agar pendapatan kita bisa meningkat.
-
Siapa yang akan menjadi pemimpin Golkar di masa depan? Selanjutnya Menko Airlangga mengatakan bahwa calon ASN yang direkrut tentu bisa mengisi posisi kunci sebagai future leaders dan memegang jabatan kritikal yang akan menjalankan birokrasi berkelas dunia dalam Visi Indonesia Maju 2045.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
"Untuk modal finansial Bang Idrus ini saya gelap, saya enggak tahu apakah banyak atau tidak," kata dia sambil menunjuk Idrus yang duduk di sebelahnya.
"Saya doakan bang, modal finansialnya banyak, kalau modal finansialnya banyak pasti bisa. Karena Abang modal sosialnya besar mudah-mudahan modal finansialnya juga besar,"sanjung Qodari.
Sementara itu, Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham ini mengaku siap maju dalam bursa pemilihan ketua umum partai Golkar. Idrus mengaku optimis akan membawa Golkar kembali merebut kejayaan pada tiap pesta politik mendatang.
"Saya menyatakan akan maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar setelah Rapimnas DPP Partai Golkar pada tanggal 23 Januari 2016 yang menetapkan adanya munas dilakukan sebagai jalan keluar untuk mengkonsolidasikan pengurus partai golkar seluruh Indonesia," kata Idrus usai diskusi tersebut.
Idrus mengaku terpanggil untuk menjadi pemimpin dari partai Golkar yang menyisakan waktu 3 tahun sebagaimana hasil Munas Bali sebelumnya. Dia berkomitmen untuk memperkuat magnet politik partai Golkar dalam mengisi kemerdekaan partai 1945. Ia menyebutkan diperlukan pemimpin yang kuat dan kolektif dari anggota partai dalam menjalankan agenda politik partai.
"Seperti dalam pilkada 2017, pilkada 2018, pilpres dan pileg 2019 yang dilakukan secara bersama-sama. Jadi bilamana saya terpilih jadi ketua umum untuk melanjutkan kepengurusan DPP Partai Golkar yang tinggal 3 tahun ini," tutup Idrus.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena, jika tidak mempunyai itu semua. Akan terasa sulit bagi orang tersebut untuk bisa menjadi ketua umum partai.
Baca SelengkapnyaJK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.
Baca SelengkapnyaKPK heran mengapa Pemkab mementingkan perjalanan dinas yang tidak bisa mengentaskan kemiskinan.
Baca SelengkapnyaJK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin malah berkelakar bahwa tepuk tangan yang diberikan menandakan kemiskinan yang tengah dirasakan.
Baca SelengkapnyaPermasalahan anggaran juga akan dihadapi kabinet Prabowo-Gibran pada masa awal pemerintahan di tahun depan.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan banyaknya pengeluaran di Kementerian Pemerdayaaan Masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaPrediksi Indef terkait masa depan IKN di era kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPerubahan AD/ART bukan untuk satu orang saja. Melainkan, untuk menyesuaikan situasi dan kondisi ke depan.
Baca SelengkapnyaKPU Sumsel menetapkan jumlah dana kampanye para paslon tak lebih dari Rp226 miliar.
Baca Selengkapnya