Jadi pimpinan KPK, netralitas Basaria Panjaitan diragukan
Merdeka.com - Pimpinan KPK yang baru saja terpilih membuat Pusat Kajian Anti Korupsi UGM ragu. Sebab beberapa nama yang masuk dianggap tidak paham semangat KPK didirikan dan belum terbukti netralitasnya.
Demikian diungkapkan Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Yogyakarta, Oce Madril saat dihubungi merdeka.com, Jumat (18/12).
"Tadi sudah saya sampaikan, bahwa kami meragukan pimpinan KPK yang baru ini. Banyak faktornya soal pemahaman mengapa KPK didirikan hingga independensi dan integritas para pimpinan baru ini belum terlihat dalam track record," terang Oce.
-
Dimana Bawor dikurbankan? Dia mengkurbankan Bawor hari ini, Kamis (29/6) di salah satu masjid, Kota Medan, Sumatera Utara.
-
Kenapa Kasad ke Yogyakarta? Hari ini dalam perjalanan kami ke Magelang untuk menghadiri tupdik Akmil kami Pergi mengunjungi @artjog.id yang tiap tahun diadakan,' lanjutnya.
-
Bagaimana BPIP ingin memperbaiki etika penyelenggara negara? Sebagai upaya konkret, BPIP menggarisbawahi pentingnya pembentukan Mahkamah Etika sebagai solusi yang diharapkan dapat sejalan dengan prinsip etika Kantian, dimana pejabat negara diharapkan bertindak dengan integritas dan keadilan yang tinggi.
-
Apa itu kapur barus? Komoditas yang satu ini sudah diperdagangkan sejak abad ke-2 dan banyak sekali diincar oleh pedagang-pedagang dari Asia, Timur Tengah, dan bahkan dari Eropa sekalipun.
-
Di mana PKB dibentuk? Partai Kebangkitan Bangsa merupakan salah satu partai politik yang dibentuk pada era Reformasi 1998, tepatnya pada 23 Juli 1998.
-
Kenapa Baskara meninggalkan pekerjaannya? Namun, tidak lama setelah itu, Baskara Mahendra memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan terjun ke dunia hiburan. Apa ya kira-kira alasan di balik keputusan tersebut?
Lima pemimpin KPK yang baru yaitu Agus Raharjo (mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa) sebagai ketua, dan sebagai wakilnya ada Saut Situmorang (staf Ahli Kepala BIN), Basarian Panjaitan (Widyaiswara Madya Sespimti Polri), Alexander Marwata (Hakim ad hoc pengadilan Tipikor Jakarta Pusat) dan Laode M Syarif (pengajar di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar.
Dari lima nama itu, dia menyebutkan dua nama yang dianggapnya akan sulit bersikap independen. Misalnya Basaria Panjaitan, Oce menilai Basaria akan sungkan untuk bersih-bersih institusi asalnya.
"Kita tidak tahu bagaimana nanti dia akan menghadapi kepolisian, padahal dia sebagai pimpinan KPK," ujarnya.
Nama lainnya yaitu Alexander Marwata yang dinilai sering melakukan dissenting opinion (perbedaan pendapat) dalam persidangan saat menjadi jaksa.
"Dia ini selalu atau sering berbeda pendapat tentang kasus korupsi. Soal perspektif dan pemahaman ini penting, jangan nanti itu terjadi di KPK," tambahnya.
Karena itu dia mengajak masyarakat untuk mengawal pemberantasan korupsi ini. Sebab saat ini hanya masyarakat yang bisa diandalkan.
"Presiden tidak bisa, DPR apalagi, pimpinan KPK kita ragu. Karena itu masyarakat ini yang mengawal benar dan konsisten pemberantasan korupsi di Indonesia," tandasnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pimpinan dan pegawai KPK jangan hanya cuma mentaati aturan hukum.
Baca SelengkapnyaPenetapan nama sembilan pansel capim KPK oleh Presiden Jokowi menandakan dimulainya mencari calon pimpinan lembaga antirasuah.
Baca SelengkapnyaMantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang heran dengan sikap Pimpinan Firli Bahuri dkk yang menyampaikan permintaan maaf.
Baca SelengkapnyaPimpinan tetap meminta Brigjen Asep Guntur menjadi Direktur Penyidikan dan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca SelengkapnyaJohanis Tanak disoraki para penyidik KPK saat melakukan audiensi dan mengaku mendapat intimidasi.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Bantah Intimidasi KPK: Kalau Saya Kirim Batalyon Suruh Geruduk Itu Intervensi
Baca SelengkapnyaAsep Guntur ingin mundur dari KPK buntut kasus suap Kepala Basarnas.
Baca SelengkapnyaJaksa Agung ST Burhanuddin menyebut, hingga saat ini masih ada jaksa yang nakal meski persentasenya sudah turun.
Baca SelengkapnyaWanita tangguh asal Batak ini telah menuai prestasi di kancah hukum Indonesia.
Baca SelengkapnyaBuntut pernyataan Wakil Ketua KPK Johanis Tanak yang menyebut penyelidik khilaf dalam OTT yang melibatkan Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Baca SelengkapnyaNawawi Pomolango mewanti-wanti tidak mau ada lagi "ikan busuk dari kepala".
Baca Selengkapnya