Jaga Solidaritas Partai, DPD I Golkar NTT Nilai Tak Perlu Munas Dipercepat
Merdeka.com - DPD I Partai Golkar NTT telah melaksanakan pleno tanggal 11 Mei lalu dengan membahas hasil Partai Golkar dalam Pileg dan Pilpres 2019. Rapat itu melibatkan semua pengurus dan Wantim serta melaksanakan koordinasi DPD Partai Golkar NTT tanggal 23 sampai 24 Mei membahas hal yg sama di Kupang yang melibatkan semua pengurus DPD II se-NTT, para caleg DPR RI, caleg DPRD Prop dan para caleg terpilih DPRD kab kota se NTT.
Berikutnya, DPP Partai Golkar juga telah melaksanakan silaturahmi dan konsultasi dengan Ketua dan Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi se-Indonesia di Jakarta tanggal 19 Mei lalu dan membahas hasil pileg pilpres 2019. Kemudian dilanjutkan buka puasa bersama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.
"Untuk kesimpulan dalam dua pertemuan yakni di DPD Partai Golkar NTT dan juga di DPP Partai Golkar tersebut relatif sama baik dalam aspek catatan hasil pileg 2019 dan rekomendasi untuk pilkada serentak 2020 dan pilpres 2024 mendatang," kata Ketua DPD I Partai Golkar NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Senin (27/5).
-
Mengapa Partai Golkar eksis hingga sekarang? Partai Golongan Karya (Golkar) salah satu partai tertua yang tetap eksis hingga kini, keberhasilannya tidak lepas dari soliditas kader hingga simpatisan untuk terus tampil dalam setiap Pemilu sejak 1971.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kenapa Golkar harus konsolidasi? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Mengapa Golkar penting? Kondisi geopolitik dan geo-ekonomi yang semakin kompleks, menuntut kemitraan ASEAN-RRT menjadi bagian dari solusi dan hal ini terangkum dalam ASEAN Common Statement.
-
Apa tujuan utama Partai Golkar saat ini? Kata dia, seluruh kader agar fokus terhadap kemenangan tersebut, dan mengabaikan isu perlunya Munaslub Partai Golkar yang dimunculkan pihak-pihak tertentu.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
Sedangkan catatan terkait hasil Partai Golkar dalam pileg dan pilpres 2019 antara lain, dampak konflik intern Partai Golkar sejak era Aburizal Bakrie berlanjut ke terbelah dua kepengurusan dengan Agung Laksono. Kemudian berlanjut ke Setya Novanto lalu ke Plt Ketum Idrus Marham dan sekarang Airlangga Hartarto membuat konsolidasi internal tidak berjalan maksimal.
"Selanjutnya, energi dan waktu selama periode 2014 sampai 2019 habis hanya untuk selesaikan konflik, kecuali periode terakhir dipimpin Airlangga Hartarto suasana mulai lebih kondusif, dan untuk kasus korupsi yang menimpa pimpinan partai baik di pusat dan daerah membuat citra Partai Golkar dan daya juang kader menurun," katanya.
Adapun catatan positif terkait pileg pilpres 2019, pertama kalinya Partai Golkar menang dalam pilpres sejak era reformasi. Semua potensi Golkar solid bergerak di lapangan baik pengurus dan para caleg serta para senior seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
Terlihat juga bahwa suasana dan kerja Golkar kali ini lebih semangat untuk membuktikan Partai Golkar masih merupakan partai besar di Indonesia juga di daerah.
"Semua pihak pun menyadari keberhasilan Partai Golkar ditentukan oleh soliditas internal dan dalam masa kepemimpinan Airlangga Hartarto bisa merangkul dan menggerakkan berbagai pihak yang bergerak untuk kepentingan Golkar dan Indonesia," paparnya.
Pertemuan dua kali di DPD Partai Golkar NTT dan DPP Partai Golkar memberi rekomendasi bagi pengurus DPP Partai Golkar untuk menata kembali organisasi dan kaderisasi yang sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan rakyat. Periode kepengurusan berjalan normal dan tinggal diputuskan pembenahan dari atas ke bawah atau bawah ke atas.
Sedangkan pembahasan dan pro kontra jadwal munas dikembalikan kembali pada periodesasi normal sehingga tetap jaga soliditas partai di pusat maupun daerah.
"Artinya Partai Golkar saat ini fokus dalam pembahasan dan penentuan pimpinan di lembaga legislatif, persiapkan menuju pilkada serentak 2020 dan agenda organisasi plus kaderisasi, tidak perlu ada percepatan munas dan kembali pada periodesasi, mekanisme plus jadwal normal," paparnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPD Golkar NTT menyatakan tunduk pada Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaPKB menghargai dinamika yang terjadi di Golkar dan memandangnya sebagai urusan internal partai.
Baca SelengkapnyaMunaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaKetua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Barat Khairunas menegaskan seluruh DPD di Indonesia solid mendukung Airlangga Hartarto.
Baca Selengkapnya"Tidak ada Munaslub. Semua sudah final dan tegas, Munas digelar 2024," tegas Agung Laksono.
Baca SelengkapnyaDalam konferensi pers, Idrus mendesak Airlangga segera melepas jabatannya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar
Baca SelengkapnyaLuhut meminta seluruh pihak di internal Golkar kompak dan tak terpengaruh dengan dugaan upaya dari pihak luar.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus menegaskan, tidak ada dorongan Munaslub oleh Dewan Pakar Golkar.
Baca Selengkapnya“Dari 38 ketua DPD Provinsi se-Indonesia menyatakan dukungan sepenuhnya kepada Ketua Umum Partai Golkar dan menolak wacana munaslub,” jelas Ace Hasan
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, apabila Golkar pecah, tidak akan bisa menang pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai masyarakat akan menguji gagasan bukan seberapa banyak partai gabung koalisi
Baca SelengkapnyaDPD Golkar seluruh Indonesia menyatakan tak ingin Munaslub.
Baca Selengkapnya