Jagoan kalah di Jabar, SBY nilai ada 'faktor Jokowi' dalam peningkatan suara Asyik
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mengomentari hasil quick count (hitung cepat) pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) yang menempatkan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di urutan kedua. Padahal di beberapa survei sebelumnya pasangan tersebut selalu berada di urutan ketiga.
"Mungkin bisa bertanya kepada pasangan pak Sudrajat dan pak Syaikhu, karena peningkatannya dibanding survei sebelumnya luar biasa, tanyakan pada beliau, 'pak strateginya apa, taktiknya apa?'," kata SBY, di Wisma Proklamasi, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/6).
Pasangan yang diusung oleh partai Gerindra dan PKS tersebut menyalip perolehan suara pasangan calon yang diusung Partai Demokrat Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. SBY menilai ada faktor Jokowi di balik melonjaknya dukungan untuk pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
Dia menjelaskan, pasangan nomor urut tiga tersebut diprediksi berhasil meraup suara dari masyarakat yang anti-Jokowi.
"Ada yang mengatakan tadi katanya hari-hari terakhir pasangan Pak Sudrajat dan Pak Syaikhu ini menampilkan yang berbeda, katanya, sebelum mendapatkan kepastian. Calon-calon yang lain itu, yang didukung nanti pak Jokowi sedangkan pasangan yang itu (Sudrajat-Syaikhu) bukan pak Jokowi," ujarnya.
Kendati demikian SBY mengaku tidak tahu persis apakah faktor tersebut memang berpengaruh signifikan atau tidak.
"Saya tidak tau apakah itu faktor yang bagus, tampil berbeda. Kalau yang lain pasti lah calon presidennya X, nah kami bukan X, apakah itu juga akhirnya menambah suaranya? kita tidak tahu, ini informasi saya dengar hari ini. Bagus ini menurut saya, boleh ditanya ke Pak Sudrajat. Silakan mungkin ada resep dari beliau mengapa peningkatannya tajam sekali dari semua hasil survei selama ini."
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi megatakan Pilkada Jabar kali ini tidak kompetitif.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik mencatat elektabilitas pasangan calon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan paling tinggi di antara paslon lain dengan perolehan 71,5 persen.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan survei sejumlah lembaga ini berbeda dengan temuan tim di internalnya.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca SelengkapnyaSampai hari ini, sudah 27 kabupaten/kota merampungkan penghitungan suara.
Baca SelengkapnyaKubu Ganjar-Mahfud diminta untuk segera bangkit meraih elektabilitas kembali agar tak tertinggal di posisi ketiga.
Baca SelengkapnyaDasco mengungkap, sudah ada kesepakatan di antara partai Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaDari data yang masuk, Cagub Dedi Mulyadi memimpin sementara.
Baca SelengkapnyaQuick count atau hitung cepat Pilkada Jabar versi lembaga survei Indikator menunjukkan perolehan suara Syaikhu tertinggal dari Dedi Mulyadi.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 8-14 September 2024 dengan wawancara tatap muka langsung terhadap 1200 responden.
Baca Selengkapnya