Jajaki koalisi, Gerindra serahkan 3 nama ke PDIP untuk Pilgub DKI
Merdeka.com - Pimpinan DPD Partai Gerindra dan DPD PDIP DKI Jakarta bertemu di markas DPD PDIP, Jakarta Selatan. Pertemuan tersebut untuk menjajaki kemungkinan koalisi kedua partai di Pilgub DKI 2017 mendatang.
Gerindra sendiri sudah melakukan penjaringan untuk bakal calon gubernur DKI 2017. Saat ini sudah tinggal 3 nama yakni Sjafrie Sjamsoeddin, Yuszril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno. PDIP juga sedang melakukan penjaringan.
Dalam pertemuan tersebut, Gerindra yang bertandang mengaku sudah menyerahkan tiga nama tersebut ke DPD PDIP DKI Jakarta.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang dianggap pasangan tepat untuk diusung Koalisi Perubahan? Anies-AHY dianggap pasangan tepat untuk diusung Koalisi Perubahan sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024
-
Apa yang sedang dipertimbangkan oleh PDIP untuk Pilgub DKI 2024? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
"Kami berkewajiban menyampaikan, jadi ketiga nama ini kita bawa kepada pihak koalisi, apakah disetujui atau tidak, itu akan dibahas pada tahap berikutnya," ujar Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerinda, M Taufik di DPD DKI Jakarta PDIP, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, (26/5).
Menurut Taufik, jika deal untuk koalisi, maka PDIP dan Gerindra akan meramu nama pasangan yang akan diusung oleh kedua partai tersebut. Meski demikian, calon yang diusung Gerindra belum tentu akan menjadi wagub meskipun kursi di DPRD DKI, PDIP lebih banyak.
Hubungan PDIP dan Gerindra sendiri mengalami pasang surut. Sebelumnya pada Pilgub DKI 2012, kedua partai ini sukses menggulingkan determinasi calon petahana. Saat itu PDIP dan Gerindra mengusung duet Jokowi-Ahok.
Usai Pilgub, PDIP dan Gerindra sama-sama menjadi motor dalam posisi yang berlawanan. Koalisi PDIP mengusung Jokowi-JK sebagai Capres dan Cawapres, sedangkan Gerindra Cs mengusung Prabowo-Hatta.
Di DKI sendiri, Gerindra harus gigit jari. Hal ini setelah Ahok yang mereka dukung menyatakan keluar dari partai. Bahkan Ahok kini siap menyatakan maju lewat jalur independen di Pilgub DKI 2017 menantang semua calon dari parpol.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar dukungan cagub Dedi Mulyadi berpasangan dengan politikus Golkar Nurul Arifin sebagai cawagub untuk Pilkada Jabar 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bicara potensi koalisi dengan Partai Gerindra di Pilgub DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Puan Maharani bicara soal peluang terbentuknya koalisi antara PKB dan PDIP di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaNantinya, Dedi Mulyadi akan didampingi calon dari PAN untuk Pilgub Jawa Barat 2024.
Baca SelengkapnyaPengurus Partai Gerindra Jawa Barat menyebut ada dua nama yang dipertimbangkan untuk diusung, yakni Dedi Mulyadi dan Taufik Hidayat.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto memastikan PDIP membuka peluang bekerja sama dengan partai lain
Baca SelengkapnyaFraksi parpol disilakan untuk mengusulkan nama pejabat eselon 1 yang dianggap mumpuni memimpin Jakarta sebagai Pj Gubernur.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, sudah ada beberapa nama yang berpotensi diusung Gerindra.
Baca SelengkapnyaPDIP mulai menyeleksi nama-nama potensial yang akan diusung di Pilgub.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan akan terus bergerak cepat menghadapi pilkada serentak.
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah, mengatakan partainya terbuka bila dalam bekerja sama dengan partai lainnya
Baca SelengkapnyaDedi menilai, pecah kongsi Golkar dan KIM utamanya karena memang tidak ada kepentingan Jokowi.
Baca Selengkapnya