'JASMEV bukan tukang komentar berita Jokowi di media online'
Merdeka.com - Koordinator relawan JASMEV2014 (Jokowi Advanced Social Media Volunteers 2014) Kartika Djoemadi membantah banyaknya pengguna sosial media yang acap kali melontarkan komentar di berbagai media online terkait pemberitaan Joko Widodo alias Jokowi. Menurut Kartika hal itu bukanlah gaya dari anggota JASMEV.
"Justru kalau yang suka komen (komentar mendukung) di media online itu bukan anggota (JASMEV)," ucap Kartika saat launching JASMEV 2014 di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (27/3).
Kartika menjelaskan, rutinitas yang biasa dilakoni anggota JASMEV di media sosial berupa membuat tulisan atau blog.
-
Apa yang dilakukan oleh blogger? Blogger adalah seseorang yang menulis dan mengelola konten di sebuah platform online seperti blog atau media sosial.
-
Siapa yang sering update media sosial? Media sosial, yang biasanya digunakan untuk berbagi cerita, seringkali membuat banyak orang penasaran dan bertanya-tanya tentang kehidupan mereka yang jarang memperbarui status di media sosial.
-
Apa yang sebenarnya diunggah Jokowi di Instagram? Postingan tersebut diunggah pada 5 Oktober 2023. Sementara itu, bagian komentar juga dibanjiri dengan warganet yang meminta bantuan Jokowi untuk kembali mengangkat kasus Jessica-Mirna agar diusut tuntas.'Pak tolong angkat kasus jessica, ini kemauan rakyat,' tulis akun @scarlattinoj***.
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Kapan makalah sering dibuat? Makalah umumnya diberikan sebagai tugas dan mengulas suatu topik.
-
Siapa yang sering membuat konten di Instagram? Kehidupan mereka telah menjadi sorotan sejak mereka masih muda, berasal dari keluarga selebritas yang membuat konten Instagram mereka selalu menarik perhatian.
"Kalau anggota (JASMEV) itu biasanya bikin kultwit. Atau bikin tulisan buat yang punya blog dan di amplifikasi. Ada juga yang buat video tentang Pak Jokowi," paparnya.
Sebelumnya Kartika menjelaskan awal pembentukan JASMEV pada saat pertarungan di Pilgub DKI putaran dua lalu.
"Awalnya pada Pilgub putaran kedua, tim dari foke itu kan hire tim sosmed besar-besaran. Karena masuk isu data, Pak Jokowi minta tolong ke saya untuk koordinir temen-temen di sosmed supaya bisa menjelaskan pihak-pihak yang membully dirinya bahwa informasi itu tidak benar," cerita Kartika.
Akhirnya, tambah Kartika, diputuskanlah untuk membuat komunitas JASMEV ini dengan akun @JASMEV2014. Membentuk sebuah komunitas bukanlah hal yang gratis. Terkait permasalahan itu, Jokowi pun menyerahkan sepenuhnya kepada Kartika dan tim untuk mencari solusi.
"Kita tanya dananya gimana Pak? Pak Jokowi jawab dari kalian. Masak saya lagi," tuturnya seraya menirukan ucapan Jokowi.
Kartika pun menjelaskan makna perkataan 'saya lagi' yang dilontarkan mantan Walikota Solo tersebut. "Maksudnya saya lagi itu, Pak Jokowi kan udah keluar dana untuk kampanye. Bolak balik Jakarta-Solo. Jadi untuk tim sosmed ini dana dari relawan. Ya kita patungan aja. Para relawan juga sedia ko mengeluarkan uang patungan," paparnya.
"Kita sendiri yang mengatur mulai dari pembuatan website, rekrut relawan sampai acara kopi darat," pungkasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jovi Andrea mengaku dikriminalisasi usai mengkritik rekan kerjanya yang menggunakan kendaraan dinas untuk kepentingan pribadi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaDi depan anggota Komisi III DPR, Jovi blak-blakan mengungkapkan duduk perkara dirinya mengkritik Nella Maresella.
Baca SelengkapnyaMunculnya spanduk 'Jokowi Alumnus UGM Paling Membanggakan' merupakan dinamika di lingkungan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaArtikel adalah sebuah karangan yang berisi fakta dan opini, ditulis untuk dipublikasikan di media cetak atau media online.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kode etik jurnalistik terus dipegang teguh.
Baca Selengkapnya