Jawa Tengah, jargon kandang banteng & ambisi melebatkan beringin
Merdeka.com - Jargon Jawa Tengah adalah kandang banteng belakangan ramai menjadi pembahasan. Awalnya, Sudirman Said yang bakal bertarung dengan kader PDIP Ganjar Pranowo memperebutkan kursi gubernur tak sepakat jika Jawa Tengah disebut kandang banteng alias basis kekuatan politik dan massa PDIP.
Rupanya, Partai Golkar yang notabene berkoalisi dengan PDIP di Pilgub Jateng juga tak sepakat jika Jateng disebut kandang banteng. Adalah Ketua Harian DPD Golkar Jawa Tengah, Iqbal Wibisono yang menyatakan tak tepat jika Jateng disebut kandang banteng.
Dia justru mengklaim jika dilihat dari sejarah, Golkar justru lebih dominan daripada PDIP. Menurutnya, kader Golkar lebih banyak menjadi Gubernur Jateng ketimbang PDIP. Dia menyebut setidaknya ada lima kader Golkar yang pernah menjadi Gubernur Jateng. Mereka yakni; Munadi, Parjo, Ismail, Wardi, dan Mardiyanto. Sementara, PDIP baru dua kali yakni Bibit Waluyo dan Ganjar Pranowo.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang diusung Golkar untuk Pilgub Banten? '(Golkar usung) Ibu Airin (di Pilkada Banten),' kata Airlangga kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (5/4).
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Kenapa Anies yakin Jateng bukan 'Kandang Banteng' lagi? 'Kalau sering disebut kandang. Itu adalah periode-periode sebelumnya. Sementara sekarang rakyat yang menginginkan perubahan itu bukan ada di satu dua partai, tapi di banyak partai,' kata dia.
Selain itu, kata dia, di tingkat kabupaten/kota, saat ini Partai Golkar menempatkan 10 kadernya di kursi bupati/walikota maupun wakilnya. Daerah yang dipimpin kader Golkar antara lain Kabupaten Batang, Kota Demak, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banjarnegara, Kota Tegal, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Pemalang.
Dia mengakui PDIP memang perkasa dan berhasil mendominasi eksekutif dan legislatif di Jateng. Namun demikian, jumlah kursi PDIP di Jateng tak pernah mencapai 50 persen lebih.
"Sementara Golkar pernah mencapai 67 persen," kata Iqbal, Kamis (1/2).
Dia menilai sekarang adalah saatnya untuk mengembalikan lebatnya beringin di Jawa Tengah. Pihaknya pun memiliki target perolehan kursi DPRD Jateng pada Pemilu 2019 mendatang.
"Ada beberapa ikhtiar yang kami lakukan. Pertama, saat ini daerah pilihan terbagi menjadi 13, minimal setiap dapil memperoleh dua kursi. Minimal nanti harus 20 kursi, beringin di Jateng harus kembali lebat," katanya.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio tak sepakat dengan pernyataan Iqbal. Menurutnya, jargon Jateng adalah kandang banteng sudah tepat. Sebab, PDIP memang parpol pemilik kursi terbanyak di DPRD Jateng.
Sementara soal kader Golkar lebih banyak ketimbang PDIP menjadi Gubernur Jateng, dia mengatakan hal itu terjadi karena di era Orde Baru gubernur langsung ditunjuk oleh Presiden. Sementara, di era Pilkada langsung, dua gubernur dari PDIP yang terpilih.
Menurutnya, jika Golkar ingin menumbangkan PDIP dan menguasai Jateng di Pemilu 2019, partai beringin itu harus bekerja ekstra keras.
"Selama ini kesolidan kader PDIP di Jateng sangat luar biasa. Jadi kalau mereka (Golkar) mau menumbangkan PDIP harus kerja keras. Misalnya perbanyak kepala-kepala daerah dari Golkar di Jateng," katanya kepada merdeka.com, semalam.
Berdasarkan hasil pemilu 2014 lalu, PDIP adalah parpol peraih suara terbanyak di Jateng dan berhasil meraih 31 kursi DPRD Jateng, kedua adalah PKB dengan 13 kursi, ketiga Gerindra 11 kursi, sementara Golkar dan PKS sama-sama meraih 10 kursi, Demokrat 9 kursi, PAN 8 kursi, dan PPP 8 kursi. Dia menilai, dari raihan jumlah kursi tersebut dapat dilihat bahwa Jateng adalah kandang banteng.
"Nah kalau kandangnya Golkar itu di Sumsel," katanya.
Sementara itu, pengamat politik LIPI, Siti Zuhro menilai jika dilihat dari hasil Pemilu 2014, PDIP memang pemilik kursi terbanyak di DPRD Jateng. Namun, tak serta merta bisa disebut penguasa. Sebab, jika digabungkan, jumlah kursi parpol lain lebih besar dari PDIP.
Jumlah total kursi DPRD Jateng adalah 100 kursi. PDIP memiliki 31 kursi. Artinya 69 kursi dimiliki parpol lain.
"Itu (kandang banteng) hanya julukan prokem saja. Kalau bicara Pileg, memang PDIP dominan di Jawa Tengah. Meski dominan tapi tidak semua karena ada sisa partai lain," kata Siti Zuhro saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (29/1) malam lalu.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun, Yenny mengingatkan agar Jokowi lebih baik cuti dahulu sebelum berkampanye untuk Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Puan Maharani menargetkan Jawa Tengah tetap menjadi kandang banteng di tengah blusukan Jokowi dan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaMantan Wali Kota Semarang mengatakan jika pernyataan itu merupakan hak asasi Luthfi.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku sedih karena akhirnya harus berbeda jalan dengan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJenderal (Purn) Andika Perkasa mengakui 'kandang banteng' di Jawa Tengah terbelah menjadi dua kubu imbas Gibran Cawapres.
Baca SelengkapnyaDi Jawa Tengah, elektabilitas paslon 02 Prabowo-Gibran dan pasangan 03 Ganjar-Mahfud hanya selisih sedikit.
Baca SelengkapnyaPKB bahkan ingin menjadi partai pemenang di Jateng dalam kontestasi Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga menekankan tentang konsolidasi 3 pilar partai.
Baca SelengkapnyaAirlangga menilai arah dukungan Jokowi di Pilpres 2024 sudah jelas
Baca SelengkapnyaBahwa ada beberapa daerah yang kiranya bukan basis PDIP yakni Rembang dan Pekalongan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Gibran akan menjadi bonus tersendiri bila dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaLuthfi menegaskan pangkat bintang yang disandangnya otomatis hilang saat mendaftar ikut pilkada.
Baca Selengkapnya