Jelang Munas, Golkar Disarankan Gelar Debat Publik Caketum
Merdeka.com - Pengamat politik, Hanta Yuda menyarankan Partai Golkar kembali menggelar debat publik calon ketua umum (caketum) jelang Musyawarah Nasional (Munas). Debat publik caketum pernah dilaksanakan Golkar pada Munaslub tahun 2016.
"Ini harapan sekaligus tantangan apakah bisa Golkar jelang Munas ini ada debat calon ketum," kata Hanta di Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11).
Menurutnya, tradisi debat publik caketum jelang Munas merupakan hal positif dalam dunia politik. Selain memberikan pendidikan politik bagi masyarakat, debat publik menjadi ajang menguji gagasan para caketum.
-
Apa manfaat dari berdebat? Tujuannya yaitu untuk mempertahankan pendapat bahkan memenangkan pendapat. Dari definisi tersebut, sangat jelas bahwa debat mampu melatih daya pikir.
-
Mengapa Pramono Anung mengajak pasangan calon untuk menjadikan masa kampanye sebagai ajang pendidikan politik? Pramono mengajak pasangan calon menjadikan masa kampanye sebagai ajang pendidikan politik bagi masyarakat Jakarta. Karena itu, mari mengendepankan adu gagasan.
-
Kenapa diskusi Jelang Pilkada 2024 di Kulon Progo sangat penting? Acara ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif warga, terutama perempuan, dalam pemilihan kepala daerah mendatang.
-
Dimana diskusi Jelang Pilkada 2024 di Kulon Progo digelar? Pada Senin (5/8), PC Fatayat NU Kulon Progo bekerja sama dengan Yayasan LKiS dan Koalisi Lintas Isu menggelar 'Diskusi Kesadaran Warga dalam Memilih Pemimpin yang Ideal' di Kantor PCNU Kulon Progo.
-
Kenapa ada debat capres? Tujuan dari debat sendiri adalah untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu isu, dan juga untuk menemukan solusi atau keputusan yang terbaik.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
"Tapi kalau caketum cuma satu bagaimana mau didebatkan. Minimal dua atau berapa. Jadi itu taruh gagasan memberikan pesan kepada publik bahwa Golkar sudah memulai tradisi lima tahun lalu," ujarnya.
Selain itu, Hanta berharap Munas Golkar dilakukan secara demokratis dan transparan. Terutama pada proses pemilihan ketua umum Golkar periode 2019-2024.
"Silakan caranya mau aklamasi atau mau voting tapi dimulai dengan cara terbuka. Para pemilik suara memiliki berbagai macam keleluasaan untuk memilih," ucapnya.
Dia kemudian menantang Golkar untuk menentukan sendiri siapa yang layak menjadi sang ketum. Selama ini, kata dia, ketum Golkar ditentukan kekuatan dari luar partai berlambang pohon beringin itu.
"Bagaimana Munas Golkar menunjukkan tradisi barunya dia otonom, mandiri dan lepas dari pengaruh eksternal. Terutama pengaruh kekuasaan. Sejak awal Munas Golkar 1998, 2004, 2009, 2016 kita tidak bisa menyangkal pengaruh eksternal kekuasaan sangat besar," tutup Hanta.
Kelebihan dan Kekurangan Dua Caketum Golkar
Sementara itu, pengamat politik Ray Rangkuti melihat ada dua kandidat populer yang digadang-gadang bertarung di munas Golkar yang akan digelar pada 3-6 Desember di Hotel Ritz Carlton, Jakarta. Dua nama itu yaitu Airlangga Hartato dan Bambang Soesatyo.
"Airlangga Hartato dan Bambang Soesatyo keduanya hampir berimbang satunya Ketua MPR satunya lagi menteri dua periode," katanya.
Dia mengatakan, dari kedua calon ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ia menjelaskan ada empat variabel yang bisa digunakan untuk melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing dari keduanya sebagai calon ketua umum Golkar.
"Pertama adalah popularitas dari calon ketum. Pertimbangan pendapat publik itu menjadi bagian tradisi Golkar untuk menentukan calon ketua umum, relatif di Golkar tidak mengenal calon yang tiba-tiba, artinya bila kuda hitam yang terpilih tapi kuda hitammya bukan dari orang yang tidak dikenal," papar Ray.
Ray mengatakan Golkar terlihat tidak percaya diri dalam mencalonkan ketua umumnya dari orang yang sama sekali tidak punya basic sosial, tidak seperti partai lain yang bisa mencalonkan ketum yang secara sosial tidak terkenal.
"Kedua soal hubungan struktural ini menjadi salah satu keunggulan Pak Airlangga beliau punya hubungan struktural yang cukup ke daerah-daerah DPD tingkat satu dan dua sebagai pemilih suara, yang dalam konteks ini Pak Airlangga memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh Bambang Soesatyo," sambung Ray.
Selanjutnya Ray menjelaskan tentang faktor ketiga yaitu pendekatan personal dalam hal ini Bambang Soesatyo memiliki keunggulan dibanding Airlanngga karena mempunyai pendekatan personal cukup bagus sebagai pengurus daerah tingkat satu dan tingkat dua.
"Terakhir yaitu faktor eksternal yaitu suara dari pemerintah dan sejauh ini pemerintah atau Presiden belum memperlihatkan sikap memiliki kecendrungan memilih si A memilih si B, dukungan dari pemerimtah biasanya datang seminggu sebelum hari H," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Format ini membuat pembicara berdiri di panggung dengan dikelilingi hadirin.
Baca SelengkapnyaGerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) bakal menggelar seminar rutin sebagai wadah mahasiswa.
Baca SelengkapnyaJK juga menyinggung situasi yang terjadi saat debat kemarin tak berbeda jauh pada debat Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaTema debat hingga kini masih digodok oleh KPU. Seputar isu RPJMN.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku tak masalah atas penilaian masyarakat terhadap penampilannya saat debat capres.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berharap KPU mempertahankan format debat seperti Pemilu 2019.
Baca SelengkapnyaSandiaga berharap debat kandidat bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui kualitas capres-cawapres.
Baca SelengkapnyaPartai koalisi akan fokus pada substansi dan program dibawa Ganjar Pranowo sebagai calon presiden apabila debat terbuka terlaksana.
Baca SelengkapnyaSalah satu alasan DPR mewacana hal tersebut karena melihat pertarungan dalam Pilkades lebih keras bahkan banyak korban jiwa.
Baca SelengkapnyaSyaugi dan jajarannya menyatakan bahwa pasangan Anies-Muhaimin meminta format debat cawapres tetap diadakan seperti pada Pemilu-pemilu sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjaga toleransi dan kerukunan selama pemilu.
Baca Selengkapnya""(Kampanye) tidak boleh mengganggu kegiatan proses pendidikan, baik belajar mengajar ataupun perkuliahan."
Baca Selengkapnya