Jelang putusan Setnov, Junimart ngaku banyak dapat SMS
Merdeka.com - MKD akan membuat keputusan terkait sidang etik Ketua DPR Setya Novanto atas kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak PT Freeport. Jelang putusan, Wakil Ketua MKD mengaku mendapat banyak pesan singkat dari sejumlah pihak yang berkepentingan dalam kasus ini.
"Udah penuh SMS di HP saya. Dan saya enggak mau hapus SMS-nya, biar penuh dan SMS yang akan masuk sudah tak bisa lagi," kata Junimart di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/12).
Dari banyaknya pesan singkat yang masuk di ponselnya, Junimart membeberkan isinya. Ada yang menyanjung, adapula yang memberikan pesan solidaritas.
-
Bagaimana Jokowi mendorong Freeport bangun smelter? Jokowi lantas mencari cara karena sulit mendorong PT Freeport untuk membangun industri smelter. Kemudian, Jokowi meminta BUMN membeli saham mayoritas bagi PT Freeport.'Sehingga kita sekarang memiliki saham mayoritas 51 persen. Setelah kita mayoritas, baru saya perintah BUMN-nya agar industri smelternya segera dibangun,' pungkas Jokowi.
-
Kenapa Jokowi paksa Freeport bangun smelter? Untuk itu, Jokowi memaksa PT Freeport membangun industri smelter tembaga di Gresik. 'Bayangkan 55 tahun, dan kita tidak tahu apakah yang diekspor itu hanya tembaga atau ada emasnya. Oleh sebab itu, 9 tahun yang lalu saya paksa untuk mereka mau membangun yang namanya industri smelter,' tuturnya.
-
Siapa yang mendukung Setyo Wahono? Dapat Dukungan dari Ulama Dalam maju sebagai Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono mendapat dukungan dari para kiai dan ulama di Bojonegoro. Hal ini lantaran ia dianggap peduli meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren.Salah satu ulama yang mendukung Setyo Wahono adalah Kiai Safarun.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Bagaimana cara Setyo Wahono berkampanye? Dalam berkampanye, Wahono sering mengadakan blusukan ke pasar-pasar yang ada di Bojonegoro. Di sana dia dengan sabar mendengarkan keluhan para pedagang, mengadakan diskusi, hingga membagikan cinderamata.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ada yang menyanjung, ada juga yang katakan solidaritas. Tapi tidak masalah," tuturnya.
Kendati banyak tekanan maupun dukungan, Junimart mengaku, dirinya tetap mengaku pada keputusan pimpinan partai PDIP, Megawati Soekarnoputri. Berdasarkan perintah Megawati, Junimart diarahkan agar tetap berpegang teguh pada aturan yang benar.
"Perintah dari ketum, sesuai dengan aturan dan harus melihat secara konkret, karena rakyat menonton. Kita tidak boleh belok kiri belok kanan. Kalau terbukti silakan, tidak terbukti silakan," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya