Jika tak pilih cawapres hasil Ijtima Ulama, Prabowo dinilai kecewakan umat
Merdeka.com - Calon presiden Prabowo Subianto hingga kini masih membahas siapa calon pendampingnya di Pilpres 2019. Ketua Umum Partai Gerindra itu dinilai harus mengambil salah satu nama dari hasil Ijtima Ulama, Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Abdul Somad.
Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy (IWD) Endang Tirtana mengatakan, Prabowo bersama PKS dan PAN selalu memperjuangkan umat. Untuk itu, dia menilai, untuk melanjutkan perjuangan itu maka Prabowo harus mengindahkan hasil Ijtima Ulama.
"Selama ini kan Prabowo bersama PKS dan PAN selalu memperjuangkan umat. Untuk itu seharusnya di Pilpres mendatang, Prabowo mendengarkan hasil Ijtima Ulama," katanya, Kamis (2/8).
-
Apa yang akan dilakukan Prabowo? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Kenapa Prabowo maju di Pilpres 2024? Meski sudah masuk ke kursi pemerintahan, Prabowo belum menyerah akan tekadnya.
-
Apa posisi calon menteri Prabowo? Prabowo didampingi sejumlah pejabat, yang salah satunya dikabarkan sebagai calon menteri keuangan.
-
Bagaimana cara Prabowo untuk maju Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Kenapa Prabowo diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
Dia mengungkapkan, Prabowo akan membuat blunder jika nantinya memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai pendampingnya. Sebab, masyarakat akan menilai apa yang selama ini diperjuangkan hanya untuk kepentingan politik.
"Kalau AHY yang dipilih berarti masyarakat akan melihat berarti selama ini perjuangan keumatannya hanya pragmatis politik. Prabowo akan dianggap menggunakan suara ummat hanya untuk kepentingan elektoral semata. Ini yang harus menjadi perhatian koalisi pendukung Prabowo," ujarnya.
Endang mengungkapkan, kesalahan memilih calon wakil presiden akan berdampak pada hasil Pilpres mendatang. Masyarakat akan mencap Prabowo hanya memanfaatkan umat.
"Dampaknya, masyarakat akan mengalihkan dukungan kepada Jokowi. Sebab mereka melihat Prabowo hanya memanfaatkan umat, bukan memperjuangkannya. Sebab Ijtima Ulama sudah final, dan ini harus didengarkan oleh Prabowo sebagai representasi umat," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menilai figur yang bisa melengkapi Prabowo adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang diklaim sebagai figur baik, bukan pragmatis.
Baca SelengkapnyaSekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan masyarakat tak pilih Prabowo Subianto di Pilpres 2024 akan menyesal.
Baca SelengkapnyaYusril Ihza Mahendra menyatakan kesiapannya untuk menjadi cawapres Prabowo.
Baca SelengkapnyaJateng identik dengan sebutan kandang banteng alias basis pendukung PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, dalam demokrasi tidak mengenal kata pelipur lara. Dia membantah kehadiran Partai Gelora hanya menjadi pelipur lara, setelah ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaKeterlibatan Prabowo yang juga dalam mengkampanyekan Luthfi - Yasin berdampak pada strategi pemenangan paslon yang diusungnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto secara terbuka mendukung pasangan calon Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng.
Baca SelengkapnyaJanji itu diberikan karena GNPF Ulama karena dianggap terbukti bekerja keras memenangkan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKhofifah meminta warga Jatim untuk berhati-hati menjelang hari H coblosan.
Baca SelengkapnyaHal ini menuai polemik, terlebih Prabowo saat ini menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaSurya juga menyindir Prabowo dinilai tidak mampu berkompetisi dengan baik tanpa dukungan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto banjir kritik usai heboh julukkan 'gemoy'.
Baca Selengkapnya