Jimly sebut kasus Setnov bisa ganggu hubungan eksekutif & legislatif
Merdeka.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menilai kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto berkaitan erat dengan nama baik bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin merupakan hal serius. "Kita tidak bisa mendikte. Sebagai pribadi, presiden dan wapres tersinggung dong dia. Mungkin ini akan mengganggu personal eksekutif dan legislatif seterusnya," kata Jimly di Istana Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (8/12).
Ketersinggungan presiden dan wapres atas dugaan pencatutan nama oleh Ketua DPR, Setya Novanto berpotensi mengganggu hubungan antara lembaga eksekutif dan legislatif di kemudian hari. Terlebih lagi Jimly menilai, tidak ada tradisi pejabat DPR mengundurkan diri.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk integritas pemilu di Indonesia? Dalam konteks penyelenggaraan pemilu di Indonesia, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah lembaga utama yang berperan dalam memastikan integritas pemilu.
-
Kenapa integritas penting? Integritas adalah prinsip fundamental dalam hubungan antarmanusia, baik dalam lingkungan pribadi, profesional, maupun sosial.
-
Kenapa penyelenggara pemilu Jawa Tengah harus menjaga integritas? 'Agar pemilu ini berjalan dengan sukses dan damai, penyelenggara Pemilu ini harus berintegritas,' kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat memberi sambutan sekaligus membuka acara Rapat Koordinasi Penyelenggara Pemilu di Regional Jawa Tengah di Hotel Lor In Solo (14/11).
-
Kenapa pakta integritas penting? Tujuannya untuk melaksanakan tugas dengan penuh integritas demi menghindari tindakan tidak bermoral seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Bagaimana cara DKPP meningkatkan integritas penyelenggara pemilu di Jawa Tengah? Nana mengapresiasi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang berupaya mewujudkan penyelenggara pemilu yang berintegritas melalui rapat koordinasi tersebut.
"Lah bagaimana, ketuanya menyindir-nyindir ngomong-ngomong begitu kan tidak enak. Itu pasti mengganggu secara institusi. Tapi kan kebiasaan mundur kita kan tidak ada," ucap Jimly.
Soal pencatutan nama presiden dan wapres, Jimly menegaskan hal itu berkaitan erat dengan nama baik bangsa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dinilai Jimly perlu dilakukan agar hal ini tidak kembali terjadi.
"Ini nama baik bangsa kita jadi pertaruhan. Jadi masalah integritas ini soal serius. Maka ke depan harus dipikirkan adanya larangan konflik kepentingan," kata Jimly.
Selain itu, lanjut Jimly, perlu ada pengaturan etika profesi bagi pejabat dan penyelenggara negara. "Jangan dibiarkan masalah etika ini diselesaikan dengan rumit menggunakan logika hukum. Dia lebih cepat, lebih sederhana sehingga tidak merusak citra institusinya," tutur Jimly.
Namun, khusus perihal kasus pelanggaran etika yang saat ini masih bergulir di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Jimly meminta masyarakat untuk menunggu keputusan MKD terhadap dugaan pelanggaran etika oleh Setya Novanto.
"Khusus urusan ini, kita tunggu keputusan internal MKD. Ini kan baru memeriksa. Belum memutus. Jadi kita tunggu dulu. Karena bisa saja diputuskan dibentuk panel berarti serius," tutur Jimly.
Meski kemarahan Presiden Jokowi dinilai serius, namun Jimly menegaskan bahwa MKD memiliki kemandirian terhadap keputusannya sendiri. Jimly menilai, saat ini dukungan harus diberikan kepada presiden dan wakil presiden, terlebih keduanya dinilai kompak dalam menata sistem di Indonesia saat ini.
"Saya rasa harus memberi dukungan. Presiden dan wapres kompak menata sistem beretika di negara. Jadi konflik kepentingan diatur dan etika diatur. Yang penting presiden dan wapres kompak. Jangan sampai tidak, biar negara tidak terpecah belah," tutup Jimly.
Sebelumnya, Presiden Jokowi marah besar namanya dicatut dalam urusan saham Freeport. Dengan muka tegang menahan amarah dia menggelar konferensi pers.
"Tidak boleh namanya lembaga negara bermain-main lagi," kata Jokowi, Senin (7/12).
"Saya nggak apa-apa dikatakan presiden gila, presiden sarap, presiden koppig. Tapi sudah mencatut saham 11 persen itu yang saya tidak mau. Ini masalah kepatutan, masalah etika, moralitas, dan itu masalah wibawa!" tegas Jokowi dengan nada tinggi. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan Jokowi kepada Pejabat TNI-Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis (12/9).
Baca Selengkapnya"Merubah banyak undang-undang sebelum berkuasa adalah ciri awal otoritarian di negara otoriter," kata Gilbert
Baca SelengkapnyaTim Hukum Nasional AMIN sudah menyiapkan format laporan terkait pernyataan Jokowi ke Bawaslu.
Baca SelengkapnyaPeneliti sekaligus Koordinator Klaster Riset Konflik Pertahanan dan Keamanan BRIN Muhamad Haripin menyebut Jokowi terindikasi menyalahgunakan kekuasaan.
Baca SelengkapnyaMK menggelar persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024, pada Rabu, 27 Maret 2024
Baca SelengkapnyaRomo Magnis mengingatkan, bahwa Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karena itu, hal yang harus dituntut kepadanya adalah etika.
Baca SelengkapnyaNetralitas aparat dan pejabat negara dalam pemilu menjadi pembahasan JK saat bertemu capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaJimly Asshiddiqie mengatakan, sudah saatnya Indonesia memiliki lembaga yang khusus menangani pelanggaran etika.
Baca SelengkapnyaAgenda sidang mengklarifikasi kepada para pelapor terkait laporan dugaan pelanggaran kode etik sembilan hakim konstitusi tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi diminta tidak membiarkan penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan politik tertentu
Baca SelengkapnyaMenurut peneliti BRIN, seharusnya Jokowi tidak mobilisasi intelijen negara untuk memata-matai partai politik.
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Kejaksaan Agung memanfaatkan kewenangan tersebut secara profesional dan bertanggung jawab.
Baca Selengkapnya