Jokowi dinilai butuh cawapres dekat dengan Islam tapi non sektarian
Merdeka.com - Presiden Jokowi menyatakan telah mengantongi nama untuk calon wakil presidennya. Hal ini pun menimbulkan spekulasi terkait nama pendampingnya.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, mengatakan, sebenarnya dari berbagai nama di survei tidak ada yang menjadi pendongkrak suara Jokowi. Namun lebih kepada sosok yang bisa membantu Jokowi dalam menghadapi berbagai isu, salah satunya SARA.
"Konteksnya, kriteria yang dipilih memiliki kedekatan jaringan dengan politik Islam, yang kedua sosok yang diterima semua kalangan. Jangan memiliki kedekatan jaringan dengan politik Islam, tapi tidak cukup dekat dengan kaum nasionalis atau cenderung pandangan sektarian," kata Yunarto kepada Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (10/7).
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang akan ditetapkan sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih? Hari ini, Rabu (24/4), KPU akan menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
Yunarto menambahkan, tokoh tersebut harus memiliki tingkat pengenalan cukup sehingga tidak jadi beban elektoral untuk Jokowi. "Artinya orang sudah lama di dunia politik juga dan mungkin jadi pertimbangan juga orang yang diterima semua parpol pendukung," ujarnya.
Dia menduga, bisa saja orang non parpol dipilih karena tak membebani para partai pendukung. Meskipun demikian Yunarto menyebut, ada beberapa nama calon yang bisa saja dilirik. Seperti mantan Ketua MK Mahfud MD, Ketua KSP Moeldoko, serta dari orang parpol, yaitu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
"Kalau 3 besar kalau dispekulasikan dari non parpol itu ada nama Mahfud MD dan Moeldoko. Sementara untuk parpol bisa saja Airlangga," tukasnya.
Senada, Peneliti politik senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris, menyebut beberapa nama yang sama. Hanya satu yang berbeda ada Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Prediksi saya cawapres Jokowi dari unsur non parpol Mahfud MD dan Sri Mulyani, sedangkan dari parpol Airlangga Hartarto," jelas Haris.
Dia menuturkan, alasan memilihnya itu, karena tiga orang tersebut mempunyai kapasitas yang baik.
"Sri Mulyani dan Mahfud adalah tokoh yang kompeten di bidang masing-masing. Airlangga Ketum Parpol terbesar sesudah PDIP," pungkasnya
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaHasto pun mengaku, jika Megawati Soekarnoputri tengah melakukan kontemplasi serta pengkajian.
Baca SelengkapnyaJokowi awalnya tiba di lokasi didampingi Prabowo dan Habib Luthfi.
Baca SelengkapnyaSecara partai, Jokowi harusnya mendukung Ganjar. Namun, Jokowi juga terlihat mesra dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaJokowi terlihat duduk di sebelah Pratikno. Sementara itu, Prabowo duduk di depan Jokowi. Sedangkan, Ganjar Pranowo duduk di sebelah Jokowi.
Baca SelengkapnyaGanjar sebagai tokoh mewakili nasionalis, wakilnya sosok religius.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mendukung semua capres dan cawapres yang akan maju di pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaJokowi mempertanyakan dirinya yang katanya disebut akan menjadi ketua maupun dewan pembina Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAhmad Luthfi pernah menjabat Wakapolres Surakarta pada tahun 2011 silam. Kala itu, Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menjawab peluang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi calon wakil presidennya.
Baca Selengkapnya