Jokowi: Jangan Sampai Pesta Demokrasi, Diciptakan Ketakutan dan Marah-Marah

Merdeka.com - Calon Presiden 01 Joko Widodo menekankan tiga poin dalam kampanyenya di hadapan masyarakat Kota Tangerang, Minggu (7/4/2019). Di awali dengan melakukan karnaval di Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, dengan menumpangi kereta kencana bersama Calon Wakil Presidennya, Maruf Amin beserta sejumlah rombongan.

Jokowi menekankan kegembiraan, dalam pelaksanaan pesta demokrasi di Tanah Air melalui Pemilu Presiden, Calon legislatif dan DPD.

"Inilah yang dinamakan pesta demokrasi. Pesta harus seneng, gembira," ungkap dia di hadapan ribuan pendukung dan simpatisan 01 di Depan Pendopo Bupati Tangerang, Minggu (7/4/2019).

Mantan Wali Kota Solo ini juga menekankan, bahwa pemilu yang terselenggara dalam lima tahun sekali ini, jangan sampai menciptakan ketakutan di masyarakat.

"Jangan sampai dengan adanya pesta demokrasi, diciptakan adanya ketakutan. Jangan sampai ada marah-marah, engga boleh, betul," seru Jokowi.

Dia juga menyebut, simpatisan dan pendukungnya dari alumni Pangudiluhur (PL) yang datang dengan membawa simbol sapu lidi raksasa. Sebagai simbol bersih-bersih pemerintahannya.

"Alumni PL pada bawa sapu untuk bersihkan hoaks. Hasutan, korupsi. Inilah simbolnya sapu. Harus bersih," ucap dia.

Untuk itu, dengan waktu tersisa 10 hari ini, Jokowi berpesan kepada para pendukung dan simpatisannya, untuk meningkatkan dan menggencarkan kampanye kemenangan 01 kepada masyarakat.

"Kita waktunya tinggal berapa hari 10 hari. Jangan kasih kendor, harus terus gaspolll," ungkap dia.

Poin ketiga lanjut Jokowi dalam kampanye menyampaikan, bahwa pesta demokrasi melalui Pilpres dan Pileg ini harus diisi dengan kerukunan dan persaudaran sebangsa dan setanah air.

"Ketiga, pesta demokrasi harus diisi dengan kerukunan, dengan persaudaraan, kita jaga persatuan kesatuan. Kita semua yang ikut kontestasi saudara sebangsa setanah air. Siapa setuju Kita terus jaga kerukunan, persatuan. Jangan sampai kita jadi engga bersaudara, hilang. Ga boleh. Karena hakikat kegembiraan dalam rangka memilih pemimpin," tandas dia.

Meski begitu, Jokowi meyakinkan pendukungnya untuk memilih pemimpin berpengalaman, yang memiliki rekam jejak yang baik.

"Tapi pilih dilihat, punya pengalaman atau belum, track record baik atau ga baik. Rekam jejak harus dilihat," pesan dia.