Jokowi jauh tinggalkan Prabowo jelang Pilpres 2019
Merdeka.com - Pertarungan Pemilu Presiden 2019 masih dua tahun lagi. Namun beberapa lembaga survei telah melakukan prediksi tentang keinginan masyarakat di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Indo Barometer misalnya yang memanaskan pertarungan politik di Pilpres 2019. Kandidat terkuat, masih dipegang penuh oleh incumbent Joko Widodo alias Jokowi. Pesaing terberatnya, Prabowo Subianto malah tertinggal jauh dari sisi elektabilitas dan popularitas di survei.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, Jokowi masih menjadi primadona untuk memimpin Indonesia. Sehingga jika pesta demokrasi diselenggarakan pada hari ini, maka mantan Wali Kota Solo itu akan kembali mendapatkan kepercayaan.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Kenapa Prabowo kokoh di Pilpres 2024? Posisinya sebagai ketua umum partai, membuat Prabowo kokoh dibanding calon lainnya.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
"Jika head to head Jokowi versus Prabowo, maka Jokowi 50,2 persen dan Prabowo 28,8 persen. Belum putuskan atau tidak menjawab atau rahasia sekitar 20 persen," kata Qodari di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (22/3).
Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi memang berhasil mengalahkan Prabowo, namun dengan perolehan suara yang tipis. Jokowi meraih 70.997.833 suara (53 persen) dan Prabowo 62.576.444 suara (46 persen).
Partai Gerindra sendiri telah memastikan bakal kembali mengusung Prabowo di 2019. Partai pendukung Jokowi, seperti NasDem dan Hanura serta Golkar juga telah menyatakan dukungan untuk kembali mendukung Jokowi. Namun, soal dukungan masih dapat berubah, tergantung peta politik jelang pendaftaran calon 2019 nanti.
Qodari mengungkapkan, ada lima barometer yang digunakan masyarakat untuk menentukan siapa Presiden mereka. Di mana hasil survei ini bukan merupakan jawaban pilihan, melainkan tanggapan langsung dari masyarakat tentang alasan memilih Presiden.
"Lima alasan tertinggi memilih capres; dekat dengan rakyat 22,4 persen; terbukti kerjanya 18,8 persen; berjiwa sosial dan baik 9,3 persen; membawa perubahan 9,3 persen; dan berani 6,2 persen," terangnya.
Survei dilaksanakan di 34 provinsi di seluruh Indonesia pada 4-14 Maret 2017. Jumlah responden 1.200 orang, dengan margin of error plus minus 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia. Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Selain nama Jokowi dan Prabowo, ada juga nama baru seperti Basuki T Purnama (Ahok), Agus Harimurti Yudhoyono dan Ridwan Kamil. Mereka nama yang diyakini diinginkan rakyat untuk ikut bertarung di Pilpres 2019.
"Calon presiden terkuat jika Pilpres hari ini adalah Jokowi dengan 45,6 persen jauh di atas Prabowo Subianto 9,8 persen, Basuki Tjahaja Purnama 8,7 persen; Ridwan Kamil 3,5 persen; Agus Harimurti Yudhoyono 2,5 persen," katanya.
Dia mengungkapkan, ada beberapa nama juga yang masuk dalam bursa tetapi tidak memiliki presentase tinggi. Seperti Anies Baswedan, Megawati Soekarnoputri, Gatot Nurmantyo dan Tommy Soeharto. Walaupun begitu, nama Agus tetap yang paling fenomenal.
"Nama Agus ternyata muncul, ikut pentas daerah sudah ada di pentas nasional dan sudah masuk lima besar," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) sempat bertarung di Pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaPrabowo diasosiasikan sebagai bacapres yang paling direstui Jokowi.
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dukungan untuk Prabowo mencapai 45,3 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo dianggap bisa melanjutkan program yang sudah digagas Jokowi.
Baca SelengkapnyaPerolehan elektabilitas lewat simulasi terbuka Prabowo peroleh angka 31,5 persen
Baca SelengkapnyaKendati Prabowo unggul secara angka, bakal calon presiden (bacapres) yang unggul di Jawa Timur belum bisa dipastikan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai memiliki keunggulan yang signifikan di wilayah Jawa Timur jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto memiliki potensi menang pada pesta demokrasi mendatang.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPada survei terbaru 23-24 Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai angka 46,7 persen. Angkanya terus naik dari November 2023.
Baca Selengkapnya