'Jokowi-JK tak akan mudah dilengserkan lawan politiknya'
Merdeka.com - CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah mengatakan, saat ini kekuatan politik Jokowi-JK hanya sekitar 36,9 persen di bawah kekuatan para pendukung Prabowo Subianto yang banyak menguasai parlemen. Namun, menurut dia, politik tidak bisa dilihat dengan cara seperti itu saja.
"Tapi menurut saya, politik tidak bekerja berdasarkan itu. Apakah mungkin pemerintah bisa dijatuhkan?," ujar Eep di Hotel JW Marriott Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/10) malam.
Dalam kesempatan itu, Eep juga menyinggung perkataan Ketua MPP PAN Amien Rais yang pernah mengatakan Jokowi-JK dikasih kesempatan memerintah satu tahun. "Belakangan, malah lebih cepat, Amien Rais memberi kesempatan (Jokowi - JK), hanya memerintah selama enam bulan," lanjut dia.
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Bagaimana cara Jokowi mempersiapkan Prabowo? 'Jadi, Mas Bowo berangkat ke sini ketemu ini jadi beliau yang saya siap pak siap bener saya ke Tiongkok atas petunjuk beliau saya ke Jepang saya sekarang di perintahkan untuk ke Timur Tengah karena sangat penting,' imbuh dia.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Tapi menurut Eep, ancaman Amien Rais ini akan kandas. Sebab, tidak mudah menjatuhkan seorang presiden. Ada mekanisme rumit yang harus dilalui oleh lawan-lawan politik Jokowi-JK karena Indonesia adalah negara yang menganut sistem presidensial plus multi partai.
"Menurut saya tidak mudah. MPR maupun DPR, atau siapapun, tidak akan melakukan tindakan sembrono seperti itu (pemakzulan maupun menghentikan pelantikan). Pemilihan presiden sudah berjalan, dengan diformalitasi sistem politik yang sah," katanya.
Kemudian sampai pelantikan pada tanggal 20 Oktober mendatang, lanjut Eep, jika ada hambatan rakyat tidak akan tinggal diam. Dia menilai rakyat sudah berikhtiar berusaha mencapai itu semua.
"Proses demokrasi dilalui dengan menggunakan pembiayaan anggaran negara yang cukup besar. Tetapi ya mungkin saja itu dilakukan, sekalipun dari sisi ketatanegaraan kalau itu dilakukan ada banyak jalan keluar, jadi saya tidak percaya kalau itu (penjegalan dan pemakzulan) akan berhasil," ucapnya yakin.
Eep mengatakan pemakzulan terhadap pelantikan Jokowi akan berhasil kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang masih menjabat membiarkan itu terjadi. "Karena SBY memegang peranan penting sebagai kepala negara sekarang dan nanti dia akan mengambil peranan yang sangat signifikan kalau krisis itu terjadi pada 20 Oktober mendatang." katanya.
"Tetapi saya percaya, SBY tidak melakukan itu. SBY jelas ingin dikenang sebagai presiden yang bertahan selama 10 tahun, kemudian mentransvisikan kekuasaan yang damai, yang tentram, bukan dalam keadaan krisis atau darurat kenegaraan," imbuhnya.
Selain itu, ada empat kriteria yang diyakini mampu menjatuhkan presiden dari kursi kepemimpinannya. Yang pertama ,ada skandal yang secara definitif melibatkan presiden. Kemudian adanya kegagalan kebijakan. Ketiga, munculnya oposisi yang kuat baik dari dalam maupun dari gerakan sosial di luar.
"Yang terakhir adalah munculnya keresahan publik karena kebijakan-kebijakan yang diambil, sehingga masa depan rakyat terancam," tandas dia.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampus bergerak menuntut Presiden menghentikan penyalahgunaan kekuasaan
Baca SelengkapnyaDi era reformasi, butuh proses panjang dan berliku untuk melengserkan Presiden dari tampuk kekuasaan.
Baca Selengkapnya"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan pesan kepada Ganjar bahwa perjuangannya tidak ringan.
Baca SelengkapnyaIa menduga, wacana pemakzulan mungkin adalah taktik pengalihan isu atau refleksi kekhawatiran pendukung calon lain akan kekalahan.
Baca SelengkapnyaArteria mengatakan, pada saat sengketa Pilpres 2009 yang menjadi lawannya adalah Jampidum.
Baca SelengkapnyaJokowi beralasan, fokusnya bekerja saat ini juga dilandasi kekhawatiran situasi global yang tidak menentu.
Baca SelengkapnyaDesakan pemakzulan Jokowi datang dari sekelompok masyarakat sipil yang dipimpin aktivis 98 Faizal Assegaf.
Baca SelengkapnyaJimly menyebut pemakzulan presiden bukan merupakan hal yang mudah.
Baca Selengkapnya