Jokowi: Kalau nggak sama JK, jadinya 'Oowi' dong
Merdeka.com - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) Joko Widodo sempat mengelak saat ditanyai mengenai pasangannya untuk maju dalam Pilpres Juli mendatang. Namun, sambil bercanda, Jokowi mengaku tidak bisa menolak jika Jusuf Kalla ( JK ) yang ditawarkan.
"Bukan masalah mau atau nggak mau, ya harus sama JK . Soalnya kalau nggak sama JK , jadinya Oowi dong," katanya saat makan siang di kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, Kamis (27/3).
Alasan Jokowi tidak dapat menolak JK karena huruf penyusun namanya terdiri dari dua huruf tersebut. Tanpa huruf 'J' dan 'K', maka nama Jokowi menjadi 'Oowi'.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
Untuk jawaban serius mengenai siapa cawapres yang akan diusulkan PDIP untuknya, Jokowi masih berpikir. Sebab, kata dia, cawapres yang tepat dapat membantu meningkatkan elektabilitasnya.
"Kalau pas, kalau tepat, sesuai dengan harapan publik," ujarnya.
Selain itu, Jokowi mengaku masih terus memantau hasil-hasil survei elektabilitasnya. Ia mengungkapkan, survei tentangnya sempat turun, namun kembali melonjak setelah deklarasi.
"Elektabilitas saya itu sempat turun, tapi melonjak tinggi lagi setelah deklarasi. Saya sempat pantau-pantau hasil survei," katanya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya sempat berpasangan hingga duduk menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaNiat pensiun dari percaturan politik Tanah Air, Jokowi malah muncul kembali di Pilkada 2024 dengan 'open jastip' dukungan kepada calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik atau public trust.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca Selengkapnya