Jokowi Menang di Quick Count Pilpres 2019, TKN Kawal Suara Agar Tak Dicurangi
Merdeka.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menyatakan, saat ini tugas mereka hanya tinggal mengawal suara agar tidak terjadi kecurangan. Hal ini karena proses pemungutan suara sudah selesai dilakukan dan mulai memasuki proses penghitungan.
"Jadi tugas TKN kan belum selesai. Walaupun secara statistik, data, quick count kita menang, nah setelah ini kita akan mengawal agar perhitungan-perhitungan itu tidak dicurangi. Karena kan berangkat dari sebelumnya ada beberapa yang dicurangi," tutur Karding di Djakarta Theater, Sarinah, Jakarta, Rabu (17/4).
Ia pun menanggapi klaim dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mengatakan bahwa paslon mereka unggul dari Jokowi-Ma’ruf Amin. Menurutnya, klaim BPN bukanlah suatu hal yang baru lagi.
-
Mengapa quick count penting dalam Pemilu? Quick count dapat memberikan gambaran awal tentang hasil pemilu sebelum real count selesai. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengetahui perkembangan politik dan mengantisipasi kemungkinan konflik atau kontroversi.
-
Siapa yang menang di pemilu 2019? Hasil Pemilu 2019 menunjukkan kemenangan bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
-
Siapa pemenang Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi suara nasional, pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, berhasil masuk sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan perolehan suara lebih dari 85 juta suara atau 55,50% dari total suara sah yang masuk.
-
Hasil quick count Pilkada DKI 2017, siapa yang menang? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
"Kalau dari sejak terbentuknya BPN sampai sekarang memang ada klaimnya kan, biar saja mereka menikmati itu sebagai bentuk pengobatan," tukas Karding.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani mengatakan, ia tidak memungkiri kemungkinan adanya kecurangan dalam proses pemungutan dan perhitungan suara. Namun, ia menilai bahwa hal itu hanya tinggal dilaporkan kepada pihak yang berwenang.
TKN sendiri tidak melihat adanya indikasi kecurangan yang direncanakan secara besar-besaran.
"Kan salurannya sudah ada. Tetapi kami tidak melihat adanya sebuah ketidakteraturan yang terstruktur, sistematis dan masif, itu tidak ada," katanya.
"Tetapi kalau di satu tempat ada yang tidak pas, ada yang kertas suaranya berkurang, ada yang mulainya terlambat, misalnya gembok kotak suaranya ketinggalan di rumah itu memang ada. Itu silakan saja. Artinya kalau itu dianggap banyak kan ada salurannya. Diajukan ke Bawaslu terkait dengan proses," lanjutnya.
Ia menegaskan, tugas TKN saat ini hanyalah mengawal suara agar tidak terjadi kecurangan. Selain itu, Arsul juga meminta seluruh pendukung Paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin untuk bersabar menunggu hasil perhitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Arsul menjelaskan, TKN tentu bersyukur atas hasil quick count yang ada, namun ini bukan berarti mereka bisa langsung bergembira. Sebab, UU Pemilu jelas menyatakan bahwa paslon baru resmi menang ketika KPU mengumumkannya.
"Karena itu tentu kami akan menunggu proses perhitungan manual yang dilakukan oleh KPU. Saya kira ini sikap yang juga ditekankan oleh Jokowi kepada kami para pengusung partai KIK dan juga relawan yang mendukung pasangan 01," ungkapnya.
Arsul menjelaskan, TKN tidak akan memberikan klaim kemenangan seperti yang dilakukan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bahwa mereka unggul dari Paslon 01, Jokowi-Ma’ruf Amin berdasarkan survei internal.
Menurutnya, TKN hanya akan percaya kepada lembaga survei yang sudah kredibel dan ditayangkan di media televisi dan massa.
"Jadi tidak bisa juga kita mengklaim apa yang kemudian kita sebut quick count internal dan sebagainya. Kalau TKN tidak melakukan itu," lanjutnya.
Reporter: Ratu Annisaa SuryasumiratSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi berujar, jika betul ada kecurangan maka bisa melaporkan ke Bawaslu atau nantinya bisa menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaJokowi meminta Prabowo-Gibran ojo kesusu dan sabar menunggu hasil resmi dari KPU meski menang telak di quick count.
Baca SelengkapnyaJK mengaku masih menunggu hasil penghitungan suara resmi.
Baca SelengkapnyaPecinta Jokowi di NTT melihat bahwa penerus program kerja Jokowi itu ada pada pasangan Prabowo - Gibran.
Baca SelengkapnyaDalam hitung cepat atau quick count, Prabowo-Gibran unggul mencapai 50% lebih kemudian di susul Anies-Cak Imin lalu Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, KPU dan Bawaslu sudah bekerja keras hingga proses Pemilu 2024 selesai tepat waktu.
Baca SelengkapnyaHingga kini penghitungan suara di KPU masih terus berjalan dan diperbaharui.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta para pendukungnya untuk tidak terhipnotis dengan hasil quick count atau hitung cepat.
Baca SelengkapnyaKubu AMIN menilai, pengawasan terhadap proses perhitungan suara sangat penting.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin menduga, adanya kecurangan yang secara terstruktur, sistematis dan masif di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBambang Widjojanto mengaku bersemangat melawan dugaan kecurangan di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Syaugi Alaydrus menyemangati tim hukum Paslon nomor urut satu
Baca Selengkapnya