Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jokowi & Prabowo Terancam Dirugikan Oleh Golput

Jokowi & Prabowo Terancam Dirugikan Oleh Golput Jokowi dan prabowo di istana. ©2016 merdeka.com/rizky erzi andwika

Merdeka.com - Pemilih golongan putih alias golput dinilai sulit untuk dideteksi dalam sebuah survei. Sehingga, banyak dari lembaga survei tidak sepenuhnya dapat menggambarkan hasil akhir dari pencoblosan karena adanya faktor pemilih golput.

Peneliti Lembaga Survei Alvara Research Center, Hasanuddin Ali menjelaskan, kedua paslon pun dapat dirugikan oleh para pemilih golput tersebut. Menurutnya, paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin dapat dirugikan oleh pemilih golput ideologis.

Sementara paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno akan dirugikan karena pemilih golput apatis. Sebelumnya, Ali menganggap golput terbagi dalam tiga jenis, yaitu ideologis, teknis, dan apatis.

Orang lain juga bertanya?

"Pada pemilih golput ideologis, mereka secara sadar melihat dua kandidat tidak sesuai dengan ekspektasinya. Di satu sisi, dia (pemilih) tidak puas dengan kinerja Jokowi, di sisi lain dia tidak sreg dengan Prabowo-Sandiaga," tutur Ali di Upnormal Coffee Roaster, Raden Saleh, Jakarta, Selasa (26/3).

Ali menjelaskan, pemilih golput teknis sendiri adalah mereka yang tidak memahami persoalan teknis dan waktu pemilihan, yaitu khususnya mereka yang berkendala pada syarat menjadi pemilih, seperti tidak memiliki KTP elektronik atau tidak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Sementara, pemilih golput apatis didominasi oleh kaum milenial yang tidak peduli dengan proses pemilu.

Ali berujar, nantinya paslon 02 akan dirugikan jika jumlah pemilih golput apatis tinggi. Sebab, beberapa hasil survei seringkali menyebut bahwa pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mayoritas adalah anak muda atau pemula dengan rentang umur 17-21 tahun.

"Kalau kita lihat, yang masuk dalam golput apatis itu kebanyakan dari pemilih pemula. Kalau kita lihat, pemilih pemula banyak, yang berikut yang paling dirugikan adalah 02 karena potensi suaranya akan berkurang," katanya.

Kemudian, Ali menilai paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin sendiri akan dirugikan oleh para pemilih golput ideologis yang tidak puas dengan kinerja capres petahana.

"Sehingga ada beberapa pemilih yang awalnya dia memilih Jokowi memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Sama seperti dengan bentuk kekecewaan," tandas Ali.

Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Potensi Anomali Tingkat Kepuasan Publik ke Jokowi dengan Elektabilitas Prabowo-Gibran
Ada Potensi Anomali Tingkat Kepuasan Publik ke Jokowi dengan Elektabilitas Prabowo-Gibran

Belum tentu adanya korelasi kepuasan Jokowi dengan elektabilitas Gibran.

Baca Selengkapnya
LSI Denny JA Ungkap 3 Hal Bikin Prabowo-Gibran Gagal Menang Satu Putaran
LSI Denny JA Ungkap 3 Hal Bikin Prabowo-Gibran Gagal Menang Satu Putaran

LSI Denny JA mengungkap 3 hal yang bisa menggagalkan kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024,

Baca Selengkapnya
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo

Prabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Survei LSI: 28,7% Responden Nilai Jokowi Tak Netral pada Pilpres 2024
Survei LSI: 28,7% Responden Nilai Jokowi Tak Netral pada Pilpres 2024

pihak yang paling potensial melakukan kecurangan berdasarkan survei adalah partai politik dengan presentase 17,1 persen.

Baca Selengkapnya
Survei Poltracking Terbaru: Dari 16,2% Pemilih Jokowi, 64,1% Ikut Arahan Dukung Prabowo-Gibran
Survei Poltracking Terbaru: Dari 16,2% Pemilih Jokowi, 64,1% Ikut Arahan Dukung Prabowo-Gibran

21,2 persen responden memilih Ganjar-Mahfud dan 10,6 persen memilih Anies-Muhaimin.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo
Survei Indikator: Publik Tak Yakini Ada Arahan Jokowi terkait Golkar-PAN Dukung Prabowo

survei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Peneliti Kompas Bongkar Sebab Survei Ganjar-Mahfud Terjun Bebas Ke 15,3 Persen
VIDEO: Peneliti Kompas Bongkar Sebab Survei Ganjar-Mahfud Terjun Bebas Ke 15,3 Persen

Pergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada

Baca Selengkapnya
Golput Pilkada Jakarta Tinggi, PKB Singgung Kelompok Terpelajar: Kandidat Tidak Diminati
Golput Pilkada Jakarta Tinggi, PKB Singgung Kelompok Terpelajar: Kandidat Tidak Diminati

Lembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Politik Ungkap Bansos Bukan Jadi Pendongkrak Suara Prabowo-Gibran
Survei Indikator Politik Ungkap Bansos Bukan Jadi Pendongkrak Suara Prabowo-Gibran

Responden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.

Baca Selengkapnya
Analisis Lengkap Dua Lembaga, Penyebab Suara Ganjar-Mahfud Anjlok Versi Quick Count Pilpres 2024
Analisis Lengkap Dua Lembaga, Penyebab Suara Ganjar-Mahfud Anjlok Versi Quick Count Pilpres 2024

Namun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung
Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung

Sedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: 44,1 Persen Responden Nilai Jokowi Tak Khianati PDIP Usai Gibran Cawapres
Survei Indikator: 44,1 Persen Responden Nilai Jokowi Tak Khianati PDIP Usai Gibran Cawapres

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s

Baca Selengkapnya