Jokowi Sampai Timses Tanggapi Hasil Survei yang Turun
Merdeka.com - Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Berdasarkan hasil survei, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin mengalami penurunan dibandingkan pada survei sebelumnya Oktober 2018. Pada survei Oktober tahun lalu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 52,6 persen sedangkan survei terbaru hanya 49,2 suara.
Sementara survei terbaru elektabilitas Prabowo-Sandi meraih 37 persen suara. Sedangkan survei sebelumnya 32,7 persen. Penurunan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah perubahan pandangan terhadap kinerja pemerintah.
Bagaimana tanggapan kubu Jokowi atas hasil survei Litbang Kompas?
-
Mengapa persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi menurun? Adapun jika melihat trennya, persepsi positif menurun, sebaliknya persepsi negatif meningkat.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil pemilu? Hasil pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada konteks politik suatu negara. Beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi hasil pemilu meliputi: 1. Kandidat dan Partai Politik, 2. Isu Pemilu, 3. Faktor Ekonomi, 4. Media Massa, 5. Partisipasi Pemilih, 6. Sistem Pemilu, 7. Peraturan Pemilu, 8. Sentimen Publik, 9. Dukungan Elektoral, 10. Perubahan Demografis.
Kubu Jokowi Akan Kerja Lebih Keras
Kubu Jokowi-Ma’ruf Amin menanggapi santai hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan elektabilitas Joko Widodo- Ma'ruf Amin menurun. Hasil survei itu malah memecut semangat untuk bekerja lebih keras lagi demi memenangkan pasangan nomor urut 01.
Hasil survei dianggap menggembirakan sekaligus tantangan untuk meningkatkan performa kerja kader. "Tetapi apapun hasilnya, ini perlu dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan bagi kandidat capres dan parpol peserta pemilu menuju 17 April 2019," kata Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira.
TKN Akan Maksimalkan Kampanye Terbuka
Kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf akan memaksimalkan masa kampanye terbuka untuk menaikkan kembali elektabilitas pasangan nomor urut 01. Sebab pada survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf turun di bawah 50 persen.
Kampanye terbuka akan dimulai pada tanggal 23 Maret mendatang. Momen ini akan dimanfaatkan dengan baik oleh kubu Jokowi-Ma’ruf.
"TKN dan TKD telah bekerja secara maksimal. Bagi kami, survei Litbang Kompas ini harus disikapi sebagai pelecut untuk lebih kerja keras memanfaatkan sisa waktu satu bulan ke depan," ucap Jubir TKN, Ace Hasan Syadzily Ace.
Optimis Bisa Naik Lagi
Hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan penurunan elektabilitas pasangan nomor urut 01 tak membuat kubu Jokowi-Ma’ruf cemas. Mereka optimis elektabilitas Jokowi-Ma’ruf bisa naik lagi.
Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai dunia politik sangat dinamis sehingga wajar ada kenaikan dan penurunan elektabilitas. "Kan turun naik biasa, nanti juga naik lagi," ujar Bambang.
Tanggapan Jokowi
Capres petahana Jokowi menanggapi hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan penurunan elektabilitasnya. Hasil survei itu untuk memacu bekerja lebih baik lagi. Selain itu juga akan menjadi bahan evaluasi untuk tim kampanyenya.
"Untuk memacu bekerja lebih baik lagi. Semua survei kita lihat. Semua survei kita lihat. Sebagai bahan koreksi, sebagai bahan evaluasi untuk mendorong bekerja lebih baik lagi," kata Jokowi.
Optimis Menang
Meski hasil survei menunjukkan penurunan, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf tetap optimis pasangan nomor urut 01 menang. Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni mengatakan selisih 13,4 persen sulit dikejar oleh Prabowo-Sandi.
TKN juga masih mempelajari lebih lanjut hasil survei yang menyebutkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf hanya 49,2 persen. "Selisih sekitar 13 persen dengan margin of error sekitar 3 persen merupakan selisih yang sangat sulit dikejar Pak Prabowo. Kami sangat optimis menang, tinggal menentukan seberapa tebal kemenangan kami," katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaPemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaTingginya kepuasan masyarakat ini menjadi bukti bahwa kerja keras pemerintah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, hasil survei tersebut menjadi evaluasi pemerintah, untuk menyempurnakan kinerja yang belum sempurna
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAda sekitar 20,21 persen yang merasa kurang puas dan 4,23 persen tidak puas sama sekali.
Baca Selengkapnya