Jokowi singgung Lurah Susan di debat Capres
Merdeka.com - Debat perdana antara dua calon presiden dan wakil presiden di Balai Sarbini, Senin 10 Juni kemarin memunculkan nama Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Susan Jasmine Zulkifli dalam pernyataan Joko Widodo, Senin 10 Juni 2014.
Ketika moderator debat Zainal Mochtar Husein bertanya ihwal kebhinnekaan, Jokowi mengingat Lurah Susan. "Bhineka tunggal ika sudah final. Kami tidak ingin ungkit itu lagi. Kita mengangkat Lurah Susan di Lenteng Agung ketika itu melalui seleksi dan promosi terbuka, baik kompetensi, manajemen leadership, dan administrasi. Namun ada yang mendemo agar diganti karena mayoritas berbeda dengan lurah itu. Saya sampaikan itu sudah final sehingga tidak menggangu keputusan kami," kata Jokowi.
Bagaimana sesungguhnya cerita soal Lurah Susan itu?
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Kenapa Jokowi dibolehkan ikut kampanye? Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
Susan Jasmine Zulkifli nama panjangnya. Ia tak pernah bermimpi suatu saat akan menjadi seorang lurah di Jakarta. Saat menjadi Pegawai Negeri Sipil di tahun 1991, ia hanya ingin menjadi pegawai negeri yang baik. Lebih 20 tahun menjadi PNS, golongannya baru III-D, jabatannya hanyalah Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kelurahan Senen. Lalu Jakarta memasuki babak baru setelah di tahun 2012, Joko Widodo menjadi Gubernur.
Di bulan-bulan pertama, Jokowi merombak tata pemerintahan di ibukota. Ia menggelar tradisi baru perekrutan pejabat yang lebih transparan: Lelang Jabatan untuk kursi lurah dan camat di seluruh Jakarta. Susan yang menganggap dirinya mampu tak melewatkan kesempatan itu. Ia mendaftar, mengikuti serangkaian uji kompetensi dan ia memperoleh nilai terbaik di kelompoknya.
Hasil tes yang moncer itu mengantar Susan menjadi Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Ia menjadi lurah pada Juli 2013. Perempuan 43 tahun itu menjadi perempuan pertama yang menjadi lurah di sana. Tapi perjalanan Susan tak mulus benar, ia menghadapi penolakan sekelompok warga untuk alasan yang tak lazim: Susan beragama Kristen.
Penolakan warga Lenteng Agung itu bermula ceramah tarawih di Masjid Abu Bakar Siddiq pada bulan Ramadan Agustus 2013. "Penceramahnya 'orang-orang panggilan'," kata Edi, seorang warga. Penceramah itu, kata Edi, menyampaikan bahwa dalam Islam, umat muslim tidak boleh dipimpin oleh orang nonmuslim, apalagi kalau muslim di suatu wilayah itu jadi mayoritas.
Pada hari Rabu 25 September 2013, dua ratusan warga Kelurahan Lenteng Agung menggelar unjuk rasa menolak Susan di depan Kantor Kelurahan Lenteng Agung. Mereka membentang kain putih 50 meter untuk ditandatangani warga yang menolak sang lurah. Mereka juga mengusung keranda bertuliskan "Matinya Demokrasi di L.A. Jokowi-Ahok=Arogan Otoriter." Suasana mencekam, ratusan polisi berjaga.
Aksi sekelompok warga Lenteng Agung ini didukung organisasi Front Pembela Islam (FPI) Jakarta. "Ia memimpin tidak pada tempatnya," ujar Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah FPI Jakarta, Novel Ba'mumin. Menurut dia, Susan tak tepat memimpin daerah yang penduduknya mayoritas muslim. Novel bahkan menuduh Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama punya agenda pribadi dalam menempatkan Susan sebagai lurah di Lenteng Agung.
Aksi penolakan terhadap Susan menjadi topik nasional. Tak kurang dari Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi meminta Jokowi mengevaluasi penempatan Susan sebagai Lurah Lenteng Agung. Penolakan warga terhadap Susan dikhawatirkan mengganggu kinerjanya. "Tujuan pemberian jabatan tertentu kepada seseorang adalah kesuksesan program karena kinerja yang baik, kata Gamawan.
Untuk semua penolakan yang ia hadapi, Susan tak terlalu mengambil pusing. "Saya biasa saja, saya bekerja yang baik," kata Susan. Ia tak mau mundur dari jabatannya. Tekad Susan untuk bertahan dan melayani warga Lenteng Agung kian kukuh ketika ia mengetahui, Gubernur Jakarta, Joko Widodo mendukung dan memilih mempertahankannya.
Di depan para wartawan, Joko Widodo menegaskan tidak akan memindahkan Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli. "Saya menilai lurah dan camat itu berdasarkan prestasi. Bukan berdasarkan agama. Saya menilainya dari kemampuan menyelesaikan masalah, integritas, dan kemampuan dalam bekerja," kata Jokowi.
Untuk melakukan evaluasi kinerja Susan, kata Jokowi, ia butuh waktu setidaknya enam bulan lamanya. "Baru bisa melakukan penilaian. Kalau bagus, dipertahankan. Kalau tidak ya diganti," katanya. (skj) (mdk/cza)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Debat sudah berlangsung sebanyak tiga kali dan menjadi kesepakatan sampai debat terakhir.
Baca SelengkapnyaLuhut mengungkapkan, bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang sangat mendengarkan pendapat seluruh pihak.
Baca SelengkapnyaJK juga menyinggung situasi yang terjadi saat debat kemarin tak berbeda jauh pada debat Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu 2024, pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan perpecahan. Mereka yang dulu loyal dan kompak, kini saling serang.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menyarankan Presiden Jokowi datang langsung debat capres-cawapres Pemilu 2024 agar bisa menilai
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi baru tahu belakangan sebutan 'Pak Lurah' itu adalah dirinya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi gregetan disebut dengan julukan Lurah oleh banyak politisi.
Baca SelengkapnyaDedi memilih mengenakan setelan jas berwarna putih, dan dasi hitam.
Baca SelengkapnyaSaling serang dalam debat tidak masalah, tetapi yang diserang adalah kebijakannya.
Baca SelengkapnyaAnies mempertanyakan siapa dimaksud Jokowi yang melakukan penyerangan secara personal.
Baca SelengkapnyaSetelah memiliki nomor urut, para paslon akan memulai kampanye per 25 September - 23 November.
Baca Selengkapnya