Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kader muda Golkar beberkan 4 'dosa' dari kepemimpinan Setya Novanto

Kader muda Golkar beberkan 4 'dosa' dari kepemimpinan Setya Novanto Setya Novanto diperiksa KPK. ©2017 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Koordinator Generasi Muda Partai Golongan Karya Ahmad Doli Kurnia mengatakan ada 4 kesalahan dari lahirnya kepemimpinan Setya Novanto. Menurutnya, lahirnya Novanto sebagai Ketua Umum diiringi sejumlah masalah.

Masalah pertama, Doli mengatakan, kepemimpinan Aburizal Bakrie hingga Novanto berupaya untuk menghilangkan dengan cara memecat pihak atau kelompok yang berbeda pandangan dengannya. Tujuannya, adalah agar Novanto menjadi pemimpin tunggal tanpa ada pihak yang berani mengusiknya.

"Dengan segala hormat periode yang lalu itu berusaha untuk meniadakan faksi-faksi itu. Mau tunggal dibentuk lah dewan pembina, mau ketum lah dua kali gitu ya. Itu terbawa sebetulnya, sehingga periode yang lalu itu gampang mecat-mecat orang," katanya di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (21/5).

Hal itu terlihat dari keputusan DPP mencopot Yorrys Raweyai dari jabatan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD I Papua. "Jadi enggak bisa kalau ada orang berbeda sedikit pecat. Sama dengan sekarang ini bang Yorrys ini anak bapaknya dipecat hari ini. Ayahnya dipecat jadi Plt di Papua, anaknya dipecat di AMPG," tegasnya.

Kedua, Doli mengungkapkan, kepemimpinan Novanto syarat dengan politik uang. Dia mendapat informasi bahwa kader yang ingin menjadi Ketua Umum harus membayar mahar sebesar Rp 1 miliar. Artinya, keterpilihan kader menjadi Ketua Umum ditentukan dengan kekuatan finansial yang dimiliki.

"Orang mau jadi ketum partai di dunia ini bayar enggak. Baru periode kemarin saja Munaslub mau jadi ketum bayar Rp 1 miliar. Kalau pun kita ribut-diribut segala macam akhirnya di bayar boleh enggak bayar enggak apa-apa akhirnya. Akhirnya yg bayar lebih banyak dia lah yang jadi ketum," ujarnya.

Masalah lainnya, lahirnya kepemimpinan Novanto itu disebabkan kesalahan menginterpretasikan hubungan Golkar dengan kekuasaan. Doli menilai, Ketua Umum pasca lengsernya Akbar Tanjung banyak dipengaruhi faktor eksternal, salah satunya kekuasaan.

"Jadi kalau selama ini memang ketum-ketum pasca Pak Akbar itu banyak sekali dipengaruhi oleh faktor eksternal atau kekuasaan," ungkapnya.

Masalah terakhir dari lahirnya kepimpinan Novanto adalah sejumlah masalah hukum yang membelitnya. Saat munaslub 2016 lalu, lanjut Doli, nama Novanto telah disebut-sebut dalam beberapa skandal kasus, diantaranya kasus E-KTP dan 'Papa Minta Saham'

"Dari awal saya sudah mengatakan, ya sorry to say e-KTP ini kan orang sudah sebut-sebut 2011 ya kan. Ya kita redam saja kan namanya. Yang paling hangat jelang munas itu adalah kasus papa minta saham," tutupnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Internal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum

Baca Selengkapnya
PDIP Mengaku Khilaf Pernah Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo, Singgung Nepotisme Jokowi
PDIP Mengaku Khilaf Pernah Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo, Singgung Nepotisme Jokowi

Hasto menjelaskan, PDIP berani mencalonkan Gibran kala itu lantaran melihat kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai telah memberikan dampak baik bagi RI.

Baca Selengkapnya
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing

Partai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Senior Golkar Serukan Paket Lengkap: Jokowi Ketum, Bahlil Sekjen
Senior Golkar Serukan Paket Lengkap: Jokowi Ketum, Bahlil Sekjen

Senior Golkar Musfihin Dahlan mengusulkan Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar bersama Bahlil Lahadalia sebagai Sekjen.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Sekjen PDIP Hasto Ngaku Khilaf Pernah Dukung Gibran jadi Wali Kota Solo
Blak-blakan Sekjen PDIP Hasto Ngaku Khilaf Pernah Dukung Gibran jadi Wali Kota Solo

Saat itu PDI Perjuangan mendukung Gibran dalam pencalonan Pilwalkot Solo

Baca Selengkapnya
Tim Prabowo Sebut Anak Soekarno Tak Berprestasi, Hasto: Pemimpin Harus Ditempa Jalan Sulit Bukan Cari Jalan Pintas
Tim Prabowo Sebut Anak Soekarno Tak Berprestasi, Hasto: Pemimpin Harus Ditempa Jalan Sulit Bukan Cari Jalan Pintas

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab tuduhan Politikus Golkar, Nusron Wahid yang menyebut keturunan Soekarno dan Soeharto tak berprestasi

Baca Selengkapnya
Jokowi Berbaju Kuning, Bahlil: Mas Gibran Warna Bajunya Gerindra, Enggak Apa-Apa Bagi-Bagi
Jokowi Berbaju Kuning, Bahlil: Mas Gibran Warna Bajunya Gerindra, Enggak Apa-Apa Bagi-Bagi

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil mencari wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka seraya mengomentari warna bajunya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: TKN Prabowo-Gibran Jawab Tudingan Abuse of Power
VIDEO: TKN Prabowo-Gibran Jawab Tudingan Abuse of Power "Yang Punya Pengalaman Siapa?"

Tiga isu tersebut terkait penyelewengan aparatur negara, manipulasi hukum, dan cacat moral pasangan Prabowo dan Gibran

Baca Selengkapnya
Alasan Senior Golkar Usul Jokowi jadi Calon Ketum Golkar
Alasan Senior Golkar Usul Jokowi jadi Calon Ketum Golkar

Senior Partai Golkar Musfihin Dahlan mengungkapkan alasan mengusulkan Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar.

Baca Selengkapnya
Prabowo Kenang Masa Lalunya Dikalahkan Aburizal Bakrie saat Konvensi Capres Partai Golkar
Prabowo Kenang Masa Lalunya Dikalahkan Aburizal Bakrie saat Konvensi Capres Partai Golkar

“Kalau kita inget kesalahan, dulu.. dia pernah gituin aku iya kan? dulu waktu saya ikut konvensi Golkar aku dikalahkan Aburizal Bakrie,” kata Prabowo.

Baca Selengkapnya
Disebut Ketum Golkar Termuda, Bahlil Lahadalia Ulas SBY hingga Nabi Muhammad
Disebut Ketum Golkar Termuda, Bahlil Lahadalia Ulas SBY hingga Nabi Muhammad

Menurut Bahlil, Nabi Muhammad pun baru menerima wahyu di usia 40 tahun.

Baca Selengkapnya
Eros Djarot Kritisi Sikap Jokowi Terkait Pencalonan Gibran di Pemilu 2024
Eros Djarot Kritisi Sikap Jokowi Terkait Pencalonan Gibran di Pemilu 2024

Eros Djarot menilai sikap Jokowi terkait pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo melawan hukum.

Baca Selengkapnya