Kader Muda Golkar Dorong Indra Utoyo dan Agus Gumiwang Maju Munas
Merdeka.com - Partai Golkar kembali menghangat jelang pagelaran Munas pemilihan ketua umum pada Desember 2019 nanti. Dua kandidat calon ketum yang sudah muncul yakni Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Keduanya telah mengakui mendapat dukungan sejumlah pihak untuk maju berebut orang nomor satu di Golkar.
Namun, selain dua nama tersebut, beberapa nama muda juga didorong untuk tak ketinggalan ikut bertarung. Di antaranya, Indra Bambang Utoyo dan Agus Gumiwang Kartasasmita.
Inisiator Generasi Muda Partai Golkar, Almanzo Bonara mengatakan, sebagai generasi muda Golkar menginginkan agar munas Partai Golkar nanti harus melahirkan solusi untuk memecahkan kebuntuan yang selama ini dihadapi oleh Partai Golkar.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang ingin Airlangga memimpin Golkar? Kendati begitu, mayoritas pengurus dan kader Partai Golkar menginkan Airlangga melanjutkan kepemimpinannya.
-
Mengapa Golkar ingin Airlangga memimpin lagi? Pasalnya, Airlangga dinilai berhasil dengan membawa Golkar berada di urutan kedua Pemilu 2024 dengan perolehan suara 15,28% 'Prestasi AH (Airlangga Hartarto) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah,' ujar Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (29/3).
Partai Golkar, kata dia, sudah mengalami berbagai prahara mulai dari persoalan konflik internal, bahkan kasus korupsi yang melilit beberapa kader termasuk petinggi partai. Hal ini yang menjadi salah satu faktor penyebab lemahnya jalan konsolidasi partai, hingga berujung pada penurunan perolehan suara Partai Golkar dalam pemilu 2019.
"Saya kira, sudah waktunya Golkar harus kembali menujukan karakternya yang khas dalam memainkan isu-isu besar kebangsaan," jelas Almanzo kepada merdeka.com, Selasa (25/6).
Almanzo melanjutkan, selama ini Golkar terhanyut oleh gelombang masalah, yang cenderung merusak citra partai dan membuat partai ini kehilangan jati dirinya. Maka jelang munas Golkar, kepemimpinan partai yang kuat dan bersih dari persoalan korupsi, itulah yang harus menjadi urgensitas utama bagi partai Golkar saat ini, agar siap menghadapi persaingan politik selama lima tahun ke depan.
©2019 Merdeka.com/istimewaOleh karena itu, dia menilai, munas harus menjadi ajang untuk mereposisi kembali langkah partai. Salah satunya adalah dengan menyiapkan calon kepemimpinan partai (calon ketum) yang tidak mempunyai rekam jejak permasalahan hukum, termasuk tidak terindikasi persoalan korupsi.
"Ini adalah salah satu syarat terpenting yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, agar kedepannya kepemimpinan partai dapat bergerak tanpa ada saderaan hukum. Jika demikian terjadi, maka Partai Golkar dapat melakukan langkah-langkah transformatif yang selama ini diharapkan oleh masyarakat," tegas Almanzo lagi.
Golkar saat ini, tambah dia, memiliki banyak stok kader yang punya kapasitas kepemimpinan yang mempuni, punya track record bersih, punya pemahamam kebangsaan yang kuat, bahkan punya pemahaman internasional yang andal (geo-politik, geo-strategis).
"Di antaranya, Indra Bambang Utoyo, Agus Gumiwang Kartasasmita, Ridwan Hisyam, Wisnu Suhardono, dan lain-lain. Saya kira, bila para kader ini hadir dalam kontestasi munas, maka akan menunjukan kepada publik, bahwa Golkar masih menjadi lumbung kader terbaik bagi bangsa," usul dia.
Dia berharap, munas Partai Golkar dapat digelar secara demokratis berdasarkan mekanisme partai, dan tentunya harus melahirkan kepemimpinan yang benar-benar fokus membesarkan partai serta dapat mengembalikan martabat dan kejayaan Partai Golkar.
Dan yang terpenting adalah kepemimpinan Partai Golkar harus mampu mengambil peran strategis sebagai jangkar kebangsaan dalam mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'aruf Amin ke depan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Golkar saat ini sedang melakukan persiapan Munas untuk memilih ketua umum definitif, usai Airlangga mundur dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaWaketum Partai Golkar Bambang Soesatyo sebelumnya mengungkapkan ada empat nama yang akan menjadi calon ketua umum.
Baca SelengkapnyaTak menutup kemungkinan akan ada Munaslub apabila ada peristiwa besar di Partai Golkar.Reporter: Lisza Egeham
Baca SelengkapnyaBamsoet mengaku kondisi Golkar saat ini baik-baik saja. Menurutnya, partai beringin masih terkonsolidasi dengan baik.
Baca SelengkapnyaKabar Agus Gumiwang menjadi calon kuat Plt Ketum Golkar dibenarkan Waketum Partai Golkar Dito Ariotedjo dan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono.
Baca SelengkapnyaAgus Gumiwang hingga Bamsoet masuk dalam radar Plt Ketua Umum Golkar.
Baca SelengkapnyaKetua DPD Partai Golkar dan kader ingin Airlangga kembali menjabat.
Baca SelengkapnyaPada Munas sebelumnya, Bamsoet mengaku tidak masuk gelanggang demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan penyelenggaraan Munas sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAgung melanjutkan untuk nama-nama yang akan ditunjuk partai tentu akan mengikuti hasil rapat pleno, termasuk kemungkinan Agus Gumiwang menjadi pelaksana tugas.
Baca SelengkapnyaKetua MKRG Adies Kadir menyerahkan surat dukungan kepada Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaSeluruh ketua DPD Golkar menolak Munaslub untuk melengserkan Airlangga dari jabatan Ketum partai.
Baca Selengkapnya