Kakek dan bapak pensiun jenderal, Agus rela hanya mayor demi DKI 1

Merdeka.com - Darah militer begitu kental dalam diri Mayor Agus Harimurti Yudhoyono. Sebagai lulusan terbaik Akmil 2000, karier putra sulung Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu terbilang moncer.

Ayah dan kakeknya pensiun jenderal. Sebagai generasi ketiga ternyata Agus tak meneruskan tradisi itu. Menjabat sebagai Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning, dia memilih mundur dari TNI dengan pangkat mayor karena maju di pemilihan gubernur DKI.

SBY memiliki empat bintang di pundak. Kakek dari ibunya, Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo. Sarwo dikenal sebagai prajurit yang menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.

Karier paman-paman Agus juga mengkilap. Pramono Edhie Wibowo adik Ani Yudhoyono merupakan pensiunan jenderal dengan jabatan terakhir kepala staf angkatan darat (Kasad). Lalu Letnan Jenderal TNI (Purn) Erwin Sudjono yang menikah dengan Wrahasti Cendrawasih, saudara kandung Bu Ani.

Majunya Agus atas sokongan empat partai tergabung dalam poros Cikeas. Demokrat, PPP, PKB dan PAN memasangkan Agus dengan Sylviana Murni untuk melawan Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan pencalonan Agus sempat mendapat penolakan dari Ani Yudhoyono. "(Ibu Ani) Enggak (rela)," ujar Hinca dalam jumpa pers di kediaman SBY, Jumat (23/9) dini hari.

Meski begitu Agus menerima pencalonan tersebut. Ani pun akhirnya merelakan putranya maju di Pilgub DKI. "Demi panggilan untuk yang lebih besar, Mas Agus siap tampil di DKI," kata Hinca.

Mantan Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku sedih dengan keputusan itu. "Agus bukan kader Partai Demokrat, Agus kader TNI. Aku sedih dia sudah aku anggap adik aku sendiri. Aku sedih dia terjun ke politik," kata Ruhut saat dihubungi, Jumat (23/9).

Menurut Ruhut, dipilihnya Agus hanya sekedar ambisi politik tanpa memikirkan kariernya di TNI. Agus saat ini menjabat sebagai Danyon 203/Arya Kemuning. Dengan terjun ke politik, Ruhut menyebut bukan tidak mungkin karier Agus di TNI akan tamat.

"Tapi aku enggak kebayang kalau Agus kalah dibunuh karirnya oleh partai yang aku banggakan," sambung anggota Komisi III ini. (mdk/did)