Kalkulasi rumit penantang Jokowi
Merdeka.com - Tarik ulur dan kalkulasi politik jelang pendaftaran capres-cawapres Agustus mendatang sudah terasa. Bahkan semakin kencang dalam pekan ini.
Muncul beberapa pasangan yang sayup-sayup terdengar di publik. Banyak nama muncul. Jika Jokowi dipastikan bakal maju kembali sebagai capres setelah mendapatkan dukungan dari beberapa partai, sementara penantangnya masih hitung-hitungan.
Rumit dan masih cair jelang pendaftaran. Siapa saja yang kira-kira menjadi penantang Jokowi?
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
Prabowo-Anies
Belakangan muncul duet pasangan Prabowo-Anies. Dari hasil survei beberapa lembaga, nama Gubernur DKI Jakarta Anies selalu masuk dalam skema capres atau cawapres. Dalam survei Cyrus Network, nama Anies Baswedan diangap paling cocok untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Responden yang memilih Anies mencapai 15,3 persen.
Ketua tim pemenangan Partai Gerindra, Sandiaga S Uno mengatakan, pasangannya di DKI Jakarta itu memang telah berhasil mencuri hati dan perhatian petinggi parpol dan juga masyarakat. Karena itulah tak heran jika nama Anies banyak disebut di dalam bursa calon pemimpin Indonesia.
Anies-Aher
Nama Gubernur DKI Anies Baswedan sedang menjadi perbincangan publik. Kali ini muncul duet Anies-Aher. Adalah PKS yang menyuarakan duet tersebut.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan DPP PKS menampung aspirasi kader terkait kombinasi pasangan Capres-Cawapres. Muncul aspirasi untuk menduetkan Anies dan Ahmad Heryawan (Aher). "Semuanya aspirasi kami tampung termasuk yang mewacanakan Anies-Aher kan dari kader PKS," ujarnya.
Prabowo-AHY
Terbaru adalah duet Prabowo-AHY. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tengah melirik sosok calon wakil presiden dari kalangan muda. Ada beberapa nama yang masuk bidikan. Di antaranya Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). "Saya mengatakan kita pun melirik saudara AHY," kata Prabowo di rumahnya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (6/7).
Prabowo mengungkapkan alasan mempertimbangkan menggaet cawapres dari generasi muda. Dia menyadari, tidak baik jika jarak usia antara calon presiden dan wakil presiden dengan pemilihnya terlalu jauh. Dengan menggandeng cawapres dari generasi muda, dia berharap bisa menarik suara pemilih muda. Alasan lainnya, Prabowo ingin ada keterwakilan anak-anak muda dalam kepemimpinan nasional.
JK-AHY
Tak hanya Prabowo-AHY. Pekan lalu, santer terdengar juga muncul duet JK-AHY. Apalagi, sempat ada pertemuan antara SBY dengan JK. Isu ini sempat menguat.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarif Hasan mengatakan pengurus DPP akan membahas aspirasi kader terkait koalisi alternatif dan duet Jusuf Kalla- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam waktu dekat. Setelah dibahas di tingkat pengurus, hasil pembahasan akan dibawa ke Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Ke pengurus dulu dong, baru ke Majelis Tinggi. Tapi masih banyak opsi lain juga yang muncul. Salah satunya JK-AHY. Tapi kan kita belum putuskan siapa ini, kan banyak tokoh-tokoh yang potensial," kata Syarif.
Namun, belakangan rencana itu urung terwujud karena JK sudah menolak rencana diduetkan dengan putra sulung SBY. Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Penasihat Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sofjan Wanandi. Dia mengatakan, JK sudah menyampaikan langsung kepada partai Demokrat.
"Tidak, dia sudah tolak, dia enggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat dia tidak lagi," kata Sofjan beberapa waktu lalu.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga pekan jelang pencoblosan Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil menemui Prabowo dan Jokowi dalam kesempatan terpisah, tetapi dalam waktu berdekatan.
Baca SelengkapnyaJokowi beralasan, fokusnya bekerja saat ini juga dilandasi kekhawatiran situasi global yang tidak menentu.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ridwan Kamil memang unggul telak dibanding kandidat calon lain di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara RIDO Herzaky Mahendra Putra mengingatkan, Jokowi merupakan sosok yang pernah memimpin Jakarta dan memiliki basis pendukung kuat.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Prabowo saling klaim mendapat dukungan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaHasto pun mengaku, jika Megawati Soekarnoputri tengah melakukan kontemplasi serta pengkajian.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaGrace menyampaikan bahwa PSI masih menjalin komunikasi dengan calon presiden 2024
Baca SelengkapnyaJokowi menanggapi hasil survei Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Luthfi-Yasin) yang kalah dari pasangan calon Andika-Hendi
Baca SelengkapnyaDemokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca Selengkapnya