Kampanye di Indramayu, Ridwan Kamil dikeluhkan soal abrasi dan garam oleh nelayan
Merdeka.com - Calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengunjungi Desa Dadap, Indramayu, untuk bertemu para nelayan, Selasa (24/4). Banyak keluh kesah yang disampaikan para nelayan yang hadir kepada Ridwan Kamil.
Salah satunya, terkait fenomena abrasi atau pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Perusakan itu mencapai antara 15-20 meter. Mereka berharap pria yang akrab disapa Emil itu punya solusi.
"Garis pantai sudah hilang karena terkikis abrasi, bahkan abrasi sudah mendekati pemukiman warga. Kami ingin Pak Ridwan Kamil dapat membantu nelayan membuatkan tanggul penahan abrasi atau program yang lain untuk mengurangi abrasi," kata Kasiwan, warga setempat saat dialog dengan Emil di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Dadap.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar? Mereka mengeluh harus menyetor uang keamanan kepada preman.
-
Dimana Ganjar Pranowo berdialog dengan nelayan? 'Ada bajak laut,' kata nelayan.Berdasarkan pengakuannya, nelayan itu menyetor mulai Rp3 juta hingga Rp5 juta setiap minggunya. 'Orang biasa seperti saya, cuma baik keamanannya kalau ada masalah,' ujar nelayan.
-
Siapa yang Ridwan Kamil temui? Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jakarta, Ridwan Kamil (RK) melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla.
-
Bagaimana Ganjar tanggapi keluhan nelayan? Usai berdialog, Ganjar menegaskan bahwa praktik semacam itu tidak dibenarkan. Hal itu menjadi tugas bagi pemerintah memberikan edukasi sehingga membuat nelayan tidak merasa penyetoran uang ke preman adalah kewajiban.
-
Bagaimana Ridwan Kamil mengkampanyekan dirinya di Pilkada DKI Jakarta? 'Saya akan sosialisasikan dan membantu Pak Ridwan Kamil menjadi gubernur. Saat mengemudikan angkot, saya akan mengajak penumpang untuk memilih nomor 1, pasangan RIDO,' tuturnya.
Selain abrasi, nelayan juga mengeluhkan soal budidaya garam yang menjadi potensi desa itu, tapi masih dikelola secara konvensional sehingga kurang berkembang.
"Kalau tidak ada matahari, maka kami tidak produksi garam. Kami ingin Pak Ridwan Kamil bawa teknologi ke desa kami, agar garam bisa diproduksi terus tanpa harus mengandalkan matahari dan tanpa membutuhkan lahan yang banyak," kata Yudi, guru honorer yang juga petani garam.
Menjawab persoalan tersebut, Kang Emil menyatakan, nelayan di Desa Dadap Indramayu sejak beberapa tahun ke belakang mengalami krisis ekologis yaitu abrasi. Sehingga, rumah nelayan terancam tergerus air laut.
"Saya kira ini harus jadi prioritas, tapi pasti nggak murah karena meng-cover belasan kilometer anti abrasi ini membutuhkan dana besar," kata Emil.
Menurut dia, terkait persoalan tersebut, tugas gubernur, jika APBD tidak cukup harus bantu melobi ke Pusat untuk memastikan peradaban nelayan d sini tidak terganggu.
Sementara, terkait persoalan garam yang menjadi potensi desa ini adalah masalah kurang modal dan teknologi dan pengelolaan bisnisnya. Untuk itu, pasangan Rindu (Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul), kata Kang Emil, punya program satu desa, satu perusahaan. Hal ini untuk memberdayakan nelayan yang sudah sepuh yang sekarang aktif sebagai petani garam, bisa tetap berpenghasilan dengan bisnis ikan asin dan produksi garam.
Kang Emil menjelaskan, modal untuk program satu desa satu perusahaan akan didukung oleh kredit mesra (Mesjid Sejahtera), yakni kredit tanpa bunga, tanpa agunan, dengan nilai pinjaman maksimal Rp 30 juta. Program ini bekerja sama dengan BPR.
"Warga yang mau pinjam tinggal datang ke masjid, minta rekomendasi ketua DKM," ucap Wali Kota Terbaik 2017 versi Kemendagri ini.
Kang Emil mengungkapkan, konsep warga desa Mandiri di Cirebon. Menurut dia, warga di desa itu mengumpulkan sampah plastik, dicacah, lalu dijual. Dari penjualan cacahan plastik itu, mereka mengantongi pendapatannya sekitar Rp 2 juta - Rp 3 juta.
"Nah, di Desa Dadap ini juga harus ada kegiatan bisnis yang mensejahterakan warga desa. Sehingga orang desa tidak harus urbanisasi ke kota, karena desa memberikan pekerjaan dan penghasilan yang tidak kalah dengan orang kota," ucap Kang Emil.
Usai dialog dengan para nelayan, Kang Emil yang didampingi oleh Ketua DPD NasDem Indramayu Eryani Sulam, anggota DPRD NasDem Indramayu Junaidi, danKetua Kelompok Nelayan Dadap, Indramayu Zubedi melihat langsung area kampung yang terkena abrasi di Desa Dadap.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menggunakan kapal tradisional, Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil menyambangi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/11).
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas umum di daerah tersebut jika terpilih sebagai gubernur.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyusuri jalan dan gang kecil untuk mendengarkan masukan dan aspirasi warga.
Baca SelengkapnyaJanji itu disampaikan Kaesang ketika bertemu dan mendengarkan keluhan nelayan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Tasikagung, Rembang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSaat blusukan, dia menerima keluhan soal saluran got dan sungai yang tersumbat, sehingga kerap menyebabkan banjir di kawasan sekitar saat musim penghujan tiba.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menjelaskan,kedatangannya ke rumah-rumah warga karena ingin belanja masalah
Baca SelengkapnyaGibran dan Dico juga menanyakan harga kebutuhan pokok serta menampung masukan.
Baca SelengkapnyaCawapres Gibran melanjutkan kampanye mendatangi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan dengan belusukan ke rumah-rumah warga.
Baca SelengkapnyaAndika M Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi) menegaskan komitmennya pada peningkatan kesejahteraan nelayan.
Baca SelengkapnyaPara nelayan mengharapkan pemerintah Jakarta bisa membantu modal bagi mereka.
Baca SelengkapnyaIa ingin agar adanya kemudahan regulasi untuk para nelayan
Baca Selengkapnya