Kapolda Kaltim mengaku diminta PDIP duet dengan Syaharie Jaang
Merdeka.com - Kapolda Kalimantan Timur (Kaltim) Irjen Pol Safaruddin membantah ada upaya kriminalisasi terjadap bakal calon Gubernur Kaltim Syaharie Jaang, seperti yang dituduhkan DPP Partai Demokrat.
Beberapa kali Jaang diperiksa Bareskrim sebagai saksi terkait kasus pemerasan di terminal peti kemas (TPK) Palaran, Samarinda.
"Kalau bicara itu, itu yang tangani Bareskrim mas. Tidak ada kriminalisasi," kata Safaruddin kepada merdeka.com, Kamis (4/1) malam.
-
Siapa yang pimpin Pemprov Kaltim? Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kaltim, Yusliando menuturkan, kinerja pelaksanaan pembangunan daerah sesuai denganRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018 - 2023 berjalan cukup baik.
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Bagaimana Kapolda Jateng menanggapi kasus Sukolilo? 'Salah satu penegak hukum adalah Polisi, Polri adalah representasi negara di masyarakat, Kita ndak boleh main hakim sendiri. Kita (masyarakat) tidak boleh bertindak seperti Polisi. Kalau ada permasalahan lapor polisi,' tegasnya.
-
Siapa calon Gubernur Jatim 2024? Nama petahana Khofifah Indar Parawansa diperkirakan jadi unggulan di Pilgub Jatim kali ini.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk Pilgub Jatim? 'Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,' ucap Hasto.
-
Siapa yang di dampingi Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
Safaruddin juga menepis adanya anggapan dia melobi Mabes Polri, untuk menjegal calon Demokrat di Pilgub Kaltim itu. Dia menceritakan proses yang terjadi saat dirinya mendaftar maju Pilgub lewat PDIP.
"Lobi apa? Jadi saya pikir begini ya. Ada yang bilang dipaksa atau bagaimana. Saya pikir pemaksaan tidak ada. Justru awalnya saya dengan Pak Jaang itu, awalnya Pak Jaang kan juga mendaftar di PDIP," ujar Safaruddin.
Safaruddin melanjutkan, PDIP mengabarkan, tentang peluangnya jika maju bersama Syaharie Jaang. "Habis itu PDIP kasih tahu saya, Pak Jaang mau pasangan dengan kamu. Bapak mau? Saya sih perintah saja asal partai mau, saya mau," sebut Safaruddin.
"Saya hubungi Pak Jaang, katanya mau pasangan dengan saya? Kalau gitu kita sama-sama ke PDIP. Tidak ada paksaan mas," tegas Safaruddin.
Safaruddin mengaku saat itu, sepakat berpasangan dengan Syaharie Jaang, yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Kalimantan Timur.
"Itu saya sendiri sepakat pasangan. Saya itu kalau dikatakan memaksa, kapan sih maksanya? Omongan saya apa, terus waktunya kapan dan dimana?" ucap Safaruddin.
Sebelumnya, PDIP membantah telah memaksa Syaharie Jaang untuk menggandeng Safaruddin sebagai cawagubnya. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim partainya tidak pernah memakai cara pemaksaan dalam mencalonkan seseorang di Pilkada.
"Oh tidak ada. Bahkan Pak Djarot sebagai Plt Ketua DPD yang saat itu bertemu dengan Jaang, PDIP tidak suka memaksa," katanya di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (4/1).
Menurutnya, PDIP selalu menggunakan mekanisme yang baik dalam proses memutuskan pasangan calon di Pilkada.
"Semuanya harus dengan proses yang baik, enggak ada cinta paksaan di PDIP, yang ada semuanya penuh dengan romantika meski ada dinamikanya," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menyebut kepala daerah PDIP ditekan Kapolda Jatim agar tak fokus mendukung Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaKhofifah mengaku sudah dua kali bertemu dengan Ketua DPP PDIP Said Abdullah.
Baca SelengkapnyaTim hukum Andika-Hendi mendapat informasi akan ada pertemuan sejumlah kepala desa di Pemalang untuk diarahkan memilih paslon tertentu di Pilkada Jateng.
Baca SelengkapnyaDasco menegaskan tidak pernah ada pembahasan duet Anies-Kaesang di internal koalisi.
Baca SelengkapnyaKhofifah bertemu petinggi PDIP Said Abdullah membahas Pilkada Jawa Timur sebelum diusung Partai Gerindra.
Baca Selengkapnyaasco menyebut, jika ada kecurangan dibuktikan di Bawaslu.
Baca SelengkapnyaSebagai partai pertama yang mendorong Khofifiah sangat merekomendasikan kepada PDIP untuk berkoalisi.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tidak ada yang berhak merasa akan dipilih menjadi cawapres Ganjar usai bertemu Megawati.
Baca SelengkapnyaPAN menegaskan, Jokowi tak pernah ikut campur dalam urusan Pilkada Serentak 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP bahkan sudah berkomunikasi dengan Partai Gerindra dan PAN.
Baca SelengkapnyaDia merasa aneh sampai sekarang masih ada pihak yang menggunakan narasi parcok terlibat dalam kontestasi politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, tidak masalah jika partai koalisi di tingkat nasional punya koalisi berbeda di tingkat daerah.
Baca Selengkapnya