Karakter sama, pasangan Jokowi-JK dinilai tak cocok maju Pilpres
Merdeka.com - Mantan cagub DKI, Faisal Basri menilai Jusuf Kalla (JK) tak cocok jika dipasangkan dengan capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Sebab, Jokowi dan JK mempunyai latar belakang dan karakter yang hampir sama.
"Jokowi dan JK mempunyai latar belakang yang sama. Keduanya berasal dari pengusaha, selalu ingin cepat menyelesaikan masalah," ujar Faisal saat ditemui di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/4).
Lihat juga berita tentang Pilpres di Liputan6.com
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Faisal mengakui JK memang memiliki banyak kelebihan. Namun kelebihan tersebut dimiliki juga oleh Jokowi. Keduanya, menurut Faisal tidak bisa saling melengkapi jika dipasangkan.
Untuk memilih pasangan, Faisal Basri memberikan 3 kriteria bagi calon pendamping Jokowi. Ketiga kriteria tersebut yakni wakil yang visioner, memiliki wawasan luas serta mempunyai pengalaman mengelola perekonomian.
"Pak Jokowi harus memilih wakil yang bisa saling melengkapi. Yang pertama, Jokowi harus memilih wakil yang visioner, yakni dia tahu ke mana negeri ini akan dibawa 50 sampai 100 tahun ke depan. Harus bisa menjadi semacam navigator," jelas dia.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Sekjen Partai Amanat Nasional tersebut mengatakan, Jokowi mempunyai kecenderungan menyelesaikan masalah dengan cepat. "Pendampingnya harus memiliki karakter yang melengkapi kekurangannya," imbuhnya.
Selain visioner, Faisal menyarankan agar Gubernur DKI Jakarta tersebut memilih wakil yang mempunyai wawasan luas, terutama wawasan luar negeri. Mengenai wawasan luar negeri, menurut Faisal cawapres mantan wali kota Solo tersebut harus bisa memberi masukan terkait perekonomian internasional.
"Kedutaan besar RI di luar negeri nantinya harus bisa menjadi intelejen ekonomi. Itu penting, agar penetrasi Indonesia di pasar luar negeri bisa lebih kuat," pungkasnya.
Sementara kriteria ketiga, lanjut Faisal, cawapres Jokowi harus mempunyai pengalaman mengelola perekonomian.
Faisal menuturkan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus. Ekspor di Indonesia, kata Faisal, masih sangat minim, dan harus ditingkatkan. "Tantangan terbesar bangsa ini dimasa mendatang adalah di bidang ekonomi. Jadi memerlukan perhatian khusus," ucapnya. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya sempat berpasangan hingga duduk menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menilai Jokowi dan Ganjar memiliki karakteristik sama dengan menyapa langsung masyarakat yaitu blusukan.
Baca SelengkapnyaEfriza mengatakan, Kaesang memang lebih cocok bersama Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo dinilai punya dua kelebihan dari bakal capres lainnya. Dua kekuatan ini yang diyakini mampu memenangkan Ganjar dari Prabowo dan Anies.
Baca SelengkapnyaJK berpesan keduanya harus siap menghadapi setiap masalah yang terjadi ke depan.
Baca Selengkapnyasaat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Baca SelengkapnyaTingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons mengenai sang anak Kaesang Pangarep untuk maju di Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJK juga menyinggung situasi yang terjadi saat debat kemarin tak berbeda jauh pada debat Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca Selengkapnya