Kasus Setnov gerus wibawa Golkar, elektabilitas di Jabar tinggal 12 persen
Merdeka.com - Dugaan keterlibatan Ketua Umum Golkar Setya Novanto dalam kasus megakorupsi e-KTP dinilai berpengaruh besar menurunkan elektabilitas partai berlambang beringin ini. Namun tak hanya itu, kasus ini juga dinilai menggerus wibawa partai.
Demikian disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Senin (20/11). Dedi mengatakan, khusus di Jawa Barat, elektabilitas Golkar turun drastis dari sebelumnya 18 persen kini turun 6 persen dan menjadi hanya 12 persen.
"Jabar sendiri dulu masih bisa bertahan di angka 18 persen. Tetapi dua bulan terakhir turun 6 persen menjadi 12 persen," ujar Bupati Purwakarta ini.
-
Kenapa Setya Novanto disebut sebagai korban dalam kasus e-KTP? 'Partai Golkar itu menjadi korban dari e-KTP, jadi saya no comment. Jelas ya, korban e-KTP siapa? (Setnov) ya sudah clear,' pungkasnya.
-
Siapa yang dituduh meminta KPK menghentikan kasus e-KTP Setya Novanto? Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo soal Jokowi telah meminta dirinya untuk menstop kasus e-KTP dengan terpidana Setya Novanto (Setnov).
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Dua faktor penyebab terjunnya elektabilitas ini yaitu kasus e-KTP dan rekomendasi calon gubernur yang tak tepat di Jawa Barat. Saat ini yang harus dilakukan partainya kata Dedi ialah mengatasi faktor penyebab yang pertama.
"Saya kesampingkan dulu faktor yang kedua. Tetapi faktor yang kedua itu yang lebih penting. Dan kalau kita melihat apa yang terjadi di masyarakat, perkembangan di medsos, pembicaraan publik, harus secepatnya Golkar mengambil langkah-langkah agar partai ini segera keluar dari sebuah kemelut yang akan semakin menggerus wibawa dan elektabilitas partai," jelasnya.
Penurunan elektabilitas secara nasional terjadi dalam enam bulan terakhir. Untuk mengatasi ini, menurut Dedi partai harus mengikuti kehendak publik. "Kita sudah memahami bahwa dalam enam bulan terakhir Partai Golkar mengalami penurunan elektabilitas secara tajam secara nasional," jelasnya.
Peningkatan elektabilitas bisa diselesaikan lewat kepemimpinan baru di tubuh Golkar. "Yang kedua adalah kinerja kader-kader yang kembali memiliki vitamin baru untuk turun kepada masyarakat dan punya percaya diri yang kuat," sebutnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam survei LSI Denny JA mengungkap empat alasan mengapa elektabilitas Ganjar melorot di Jateng.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaElektabilitas keduanya bisa naik dan Prabowo-Gibran bisa turun ketika ada hal khusus.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar meraih 23.208.654 atau 15,28 persen suara di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPolitikus Golkar Meutya Hafid menilai ada empat faktor yang membuat suara Partai Golkar naik signifikan di Pileg 2024.
Baca SelengkapnyaSelisih Golkar dan juara bertahan PDIP hanya tipis
Baca SelengkapnyaGerindra unggul dengan capaian elektabilitas 21,2 persen.
Baca Selengkapnya