Kata warga tentang persaingan para capres yang kian memanas
Merdeka.com - Menjelang pemilihan presiden pada 9 Juli nanti, pertarungan dua pasangan capres dan cawapres semakin sengit. Sengitnya pertarungan dua kandidat itu terlihat jelas dari kedua timses pasangan yang saling memberikan serangan-serangan secara frontal jelang pencoblosan nanti.
Terakhir isu komunis yang dihembuskan oleh tvOne untuk menyerang pasangan Jokowi - JK . Tak ayal, isu ini membuat pendukung pasangan itu geram dan menyegel kantor tvOne di Yogyakarta.
Serangan-serangan yang dilakukan timses kedua pasangan pun mendapat pandangan berbeda oleh masyarakat. Merdeka.com mencoba merangkum beberapa pendapat masyarakat mengenai serangan yang dilakukan kubu timses kedua pasangan tersebut.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang melakukan serangan? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
-
Apa penyebab perselisihan hasil pemilu? Perselisihan hasil pemilu merujuk pada ketidaksepakatan atau konflik yang timbul terkait dengan proses pemilihan umum.
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
-
Apa yang dituduhkan ke Prabowo terkait Pilpres 2014? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
Berikut tanggapan masyarakat mengenai perseteruan antara Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK dalam Pilpres 2014, yang dirangkum merdeka.com, Rabu (2/7):
Kedua capres tak beri pendidikan politik baik
Rupanya strategi kedua pasangan jelang pencoblosan 9 Juli mendatang ditanggapi dingin oleh beberapa kalangan masyarakat. Salah satunya, Anugrah Dian Pratama (25), yang mengaku gerah dengan cara pertarungan kedua pasangan jelang Pilpres 9 Juli mendatang. Menurut Anugrah, maraknya perseteruan antara kedua capres dan cawapres tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Bahkan sudah melebar dari alur visi dan misi pasangan.Anugrah mengatakan, saat ini yang terlihat perselisihan yang kuat lewat strategi timses masing-masing. Akibatnya, Dian kurang memahami tentang visi dan misi yang dimiliki oleh calon pemimpin Indonesia di lima tahun mendatang itu."Saya hanya melihat keburukan-keburukan yang ada dari masing-masing kandidat ini dan itu membuat seakan-akan pilpres ini seperti buah simalakama," kata Anugrah saat ditemui merdeka.com Rabu malam. Mahasiswa S2 itu menuturkan, masih bimbang terhadap kedua capres, sebab kedua capres memiliki kekurangan masing-masing. Menurutnya, pasangan nomor urut satu diduga pernah terlibat pelanggaran HAM, sedangkan nomor urut dua mudah disetir partainya."Jika memilih kandidat nomor satu Indonesia akan memiliki pemimpin yang pernah melanggar HAM. Hal itu juga berlaku jika memilih kandidat nomor dua, Indonesia memiliki capres 'boneka'," ujar Anugrah.
Rakyat tak punya pilihan
Sebut saja N (26) salah satu PNS ini mengaku pusing bukan kepalang dalam memilih capres dan cawapres pada pilpres 9 Juli nanti. Menurutnya, pilpres yang hanya dihadirkan dua pasangan membuat masyarakat tak mempunyai pilihan lain. Padahal serangan kedua timses selama ini membuat masyarakat menjadi semakin malas dalam memberikan suaranya. Kendati begitu, dia memastiak akan tetap memberikan suaranya."Indonesia belum pernah punya dua calon, yang ada tahun 2004 itu ada lima calon, kemudian pada 2009 ada tiga calon. Jadi kalau orang mau nyerang lawannya ya jadi susah, beda lagi sama tahun ini yang terbilang gampang," tuturnya.
Kedua capres sama-sama buruk
Menurut Alifka Gaung Ryanda (20) perseteruan antara kubu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK makin kompetitif. Masing-masing kandidat memiliki kekurangan dan kelebihannya dalam hal memimpin bangsa ini.Meskipun kedua pasangan memiliki kekurangan, dancer ini mengaku, sudah memiliki kandidat yang akan ia pilih pada 9 Juli mendatang."Kalau pilihan, ya ada dong," kata Alifka yang enggan mau menyebutkan pilihannya.
Kedua capres seperti anak-anak
Pendapat berbeda diberikan ibu rumah tangga ini. Menurut Farach Zhachqilah (21), perseteruan kedua pasangan semakin lucu dan penuh tantangan. Ibu satu anak ini mengatakan, semakin hari kedua kandidat seperti kekanak-kanakan. Hal itu terlihat pada debat capres beberapa waktu lalu, salah satu kandidat terlihat berwibawa, tetapi justru menuruti opini lawannya. Sementara kandidat yang satu sebenarnya bagus, namun terkadang prinsipnya tidak dimengerti."Kandidat yang satu menjaga image banget, yang satu lagi malah sok merakyat. Kan jadi lucu," kata Farach.
Kedua capres beri pemahaman politik baru
Dedy Azhar (26) menilai, perseteruan antara kedua capres merupakan hal yang wajar. Menurutnya, masing-masing kandidat saling menyerang dan berargumen sehingga menciptakan dinamika politik yang dapat dimaklumi.Namun, menurut pengusaha ini yang menjadi masalah besar adalah blower-nya, yakni media yang tidak terkontrol. Media memiliki peran untuk menggerakkan opini masyarakat terutama yang muncul. "KPI dan Bawaslu seperti lembaga tanpa “gigi”, konflik kampanye antara kedua kubu tidak sehat, sehingga media menjadi alat politik," tuturnya.Ia juga menganggap gagalnya lembaga negara sebagai regulator dalam memberikan fungsi kontrol pada media, baik tv, cetak, online, dan sebagainya. Menurutnya, hal ini menjadi PR bagi pemerintah agar dapat memberikan wewenang lebih kepada KPI, fokus kepada media yang menjadi alat politik. (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warganet dihebohkan dengan aksi dua pria di Palembang yang saling tantang di media sosial. Pemicunya karena keduanya berbeda pilihan pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaSalam empat jari lambang persatuan pendukung capres nomer urut 1 dan 3.
Baca SelengkapnyaSuasana debat kedua Pilkada Sumatera Utara memanas. Tidak hanya di antara dua pasangan calon gubernur dan calon gubernur, tapi juga di antara pendukungnya.
Baca SelengkapnyaMereka pun memberikan support atau dukungan dengan memberikan tepuk tangan.
Baca SelengkapnyaSesi break seusai segmen kedua, masing-masing pendukung kedua paslon saling meneriakkan yel-yelnya.
Baca SelengkapnyaMomen lumayan panas, terjadi ketika Anies dan Prabowo keras beradu argumen terkait pembahasan demokrasi.
Baca SelengkapnyaSetelah memiliki nomor urut, para paslon akan memulai kampanye per 25 September - 23 November.
Baca Selengkapnya"Di elite, mereka boleh mesra dan harmonis, tapi di grassroot ya kalau kita lihat atmosfernya malah mereka mesra dengan 02."
Baca Selengkapnya