Kekecewaan PDIP & Gerindra pada Bupati Trenggalek, Emil maju Pilgub Jatim
Merdeka.com - Emil Elestianto Dardak dan Mochamad Nur Arifin didukung tujuh partai koalisi saat menang pemilihan Bupati Trenggalek 2015 lalu. Ketujuh partai tersebut adalah Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PDI Perjuangan, PPP, PAN, dan Partai Hanura.
Selasa (21/11), Emil menyatakan maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi calon gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Khofifah-Emil didukung partai koalisi Golkar dan Demokrat, ada juga juga partai yang mendukung mereka namun belum deklarasi.
Keputusan Emil tersebut membuat PDIP dan Gerindra naik pitam.
-
Bagaimana komunikasi Gerindra dengan Ganjar? 'Adapun soal komunikasi kami dengan pak Ganjar setahu saya komunikasi tetap terjalin dengan baik antarpetinggi-petinggi partai Gerindra dengan pak Ganjar, enggak ada masalah ya dan sikap oposisi juga bukan merupakan pilihan yang salah ya, yang tidak baik,' ujar dia.
-
Kenapa Gibran enggan menanggapi soal Jokowi sebagai pemimpin koalisi? Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi bakal pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa yang terjadi dengan Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kenapa Gerindra tidak akan menjadi mayoritas di kabinet Prabowo-Gibran? 'Ya dari Gerindra sedikit lah (jumlahnya),' kata Dasco di Plataran Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
-
Bagaimana Annisa berinteraksi dengan kader Gerindra? Annisa juga berinteraksi langsung dengan kader dan simpatisan Partai Gerindra untuk menyusun strategi untuk kemenangan Ketum Gerindra Prabowo di Banten II.
-
Kenapa Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDIP pada pekan ini. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, partainya tidak ada refleksi khusus dalam rakernas karena ketidakhadiran Jokowi.'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Ketua Bidang Dewan Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Komarudin Watubun menegaskan, Emil Dardak telah melanggar kode etik kepartaian. Emil dianggap melanggar kode etik partai karena maju Pilgub Jawa Timur (Jatim) mendampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dengan menggunakan kendaraan partai lain.
"Jelaslah (melanggar) masak sama-sama sudah dapat KTA (Kartu Tanda Anggota) PDIP tiba-tiba ninggalin PDIP, terima partai lain, dan dari segi ukuran etika juga tidak pantas," kata Komarudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).
Komarudin menjelaskan, tidak bisa satu orang memiliki dua KTA partai. Jika nantinya terbukti memiliki dua KTA dan telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Emil Dardak kemungkinan akan dipecat.
"Tapi nanti kalau sudah resmi deklarasi, kalau sudah resmi mendaftar di KPU maka partai harus memecat yang bersangkutan. Tidak mungkin satu orang memiliki dua keanggotaan saya tidak tau partai lain, kalau di PDIP ya PDIP kalau sudah memilih KTA partai lain harus kita pecat," ungkapnya.
Senada dengan PDIP, Ketua DPC Partai Gerindra Trenggalek, Nur Hadi mengaku kecewa kepada Emil karena Gerindra tak pernah diajak berkomunikasi terkait langkah politiknya tersebut. Dia menegaskan masyarakat Trenggalek hanya dijadikan sebagai 'kelinci percobaan' oleh Emil.
"Kita kasihan untuk timnya maupun pemilih-pemilihnya yang kemarin getol mendudukkan dia sebagai bupati, mengusung dia juga tapi ya hari ini tahu-tahu dia jadi L2 (Cawagub). Kalau dia sekarang lari dari kenyataannya itu, masyarakat Trenggalek hanya dijadikan 'kelinci percobaan' juga ini," tegasnya.
Nur Hadi menegaskan Gerindra sangat kecewa dengan langkah politik Emil yang meninggalkan tugasnya sebagai bupati Trenggalek demi tujuan Pilgub Jawa Timur.
"Kalau dikatakan kecewa, betul kecewa. Kita tidak pernah diajak komunikasi dan kinerjanya juga belum bisa, belum nampak. Tidak menyentuh gitu lho. Ya itulah Emil, ya kasihan lah," katanya kecewa.
Seperti diketahui, Selasa (21/11) lalu, Emil resmi direkomendasi Partai Demokrat untuk mendampingi Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jawa Timur. Kemudian sehari setelahnya, giliran Partai Golkar menurunkan SK-nya untuk mengusung Emil sebagai bakal Cawagubnya Khofifah.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra tidak bisa mencalonkan Dedi Mulyadi sendiri. Sehingga akan berkomunikasi dengan partai-partai lain.
Baca SelengkapnyaPDIP bahkan sudah berkomunikasi dengan Partai Gerindra dan PAN.
Baca SelengkapnyaKhofifah mengaku sudah dua kali bertemu dengan Ketua DPP PDIP Said Abdullah.
Baca SelengkapnyaDedi Mulyadi mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membahas Pilkada Jabar
Baca Selengkapnya"Cuma kalau keputusannya di Gerindra setelah melihat, itu ada di Pak Prabowo ya, yang akan memutuskan," kata Habiburokhman
Baca SelengkapnyaGerindra menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaDia menyatakan siap berkontestasi pada November 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKhofifah mengaku sudah nyaman berduet dengan Emil Dardak di Jatim.
Baca SelengkapnyaBanyak pihak meyakini, jika RK didukung untuk Pilkada Jakarta, maka peluang Dedi Mulyadi di Jabar terbuka lebar.
Baca SelengkapnyaPDIP menyatakan tidak takut dengan keputusan Gerindra mengusung Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di Pilkada Jateng.
Baca SelengkapnyaEmil Dardak Ungkap Dapat Mandat dari Demokrat Dampingi Khofifah Lagi di Pilkada Jatim
Baca SelengkapnyaPengurus Partai Gerindra Jawa Barat menyebut ada dua nama yang dipertimbangkan untuk diusung, yakni Dedi Mulyadi dan Taufik Hidayat.
Baca Selengkapnya